karna dalam pengaruh obat, membuat Ameena terpaksa menghabiskan malam dengan pria asing yang tidak dikenalnya.
Pria itu adalah Satria Wijaya, seorang kurir paket yang kebetulan akan mengantarkan barang ke hotel tempat Ameena menginap.
Kehidupan Ameena setelah malam itu berubah 180 derajat. Ameena terpaksa menikah dengan Satria karna telah tumbuh kehidupan baru dalam rahimnya.
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus kisah Ameena dan Satria ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Restu
"Maaf aku mengecewakanmu ya? Aku lupa kalau kau adalah tuan putri dari keluarga konglomerat. Mana pantas naik sepeda motor bututku ini." Satria memasang wajah sedihnya.
"Ah, enggak gitu kok. Aku gak masalah sama sekali naik motor ini. Ayo kita berangkat!" Ameena naik lebih dulu ke atas motor milik Satria.
"Ayo." kemudian Satria menyusul Ameena. Keduanya berangkat menuju kediaman keluarga Bagaskara sembari berboncengan motor.
"Jadi seperti ini rasanya naik motor, tidak seburuk yang akau bayangkan." Ameena menikmati perjalanan mereka, tangannya direntangkan lebar-lebar, menikmati angin sejuk yang menerpa tubuhnya. Saking senangnya Ameena sampi bersenandung, menyanyikan lagu-lagu favoritnya.
"Ini pertama kalinya kau naik motor ya?" Satria tersenyum simpul melihat tingkah Ameena lewat kaca spion motor bututnya.
"Hem. Ini pertama kalinya dan ternyata sangat menyenangkan." balas Ameena antusias.
***
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, akhirnya mereka berdua tiba di kediaman keluarga Bagaskara.
"Nona Ameena akhirnya anda pulang juga, semua orang sangat mengkhawatirkan anda karna anda tiba-tiba menghilang dari rumah." kepulangan Ameena disambut hangat oleh bu Jum, kepala pelayan di sana.
"Benarkah semua orang mengkhawatirkan aku?" Ameena pikir semua orang akan senang jika dia menghilang.
"Tentu saja nona. Bahkan tuan Daniel dan nona Jessy juga ikut mencari anda semalaman. Sekarang saja mereka masih ada di dalam." beritahu bu Jum.
"Jessy? Dia juga mengkhawatirkan aku?" Jessy adalah sahabat lama Ameena yang sempat berseteru dengannya dan sudah bertahun-tahun tidak bertemu.
"Benar nona. Begitu mendengar kabar tentang anda yang telah menghilang, nona Jessy langsung ikut mencari anda dengan yang lainnya." ucap bu Jum.
"Apa Dera juga ada? Apa Dera ikut mencariku?" tanya Ameena.
"Tidak ada nona." balas bu Jum apa adanya. Wajah Ameena nampak sedih mendengar jawaban wanita paruh baya itu.
"Nona, siapa pria muda ini?" tatapan bu Jum tertuju pada Satria.
"Dia..." Ameena tampak ragu-ragu untuk memperkenalkan Satria pada bu Jum.
"Aku Satria. Calon suami Ameena." Satria memperkenalkan dirinya sendiri dengan penuh rasa percaya diri.
"Apa?! Calon suami?! Bukannya calon suami nona Ameena adalah tuan Daniel." pekik bu Jum dengan mata membelalak.
"Ceritanya panjang bu, nanti juga bu Jum akan tahu sendiri." Ameena menggenggam tangan kepala pelayan yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri.
"Ya sudah, lebih baik nona Ameena masuk saja sekarang. Supaya semua orang tidak khawatir lagi. Nyonya Rinjani terus menangis semalaman karna mengkhawatirkan anda." kata bu Jum.
"Baik bu." balas Ameena.
"Ayo Satria." Ameena menggenggam tangan Satria. Kemudian keduanya masuk ke dalam rumah sembari bergandengan tangan.
***
Begitu tiba di dalam rumah, Ameena langsung disambut hangat oleh Rinjani.
"Ameena, akhirnya kau pulang nak." Rinjani memeluk sang putri dengan erat.
"Mama, maafkan aku karna telah membuat mama khawatir." Ameena membalas pelukan sang mama.
"Ameena, kau darimana saja sayang? Maafkan papa jika sikap papa kemarin terlalu keras." ucap Arjuna.
"Tidak pah, aku yang harusnya minta maaf karna telah membuat papa kecewa." Ameena melerai pelukannya dari sang mama, kemudian beralih memeluk sang papa.
"Ameena, syukurlah kau baik-baik saja." ucap Jessy pula.
"Jessy, kau ada di sini juga? Maaf telah membuatmu ikut repot seperti ini." lirih Ameena setelah pelukan dengan sang papa terlerai.
"Tidak repot kok, kita kan sahabat." Jessy dan Ameena saling memeluk untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun mereka berdua terlibat perang dingin.
"Kau tidak mau memeluk aku juga Ameena? Aku juga sangat mengkhawatirkanmu seperti yang lain." ucap Daniel.
"Ehem!" Satria berdehem sebelum Daniel sempat memeluk Ameena.
"Siapa pria itu? Apa dia tukang ojeg yang mengantarmu pulang?" Daniel menatap Satria dengan sinis.
"Ini ambilah, terima kasih sudah mengantar tunanganku pulang." Daniel menyerahkan 2 lembar uang sepuluh ribuan pada Satria.
"Maaf aku tidak terima uang receh! Apalagi uang yang di dapat dengan cara tidak halal." tepis Satria.
"Ck. Apa maksudmu dengan uang tidak halal?! Memangnya siapa kau berani bersikap kasar terhadapku? Apa kau tidak tahu siapa aku?!" Daniel tak terima dengan sikap Satria.
"Kau sendiri jauh lebih paham dengan maksud dari ucapanku." balas Satria dengan wajah datarnya.
"Kau!" Daniel bersiap untuk memukul Satria, namun ia menahannya karna tidak mau di cap buruk oleh semua orang.
"Satria?" Jessy sangat mengenal Satria, karna mereka pernah kuliah di kampus yang sama saat mereka kuliah di Amerika dulu. Namun Satria memberi isyarat agar Jessy diam dan berpura-pura tidak mengenalinya.
"Semuanya perkenalkan. Dia adalah Satria, calon suamiku." beritahu Ameena pada semua orang.
"Calon suami?" beo Daniel dengan rahang yang mengeras.
"Jadi kau meninggalkan aku hanya demi pria miskin seperti dia?" Daniel semakin tidak menyukai Satria.
"Papa, Satria adalah ayah dari janin yang sedang aku kandung. Jadi tolong restui hubungan kami." Ameena memohon pada papa Arjuna.
"Halo om, lama kita tidak bertemu ya?" Satria menjabat tangan papa Arjuna.
"Halo tante." Satria juga menjabat tangan mama Rinjani.
"Ameena, apa kau yakin dengan keputusanmu? Pikirkan baik-baik sebelum mengambil keputusan." ucap mama Rinjani.
"Aku yakin mah, Satria adalah orang yang baik. Dia mau mempertanggung jawabkan perbuatannya walaupun malam kelam itu terjadi karna kesalahan kami berdua, khususnya aku yang merayu Satria lebih dulu." Ameena meyakinkan mama Rinjani.
"Satria, ayo bicara!" Ameena menyikut lengan Satria karna sedari tadi pria itu hanya diam saja.
"Yang diucapkan Ameena benar om, tante. Jadi kami mohon, tolong restui hubungan kami." mohon Satria pula.
"Kau yakin ingin menikahi putriku?" tanya Arjuna.
"Yakin om." jawab Satria lugas.
"Baiklah. Jika itu sudah menjadi keputusan kalian berdua, papa akan merestuinya." ucap papa Arjuna.
"Benarkah!" Pekik Ameena.
Ameena tak pernah menyangka, ternyata semudah itu meminta restu pada sang papa.
Bersambung.