Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.
Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.
Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran Pekerjaan
Dengan alasan yang sama, Raisa menolak di saat penelepon memintanya untuk bertemu karena ada hal penting yang ingin disampaikannya. Akan tetapi orang yang menghubunginya tadi adalah Diego, membuat Raisa merasa tidak enak karena bagaimanapun juga Pria itulah yang telah menolongnya sehingga neneknya bisa segera diselamatkan. Raisa sendiri sudah berjanji akan melakukan apapun yang menjadi permintaan Diego untuk melunasi hutangnya.
"Bagaimana ini? Bagaimana kalau Tuan Diego marah dan dia akan meminta uangnya kembali, aku harus mencari uang dimana?" batin Raisa yang sangat bingung harus melakukan apa saat ini.
Ia sudah kehilangan pekerjaan, apakah mungkin ia juga akan menolak permintaan Diego, lalu bagaimana ia akan membayar hutangnya nanti? Membuat Raisa benar-benar berada di dalam posisi yang serba salah. Apalagi Diego mengatakan tidak mau tahu, ia harus datang ke tempat yang telah ditentukannya pukul 13.00 WIB.
Di saat Raisa sedang merasa gundah sembari menatap wajah sang nenek, di saat itu pun ia melihat neneknya yang menggerakkan tangan dan perlahan membuka matanya, membuat Raisa benar-benar merasa sangat bahagia.
"Nenek? Nenek udah bangun? Aku senang banget Nek, akhirnya Nenek sadar juga." Raisa langsung saja memeluk Nenek Sania diiringi air matanya.
"Raisa, Nenek kenapa?" Tanya Nenek Sania.
"Nenek baru saja selesai dioperasi dan Nenek baru sadarkan diri selama 3 hari Nek. Tunggu sebentar ya Nek, aku panggilkan Dokter dulu," terang Raisa yang langsung saja berlari keluar mencari keberadaan dokter.
Tidak lama kemudian, dokter pun datang ke ruang rawat inap Nenek Sania dan langsung saja menangani pasiennya itu. Sedangkan Raisa berdiri tidak jauh dari sana sembari berdoa untuk neneknya tersebut.
------
Setelah neneknya siuman, kini Raisa pun menjaga neneknya dengan begitu telaten, penuh kasih sayang, terlihat ia yang di saat ini sedang menyuapi Nenek Sania serta memberikannya obat. Raisa benar-benar melupakan apapun saat ini, tentang pekerjaannya termasuk Diego yang mengajaknya untuk bertemu. Akan tetapi Raisa berniat akan menghubunginya di saat nanti keadaan sudah mulai membaik dan neneknya juga bisa untuk ditinggal. Ia sudah siap untuk menerima resiko apapun, yang terpenting saat ini adalah sang Nenek.
"Nek, Nenek istirahat lagi ya supaya Nenek cepat sembuh," ucap Raisa.
"Raisa kau belum menjawab pertanyaan Nenek, dari mana kau mendapatkan uang operasi Nenek? Padahal Nenek tahu pekerjaanmu hanyalah menjadi Cleaning Service, gajimu hanya pas-pasan untuk makan sehari-hari, untuk membeli obat Nenek, kau sudah cukup kesulitan Raisa. Bagaimana bisa kau mendapatkan biaya operasi yang jumlahnya cukup besar? Seharusnya kau biarkan saja Nenek pergi supaya tidak menjadi bebanmu lagi," ucap Nenek Sania degan tatapan sendu.
Raisa menggelengkan kepalanya, air matanya yang tadi terhenti pun kini tampak mengalir deras kembali karena sangat sedih mendengar ucapan neneknya itu.
"Nenek, Nenek kenapa berbicara seperti itu sih. Aku rela melakukan apapun demi Nenek, aku sangat menyayangi Nenek dan aku tidak mau Nenek pergi meninggalkanku. Jangan bicara seperti itu lagi ya Nek," ucap Raisa yang menggenggam erat tangan Nenek Sania.
"Lalu dari mana kau mendapatkan uang operasi Nenek, jawab Raisa. Nenek juga menyayangimu, Nenek masih ingin hidup lama denganmu Raisa. Tapi Nenek juga tidak mau terus menyusahkanmu apalagi jika kau sampai nekat melakukan hal yang bukan-bukan untuk mendapatkan uang demi Nenek. Nenek lebih baik mati daripada harus hidup dengan uang hasil kotor seperti itu," ucap Nenek Sania seakan tahu apa yang dilakukan oleh cucunya.
"Tenang aja ya Nek, soal uang Nenek jangan pikirkan. Uang ini aku dapatkan karena aku meminjamnya dari Bos aku Nek dan aku akan membayarnya, setiap bulan gajiku nanti akan dipotong. Nggak apa-apa walaupun hanya tinggal cukup untuk kita makan dan aku akan mencari pekerjaan lain supaya tetap bisa membeli obat Nenek," ucap Raisa tersenyum, mencoba meyakinkan sang nenek.
"Raisa, Nenek benar-benar minta maaf ya karena Nenek sudah banyak menyusahkanmu. Nanti jika Nenek sudah sembuh Nenek akan kembali berjualan supaya bisa membantu kamu mencari uang ya Cu," ucap Nenek Sania.
"Jangan pikirkan itu Nek. Sudah aku katakan masalah keuangan biar aku saja yang mencarinya, yang penting Nenek sembuh dan aku mau Nenek beristirahat saja di rumah. Di saat aku pulang kerja aku mau melihat senyuman Nenek yang membuat rasa lelahku hilang dan aku bahagia," ucap Raisa yang kembali memeluk neneknya.
Tanpa Raisa sadari, ternyata sedari tadi ada yang melihat apa yang dilakukan oleh Raisa, bahkan orang itu juga dapat mendengar jelas apa yang Raisa dan Nenek Sania bicarakan karena ruang rawat inap kelas ekonomi yang hanya disekat oleh tirai saja. Lalu orang tersebut pun segera keluar meninggalkan ruang rawat inap dan menelepon seseorang.
*****
"Maafkan aku Tuan, aku sama sekali tidak bermaksud untuk membantah ucapanmu dengan mengabaikan permintaanmu untuk bertemu. Karena aku sudah berjanji akan melakukan apapun untuk membayar hutangku, tapi aku benar-benar tidak bisa karena ada sesuatu yang sangat penting, tidak bisa aku tinggalkan hingga baru bisa menemui Tuan saat ini. Aku juga minta maaf karena telah lancang meminta Tuan datang ke tempat seperti ini, pasti Tuan merasa tidak nyaman 'kan," ucap Raisa yang memang memutuskan untuk menghubungi Diego dan mengajaknya untuk bertemu setelah 3 hari ia mengabaikan Diego. Raisa meminta Diego datang ke taman seberang rumah sakit, saat neneknya sedang beristirahat dan ada suster yang berjaga di sana.
"Lalu bagaimana keadaan nenekmu saat ini?" Tanya Diego yang membuat Raisa bengong, merasa sangat terkejut.
"Dari mana Tuan tahu soal nenekku?" Tanya Raisa.
"Ck, apa kau lupa jika aku ini adalah pelangganmu dan aku juga sudah membayarmu mahal. Tentu saja aku tidak akan tinggal diam di saat kau tiba-tiba menghilang, bahkan kau tidak datang di saat aku mengajakmu bertemu. Jadi apakah salah jika aku mencari tahu informasi tentangmu," tukas Diego yang membuat Raisa pun terdiam sejenak.
"Maaf Tuan, Tuan sama sekali tidak salah tapi seharusnya Tuan tidak mencari informasi tentang pribadiku lewat orang lain karena itu merupakan privasi," ucap Raisa.
"Lalu apa yang mau kau lakukan sekarang? Kau tidak memberitahuku dan membuatku penasaran. Bagaimana jika aku berpikiran buruk tentangmu dan aku akan memasukkan ke media untuk mencarimu karena menganggap kau telah membawa lari uangku, apa itu yang kau inginkan?" Tanya Diego, membuat Raisa mati kutu.
"Tentu saja aku tidak mau. Ya sudahlah jika memang Tuan sudah tahu, jadi memang itu alasanku, karena nenekku berada di rumah sakit. Uang yang aku dapatkan dari Tuan juga untuk operasi Nenek dan biaya lainnya di rumah sakit. Lalu hal penting apa yang ingin Tuan sampaikan? Jika Tuan ingin aku menemani Tuan saat ini, maaf aku benar-benar belum bisa. Aku pastikan tunggu Nenek pulang ke rumah dulu ya Tuan, baru aku bisa menemanimu. Aku pasti akan memenuhi janjiku karena saat ini aku juga sudah tidak memiliki pekerjaan. Aku baru saja dipecat karena tidak hadir ke perusahaan pada saat Bos besar datang," ucap Raisa yang tampak tertunduk.
"Aku juga sudah tahu soal itu. Sepertinya kau sangat ingin menemaniku," tutur Diego yang lagi-lagi membuat Raisa sangat terkejut.
"Bukan seperti itu Tuan, tapi bukankah itu memang pekerjaanku untuk menemanimu. Dan kau juga mengetahui tentang aku dipecat? Benar-benar luar biasa. Ya aku sadar Tuan adalah Bos besar, sedangkan aku hanya karyawan biasa, pastinya dengan sangat mudah Tuan mengetahui apapun tentang diriku," ucap Raisa.
"Sudahlah kau tidak perlu bersedih dan berpikir untuk menemaniku. Aku tidak akan meminta macam-macam untuk membayar hutangmu, aku memiliki tawaran pekerjaan untukmu, itu pun jika kau mau," kata Diego.
"Pekerjaan? Pekerjaan apa Tuan? Apakah pekerjaan itu bisa mengurangi hutangku?" Tanya Raisa penasaran.
"Ya tentu saja. Aku ingin kau menjadi Baby Sister Anakku karena Baby Sister Anakku yang sebelumnya tiba-tiba saja mendadak pulang kampung karena orang tuanya sakit. Kau tenang saja, setiap bulan gajimu itu akan kupotong tapi tetap saja kau akan mendapatkan sisanya, aku akan membayarmu 5 juta setiap bulannya. Itu adalah gaji bersih yang sudah kau terima dan kau juga akan mendapatkan bonus jika bisa bekerja dengan baik," terang Diego yang tak ingin banyak berbasa-basi, karena ia tahu jika Raisa juga sangat terburu-buru ingin menemani neneknya.
"Apa Tuan? 5 juta sudah dipotong hutang? Apa kau serius Tuan? Itu banyak sekali Tuan. Bahkan di tempat kerjaku yang lama saja gajiku tidak sampai segitu," kata Raisa.
"Yang penting kau bisa bekerja dengan baik dan yang paling terpenting kau bisa membuat Anakku betah denganmu, karena Anakku sangat sulit untuk dekat dengan orang lain," kata Diego.
"Baik Tuan, aku pasti bisa melakukannya. Aku janji," ucap Raisa begitu antusias.
"Ya sudah sekarang kau kembali saja ke rumah sakit, aku juga akan pulang," kata Diego.
"Hati-hati Tuan dan terimakasih banyak," ucap Raisa tersenyum, ia benar-benar sangat senang karena mendapat tawaran pekerjaan yang gajinya besar dan benar-benar tak terduga sebelumnya.
"Hm," jawab Diego singkat tetapi juga membalas senyuman tersebut.
Lalu Raisa dan Diego pun jalan bersamaan menuju ke jalan besar. Di saat sedang menyeberangi jalan hendak menuju ke rumah sakit, Raisa tidak menyadari jika ada sebuah mobil yang melaju kencang ke arahnya.
"Raisa awas … !"
Bersambung …