Suami Dadakan

🌻🌻🌻

Reza terus memaksa seluruh karyawan hotel untuk segera menemukan istrinya, karna ia tak berani membayangkan Khumairahnya sendiri di tengah jalan tanpa membawa apapun!

Tuhan, kau bisa ambil segalanya ! tapi ku mohon jangan ambil istriku.

berikan ia jalan pulang kembali padaku...

Lirih Reza dalam hatinya, lagi-lagi ia menyeka air mata yang terus membanjiri wajah tampannya. Rasa lelah tak lagi ia rasakan bajunya yang mulai mengering kini kembali basah Karna keringatnya sendiri.

"Ayo, Ra.. kamu bisa pulang kan? aku disini nunggu kamu sayang!!"

Reza yang tak lagi mampu berdiri akhirnya di bawa oleh para petugas menuju kamarnya, ia di baringkan diatas kasur agar bisa beristirahat.

Tubuh Reza kini terasa melayang, hatinya sakit dan dadanya sesak, otaknya terus berfikir dimana istrinya kini berada.

Hanya lelehan air mata dan rasa bersalah yang menemaninya malam ini.

*****

"Istirahatlah dulu, besok kita fikirkan lagi" ucap Ricko didepan pintu kamar hotel Melisa.

"Terima kasih banyak" Melisa tersenyum kemudian menundukkan wajahnya.

"Jangan sungkan, sampai bertemu besok"

Ricko melangkah pergi menuju kamarnya sendiri dan Melisa masuk kedalam kamarnya juga, kamar yang tak begitu luas namun terasa nyaman.

Mas Reza dimana?

Mas Reza inget aku gak?

Aku mau pulang...

Gadis malang itu terisak di tengah tempat tidur, ia tak bisa membaringkan tubuhnya karna bayangan suaminya saat menggendong wanita lain terus berada di pelupuk matanya, ia terus menangisi kejadian hari ini, bagaimana bisa Reza mengingkari janjinya untuk tidak meninggalkannya sendiri, ditempat yang sangat asing baginya.

Beruntunglah Tuhan masih berbaik hati mengirim Ricko padanya malam ini.

"Entah aku harus marah atau tidak padamu,Mas yang ku tau aku kecewa padamu!" gumam Melisa sebelum ia memejamkan matanya yang terasa berat Karna lelah menangis.

Sayup-sayup terdengar suara ketukan pintu yang membuat Melisa terperanjat kaget.

Ia memegang kepalanya yang pusing sembari mengucek kedua matanya, ia mengumpulkan sisa-sisa tenaga untuk bangun dan membuka pintu..

"Ricko" sapanya dengan Suara serak khas bangun tidur.

"Pagi, bagaimana tidur mu?" tanya Ricko yang masih berdiri di depan pintu.

"Lumayan, tapi kepalaku sakit" ucap Melisa sambil memijit dahinya.

"Akan kupesankan sarapan dan obat untukmu" jawab Ricko sedikit khawatir.

"Boleh aku masuk?" pinta Ricko yang sedari tadi hanya berdiri tanpa dipersilahkan masuk.

"Eh, maaf... tapi aku tak bisa membawamu masuk, ini kamar hotel. lagipula tak ada ruang tamu" ucap Melisa hati-hati sambil menunduk merasa tak enak hati.

"Baiklah, aku mengerti, nanti setelah Kamu baikan kita ngobrol lagi, sekarang kembalilah istirahat, maaf mengganggumu"

Ricko dengan langkah beratnya kembali kekamarnya sendiri membawa rasa kecewa.

setelah kepergian Ricko, Melisa duduk ditepi ranjangnya, ia mengusap kasur bersepre putih itu dengan lembut.

"Malam ini pertama kalinya aku tidur tanpamu, dan bangunpun tanpamu, Mas.. apa kamu sedang mengharapkan ciuman selamat pagi dariku yang biasanya ku berikan untukmu"

Lelehan air mata kembali membasahi wajahnya, ia sangat merindukan suaminya yang selalu berada didekatnya..

Aku mau pulang...

___________________________

Dengan wajah yang berantakan Reza bangun dari kasurnya menuju kamar mandi, matanya yang sangat sembab membuatnya susah meraba arah yang ia tuju.

Ia tak tidur semalam, hanya bayangan istrinya yang menemaninya hingga pagi.

"Aku akan cari kamu, Ra!" lirih Reza setelah bersiap kemudian ia pergi keluar dari kamar hotelnya.

Arah tujuannya adalah toko ponsel, ia butuh benda pipih itu untuk melacak keberadaan istrinya, selesai dengan urusan ponsel ia kembali menuju mobilnya, ia tekan beberapa angka dilayar itu hingga panggilan pun tersambung.

"Gimana?" tanya Reza pada seseorang disebrang sana.

"Lumayan baik,nanti sore udah bisa pulang" jawab sahabatnya,Ardi.

"Istri gue gak ada, gue gak tau dia dimana, tolong bantu gue buat cari" pinta Reza lirih.

"Seriusan Lo?" tanya Ardi tak percaya.

"Ya, Lo suruh orang-orang Lo nyari dimana istri gue, tapi dengan syarat"

"Apa?" tanya Ardi bingung.

"Jangan sampe bokap gue tau, kalo dia tau mantu kesayangannya ilang, gue bisa di penggal"

Ardi yang mendengar perkataan Reza tertawa terbahak bahak sampai membangunkan Amanda yang berada di sebelahnya.

"Kepala Lo di penggal saat masih perjaka ckckck" goda Ardi, yang mendapat tatapan serius dari Amanda.

"Reza ya?" tanya Amanda.

Ardi menganggukkan kepalanya.

"Bisa aku bicara?" pinta gadis itu yang masih nampak lemas

"Za, Manda mau ngomong katanya" ucap Ardi pada Reza.

"Gue lagi buru-buru, suruh dia istrirahat aja" jawab Reza yang masih merasa kesal.

"Oklah, nanti tunggu kabar dari gue ya!" ucap Ardi sebelum mengakhiri teleponnya.

"Reza gak mau bicara denganku?" terlihat raut kecewa di wajah pucatnya.

"Dia sedang sibuk, biarkan dia menyelesaikan urusannya dulu" Ardi mencoba menenangkan Amanda.

"Reza berubah, aku bahkan tak mengenalnya, mana mungkin dia sudah menikah?" tanya Amanda penuh rasa penasaran.

"Dua tahun mungkin cukup baginya untuk melupakanmu, setidaknya dia tidak semakin terpuruk setelah kepergianmu" ucap Ardi penuh penegasan.

"Aku terpaksa melakukannya" lirih Amanda penuh rasa sesal.

***********

Reza terus melajukan mobil sportnya ditengah jalan yang membentang, Ia akan berhenti di setiap hotel yang ia temui walau kecil kemungkinannya istrinya menginap disana.

Matanya tak lepas dari jalanan yang mulai ramai, berharap menemukan sosok gadis yang membuatnya kacau saat ini.

"Kamu dimana,Ra?, aku cari kemana lagi!"

Reza menepikan mobilnya sesaat, ia menekan nomer telepon rumahnya namun dengan harapan bukan mamanya yang mengangkat.

"Hallo," sapa Reza saat telepon tersambung.

"Iya, Hallo dengan keluarganya Rahardian Wijaya disini," jawab seorang wanita di sana yang diyakini Reza salah satu ART.

"Apa nona Melisa ada?" tanya Reza ragu.

"Maaf, Nona tak ada disini, ini dengan siapa?"

Reza tak menjawab, ia langsung mematikan teleponnya.

"Padahal aku harap kamu pulang,Ra.. kalau udah gini aku harus kemana cari kamu?"

Reza memukul stir mobilnya berkali-kali untuk mengutuk kebodohannya kemarin malam.

Penyesalan kini tengah menyelimuti hatinya.

***Entah setelah ini kamu akan denger atau gak penjelasan ku, Tapi satu yang harus kamu tau, aku tak bisa tanpamu seperti ini.

Aku makin sadar arti hadirmu disisi ku,Ra..

Aku akui kebodohan ku meninggalkan mu namun kini aku juga mengakui betapa pentingnya dirimu bagiku..

jangan pergi... biarkan aku memohon maaf padamu lebih dulu...

❤️❤️***❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Like yuk jangan lupa..

komennya juga banyak2 asal sopan ya, mengkritik lah dengan baik..

karna menyelesaikan satu bab gak secepat kalian membaca 😊😊😊