Mikayla Zaneta bertemu lagi dengan Nicholas Jayandru, mantan pacarnya waktu SMA yang sudah menenggut kehormatannya.
Tapi laki laki itu sudah bertunangan, dan sebentar lagi akan menikah
Mikayla membencinya. Semudah itu Nicholas mendapatkan pasangan, sedangkan Mikayla sudah insecure. Ngga mungkin ada laki laki yang mau menerimanya yang sudah tidak virgin lagi.
Semoga suka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan yang ngga diharapkan
"Heiii..... Kamu, kok, telat. Mikaaa.... Pak bos udah datang tuuh...." Vara terlihat panik saat melihat Mikayla yang baru saja keluar dari pintu lift.
Di bahkan sampai menyusul asisten pribadi bosnya dan menjejeri langkahnya dengan gestur tubuh ngga tenang
"Masih lima menit lagi," jawab Mikayla tenang.
"Tapi pak bos udah datang, Mikaaa....."
"Biar aja. Kan, belum telat."
Tapi Mikayla deg degan juga. Tumben Nicho sudah datang. Biasanya setelah makan siang ada waktu keterlambatan laki laki itu sepuluh sampai lima belas menit.
"Tapi Mika ada---." Vara menjeda ucapannya ketika melihat Mikayla sudah membuka pintu ruangan pak bos.
"Ada mami pak bos......," lanjutnya lagi, yang sayangnya sudah sangat terlambat mengucapkan peringatan itu.
Mikayla sudah telanjur mematung karena tatapan ketiga orang yang ada di dalam. Terutama tatapan mami Nicholas.
Sangat tajam menghunjam manik matanya.
Kakinya ngga bisa dia gerakkan, seolah kaku dan berat.
"Mikayla...?"
Vara terbengong mendengar maminya pak bos menyebut nama Mikayla. Begitu juga Rido.
Matanya melirik pak bosnya yang tampak biasa saja.
Mami pak bos kenal?
Kok, bisa?
"Kamu kerja di sini?"
Karena Mikayla masih belum menutup pintu, Vara masih mendengar seruan kaget mami pak bos selanjutnya.
Selama ini menurutnya mami pak bos sangat angkuh. Selama dulu papi pak bos bekerja di sini, mami pak bos ngga pernah menyapanya.
Nicho memberi isyarat agar Mikayla segera masuk dan menutup pintu. Tapi tubuh Mikayla masih belum bisa bergerak.
Pertemuan ketiga mereka sangat mengejutkannya. Mikayla belum siap bertemu mami Nicho di perusahaan.
Karena Mikayla masih membeku, Nicholas berjalan menghampiri Mikayla.
Di bawah tatapan kaget dan ngga percaya Rido dan Vara, Nicholas meraih lengan gadis itu, menariknya agar maju beberapa langkah, hingga dia bisa menutup pintu.
Setelah pintu tertutup, Vara terduduk lemas di lantai.
Apa yang dia lihat tadi?
Apa?
Bagaimana bisa?
Pertanyaan pertanyaan itu terus bergaung di dalam liang pendengarannya.
Pak bos menggandeng tangan Mikayla, seolah biasa saja dan sudah pernah dia lakukan.
Padahal pak bos bisa saja berteriak. Tapi pak bos malah memilih menghampiri Mikayla.
Romantisnya...
Haa.... Jadi mereka pernah sedekat apa?
Kepala Vara langsung nyut nyut. Dia ngga kuat mengiyakan dugaan buruknya.
*
*
*
"Nicho, apa yang kamu lakukan?" tanya Maminya tenang tapi dengan suara penuh tekanan dan tatapan mematikan.
"Tutup pintu, mam."
Dia melirik Mikayla yang melepaskan pegangan tangannya.
"Sudah sadar?" senyum tengil terukir di wajahnya.
Mikayla ngga bereaksi apa pun. Dalam hati mengutuk dirinya yang lambat merespon kehadiran maminya Nicholas.
Rido yang masih terkejut tambah shock melihat kelakukan bosnya yang di luar kebiasaannya.
Gadis ini mantannya si bos? Masa? Kapan si bos pernah pacaran?
Otak Rido berpikir keras. Satu kemungkinan yang membuat dia disadarkan akan kebodohannya.
Waktu SMA?
Dia sama sekali ngga mencari data tuan mudanya sewaktu SMA.
Tuannya ngga pernah terlibat skandal. Baik sekarang maupun dulu.
Ternyata dia melewatkan bagian yang penting.
Bodohnya...! Batinnya terus memaki dirinya sendiri.
"Kamu berbohong pada saya? Beraninya."
Nicholas terkejut mendengar nada suara maminya.
Sama sekali ngga ramah!
"Bohong apa, mam?" tanyanya langsung
Rido menyiapkan kedua liang pendengarannya dengan siaga penuh.
"Tanya saja sendiri." Nastiti-Mami Nicho malah melempar balik pertanyaan Nicho.
Kini Nicho berbalik menatap Mika penuh tanya dan mulai kesal.
"Kamu bohong apa sama mami, Mika?"
"Jawab, dong, jangan diam aja," desak Nicholas ketika Mikayla masih ngga menjawab.
"Saya ngga bohong apa apa."
Nicholas menatapnya penuh selidik, bergantian dengan maminya.
"Nicholas akan menikah sebentar lagi. Kamu jangan jadi pengganggunya."
"Saya tidak mengganggunya. Buat apa."
Awalnya Nastiti tersenyum, tapi kemudian senyumnya bertambah lebar dan menjadi suara tawa yang sangat sumbang.
Mikayla merasakan hal yang ngga enak melihat tawa dan tatapan tante Nastiti yang mengejek dirinya.
"Tante tau keluarga kamu sudah jatuh miskin. Kamu merencanakan menjadikan Nicholas target untuk hidup enak lagi?" Setelah mengatakannya tante Nastiti pun tergelak sinis
Rido terhenyak mendengarnya, dia menatap wajah Mikayla yang tampak mengelam karena tersinggung.
"Mami ngomong apa?" Nicholas ngga nyangka maminya bisa ngomong sekasar itu. Dia murni kaget.
Kuat, Mika. Kuat...., Mikayla terus mensupport dirinya.
"Aneh, kan, dulu dia ninggalin kamu. Sekarang ngejar kamu lagi," masih sinis tante Nastiti berucap.
Hampir saja Mikayla berteriak mengatakan yang sebenarnya. Tapi dia menahan sekuatnya kemarahan dan juga rasa malu.
"Mami, ngga seperti itu. Mami salah paham," sanggah Nicholas membela Mikayla
"Mami sempat ketemu dia beberapa hari ini, dia ngga ngaku sudah ketemu kamu.. Apa.motifnya dia berbohong?" Maminya ngga mau mendengar pembelaan putranya.
Kemarahan sudah memenuhi semua ruang di hatinya.
Juga ada sedikit perasaan takut kalo Nicho berubah pikiran, tidak jadi menikahi Liza.
"Mami ketemu Mika dimana?" Kapan?" Lagi lagi Nicholas terkejut. Dia menatap Mika. Dadanya berdesir saat melihat sorot dingin yang terpancar dari sepasang netra mantannya.
"Di rumah sakit. Adiknya, kan, kecelakaan. Jangan bilang kamu ngga tau," tuding mamanya menghakimi.
Nicholas ngga bisa langsung menjawab perkataan maminya. Maminya seperti tau apa yang sudah dia lakukan.
Rido melirik bosnya.
Jadi ayam bakar malam itu buat gadis ini, ya, tuan muda? Bukan buat tuan besar...?
"Kenapa kamu masih mendekati anak saya....?!"
"Maaf, nyonya. Anak anda yang berkeras minta saya dekati. Saya juga ngga tau kalo ini perusahaan anak anda. Saya hanya dipindahkan ke sini oleh kantor lama. Saya ngga menjawab pertanyaan anda, karena bagi saya.... sama sekali ngga penting." Setelah mengatakannya, Mikayla melangkah ke mejanya.
Nicholas menahan nafasnya mendengar jawaban berani Mikayla.
Seingatnya dulu Mikayla sangat sopan.
Tapi wajarlah, kata kata maminya sangat tajam dan pedas.
Mami kenapa, ya, sangat membenci Mika?
"Mikayla, kalo kamu masih punya malu, saya harap kamu mengundurkan diri dari perusahaan ini. Carilah pekerjaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan Nicho."
"Mami....?!" Nicholas ngga percaya mendengarnya.
Mikayla berbalik dan menatap mami Nicholas dengan tatapan datar
"Baiklah kalo itu mau nyonya, saya dengan senang hati mengundurkan diri."
Nicholas ngga menyangka Mikayla menerima begitu saja keinginan maminya.
"Mami tidak bisa ikut campur di perusahaan ini. Penempatan Mika juga atas rekomendasi Bu Irma, mam. Aku ngga pake alasan pribadi," tahan Nicholas ketika Mikayla akan melangkahkan kakinya.
"Soal Bu Irma, mami yang akan bicara dengan dia," pungkas maminya tegas.
"Yang penting sekarang, Mikayla dipecat."
Semoga pertolongan Ben nanti tidak terlambat, lope u Ben ♥️
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Ben'meskipun kamu bersalah telah menghianati niko'tpi kamu jg sebagai penyelamat buat niko.
berharap ada yg menggagalkannya
do something use your brain Nicholas malah mabok 🤦🤦
Terima kasih sudah jadi penyelamat hidup Nicko, mungkin bagi Ben , menyelamatkan Nicko dari jerat licik Liza kali ini adalah salah satu bentuk permintaan maaf dari Ben karena Ben sudah meniduri Liza dan sudah membuat Liza hamil anak Ben .yang notabene nya Liza masih jadi tunangan nya Nicko.
Mungkin Nicko akan berterima kasih pada Ben atau mungkin Nicko akan marah pada Ben kenapa tidak dari dulu Ben menghamili Liza jadi tidak akan ada pertunangan antara Nicko dengan Liza. Ayo Ben akui perbuatan mu dengan Liza,sebelum mami nya Nicko memanggil penghulu untuk pernikahan Nicko & Liza.
Ben harus berusaha bantu Nico gagal nikah Liza tuh
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan