"kalau udah besar nanti, kamu mau kan jadi istri aku?" tanya davian kecil (7thn) menyerahkan cincin yang ia buat dari akar pohon pada dara
"iya, aku mau" dara kecil (6thn) tersenyum memandangi jari manis nya yang sudah tersemat cincin akar buatan davian
******
"Lo sengaja ya, deketin bokap gue, buat morotin harta nya?" davian (18thn)
"kalo om Rama mau, gue sih gabisa nolak. karena secara gak langsung, om Rama itu penolong hidup gue" dara (17thn)
"ajgg!! gue gak Sudi punya nyokap tiri kayak Lo!" davian (18thn)
.......
start : 21 Des 2024
finish : ???????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyZee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kata siapa?
"Rania Galyna Adiyatma?"
Davian terdiam setelah melihat nama di KTP itu, ia merogoh ponsel nya mencari kontak dito sebelum menelpon nya
"Cari identitas Rania Galyna Adiyatma, saya butuh informasi nya sekarang juga" ucap nya setelah panggilan terhubung
"........"
"15 menit"
tut
Davian memutus sepihak panggilan nya, kemudian mendongak saat dokter yang menangani gadis itu, sudah keluar dari ruangan nya
"Gimana dok? Dia.. Baik-baik saja kan?" tanya Davian dengan ragu
"pasien sudah melewati masa kritis nya, hanya tinggal menunggu, saya akan kembali jika pasien sudah sadar.. Permisi"
Davian menghela nafas lega, ia mengangguk mempersilahkan dokter itu pergi
"terimakasih ya tuhan...." Davian mengusap wajah nya berkali kali, mengucap syukur, ternyata sang pencipta masih mengasihani dirinya yang banyak dosa itu
Drtt....
Davian merogoh saku mengambil ponsel
melihat siapa yang menelpon nya
Dito is calling...
Dengan cepat ia menekan tombol hijau
"gimana?" tanya Davian tidak sabar
"........"
...********...
Tak terasa hari sudah hampir malam, dara berjalan menuju mobil nya dengan santai, sambil berfikir akan membawakan apa untuk Raffi sebelum pulang nanti
Drrt....
Dara merogoh tas nya saat merasa ponsel nya bergetar
"halo?"
"........"
"hah?!"
.........
Davian menoleh saat Mendengar derap langkah yang mendekat pada nya
"Dara.." gumam Davian lirih, terlihat sekali raut khawatir dari gadis itu
"kok bisa sih Lo--" ucapan nya terhenti saat tiba-tiba saja Davian memeluk nya, begitu erat. seolah mencari ketenangan dalam pelukan nya
"it's okay.. Gue disini" tangan dara terulur mengusap punggung Davian, berharap memberi ketenangan pada cowok itu
"keluarga Rania..." seru dokter yang baru saja memeriksa kembali keadaan wanita itu, Rania sudah sadar setengah jam yang lalu, namun gadis itu belum bisa berbicara
"saya saudara nya, dok.." bukan Davian yang menjawab, tapi dara yang maju lebih dulu.
Melihat Davian yang begitu terpuruk, membuat nya tidak tega. Maka dari itu, Dara akan menjadi tameng untuk Davian saat ini
"Baik, mari ikut ke ruangan saya.." ujar sang dokter sebelum berjalan lebih dulu, dara memberi kode pada Davian agar menunggu saja disana, sebelum akhirnya mengikuti langkah sang dokter
......
"Jadi, dengan cara apa anda akan bertanggung jawab atas putri saya?" tanya seorang pria yang di ketahui ayah dari wanita yang sudah ia tabrak
setelah mendapat informasi dari asisten nya, Davian langsung menghubungi keluarga Rania, fakta nya Rania adalah anak dari salah satu orang terkemuka di negara nya
"sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya, karna sudah mencelakai putri anda... Sebagai gantinya, saya akan memberi kan apapun yang anda minta, untuk menebus semua kesalahan saya" Davian mendongak menatap pria tua yang duduk di hadapan nya
"hhh... Orang kaya memang begitu ya, mudah sekali membeli nyawa orang lain hanya dengan sejumlah uang" pria itu terkekeh menatap remeh Davian
"lalu.. Apa yang anda inginkan? Saya sudah bilang, apapun akan saya berikan, berati bukan hanya dalam bentuk uang saja bukan?" Davian tersenyum Sinis, bisa-bisanya orang seperti ini bisa terpilih menjadi anggota dewan
"saya rasa.. Anda cukup pintar untuk memahami perkataan saya" lanjut cowok itu menyandarkan tubuh nya ke sofa
Terlihat jelas di mata pria itu, seperti tengah menahan amarah nya
"kamu single?" sebelah alis Davian terangkat, untuk apa orang itu menanyakan status nya?
'gapenting banget' batin nya, sangat bertele-tele sekali menurut nya
"kenapa?" tanya nya kemudian, biar bagaimana pun, disini tetap dirinya yang bersalah
"jawab saja" Davian mengangguk sebagai jawaban, ia sudah lelah sekali berhadapan dengan orang seperti ini, hanya membuat nya emosi
"kalau begitu, nikahi putri saya!" Davian sontak berdiri mendengar perkataan pria tua itu, dengan wajah merah menahan amarah
"Anda jangan gila ya!! saya ini nabrak putri anda, bukan hamilin dia!!" habis sudah kesabaran Davian yang hanya setipis tisue di bagi dua itu
"Dan akibatnya anak saya lumpuh! kamu fikir, siapa yang mau menikahi perempuan lumpuh? Saya cuma tidak mau anak saya melajang seumur hidup nya!"
Davian menyugar rambut nya tidak habis fikir dengan pria tua ini, bagimana bisa ia meminta Davian menikahi perempuan yang bertemu saja baru hari ini
Tentu dia tidak mau. sekalipun dia harus menikah, hanya dara yang akan dia nikahi. Tidak ada wanita lain yang bisa menggantikan nya
"begini pak, saya akan usahakan pengobatan anak bapa sampai benar-benar sembuh total. Kalau perlu saya akan beri pengobatan terbaik dari dalam atau luar negri, biar semua biaya saya yang tanggung. Tapi tidak dengan menikahi dia" Davian kembali mendudukkan diri nya, mencoba memberi pengertian pada pria itu secara baik-baik
"Baik, tapi dengan syarat. Jika dalam 6 bulan anak saya tidak sembuh juga, kamu harus menikahi dia. Dan saya tidak menerima penolakan, atau saya akan tuntut kamu ke pengadilan." tuturnya, menatap sengit Davian yang sudah terdiam
"saya tau kamu siapa, dan saya rasa kamu juga tau siapa saya?" lanjut nya terkekeh sinis
'mustahil orang lumpuh bisa sembuh 6 bulan, minimal juga setahun, ini orang tolol apa gimana?' Batin Davian kesal
"silahkan pikirkan baik-baik, saya permisi.." ucap nya, lalu pergi meninggalkan Davian yang tengah merenung
.....
"Davi.." Davian memeluk dara setelah keluar dari ruangan itu, dia pikir dara sudah pulang, meninggalkan dirinya
tapi ternyata, gadis itu masih disini, menunggu nya
"apapun yang terjadi, jangan pernah tinggalin gue.." gumam nya dalam pelukan gadis itu, ia tidak mau wanita lain, dia tidak mau kehilangan dara
"gue sama Raffi, bakal selalu ada di samping Lo.." suara dara begitu lembut di telinga Davian
Davian melepas pelukan nya, menangkup kedua pipi gadis itu
cup
Dara terdiam, Ciuman lembut dari Davian mampu menggetarkan hatinya
sudah sekian tahun mengenal Davian, baru kali ini dia melihat sisi lemah cowok itu.
Dara tau apa terjadi, ia mendengar semua pembicaraan Davian dengan ayah Rania tadi.
Dirinya juga tidak tau harus berbuat apa, yang pasti dia akan selalu berdoa yang terbaik untuk perempuan itu.
"Gue.. Udah beli makan, kita makan dulu ya, abis itu Lo pulang, biar gue yang jaga Rania disini, seenggak nya sampe keluarga nya yang lain dateng" Dara mengusap lengan Davian yang masih berada di pipi nya
"hm? Bokap nya kemana emang?" Davian mengangkat alis nya, bukan nya ayah dari perempuan itu sudah datang kesini. kenapa juga dara harus menunggu nya, kan masih bisa menjenguk nya lagi besok
"udah pergi.." Dara menggeleng pelan, lalu menuntun Davian duduk untuk segera makan bersama dirinya, ia tidak mau cowok itu jatuh sakit karna telat makan
"bokap nya stres kali ya!" Davian mendumel setelah menerima suapan dari dara
"kayak nya sih.." Dara mengedikan bahu lalu kembali menyuapi Davian
"Lo juga makan, masa gue doang.." Davian merebut sendok nya dari tangan dara, lalu beralih menyuapi gadis itu
"Gue sayang banget sama Lo Ra.." Ucap nya, mengusap pipi dara setelah menyuapi nya
Dara terdiam, ia tidak tau harus menjawab apa. rasa benci dan cinta terlalu mendominasi, membuat nya bingung antara mau menerima atau meninggal kan nya
...$$$$$...
"cok, Davian kecelakaan kata nya" Rio berjengit saat Raka tiba-tiba masuk ke ruangan nya
"kata siapa?"
"Reyhan"
"Reyhan kata siapa?"
"Dara"
"Dara kata siapa?"
"Banyak nanya lu monyet! Udah ayo buruan kerumah sakit!" Raka menarik kerah baju Rio dengan kesal
.....