Spin of Need A Bride
🍂🍂
Haruskah ia tetap mempertahankan cintanya? Sedangkan di sisi lain Zacky juga tidak mau mengabaikan calon anaknya yang berada di dalam kandungan gadis tidak dia kenal. Seorang gadis yang dia nodai pada malam tak diinginkan.Di mana dirinya terjebak oleh keadaan yang tidak bisa dia hindari.
Semua itu terjadi begitu saja hingga membuat Zacky Rayyansyah, putra kedua dari pebisnis Attakendra Rayyansyah tersebut berada dalam pilihan yang sangat sulit. Sementara pernikahannya dengan Natusha—tunangan Zacky semakin dekat.
Langkah apa yang akan Zacky ambil? Menerima atau mengabaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 6. Bisa Tolong Saya?
Bab. 6
"Di mana alamat rumahmu?" tanya Zacky ketika mobil yang dia kendarai mulai melaku ke jalanan yang terbilang cukup ramai.
Lebih lagi sekarang ini malam minggu. Di mana banyak orang yang keluar rumah, hanya untuk sekedar jalan-jalan di taman kota atau nongkrong di cafe maupun club seperti apa yang dilakukan oleh Zacky dan teman-temannya.
"Ah, sebenarnya saya bisa pulang sendiri, Om. Lagian motor saya masih berada di sekolah," ucap Sila merasa tidak enak kalau dirinya diantar seperti ini.
Sudah ditolong hingga lepas dari Richard saja, Sila merasa bersyukur banget. Apa lagi kalau sampai di antar ke kontrakannya, yang ada nanti menimbulkan berbagai gosip dari penghuni kontrak yang lain. Di tambah lagi mobil yang ia tumpangi sekarang ini bukanlah sembarang mobil. Beuh ... bisa dibayangkan seperti apa nanti ocehan tetangganya.
Zacky tidak mendengarkan ucapan gadis di sampingnya. Kepalanya terasa pusing kembali, serta pandangannya sedikit kabur. Namun hanya berlangsung beberapa detik, setelah itu normal kembali.
Tetapi Zacky merasakan tubuhnya aneh. Perasaan ia menghidupkan AC di dalam mobil. Namun mengapa rasanya tetap panas saja. Membuta pria itu bergerak gusar dalam duduknya.
Sila menyadari gelagat pria di sampingnya ini tampak aneh. Lantas ia pun bertanya.
"Om kenapa? Sakit, ya?" tanya Sila.
Ia tadi sempat melihat kalau di wajah sebelah kiri tampak memar. Mungkin akibat dari pukulan Richard tadi yang mengenai tempat tersebut.
Zacky menggeleng. Pria itu kemudian mulai melepas sabuk pengaman yang dia pakai.
"Loh loh, Om. Kenapa di lepas? Bahaya loh!" ingat Sila sedikit berteriak karena terkejut.
Sementara Zacky tidak menghiraukan sama sekali. Bahkan pria itu tampak melepas pengunci ikat pinggang nya hingga terasa longgar dan lebih nyaman.
"Kenapa panas banget, sih!" gumamnya dengan suara lirih, tetapi masih bisa Sila dengar dengan sangat jelas.
"Hah? Panas? Ini udah dingin banget, Om!" sahut Sila mencoba menghentikan tangan Zacky yang ingin menambah suhu di mobil yang mereka tumpangi saat ini.
Gila saja. Sila memakai gaun tanpa lengan saat ini. Sedangkan keadaan di dalam mobil sudah terasa sangat dingin, namun masih ditambah lagi. Jaket yang tadi menggantung di punggungnya pun entah kemana. Sila tidak ingat kapan jaket itu jatuh.
Zacky merasa percuma saja menambah suhu AC mobilnya. Karena rasanya masih gerah saja. Sehingga dengan keterampilannya mengemudikan mobil, Zacky pun memilih melepas kaos yang menempel dan membuatnya tidak nyaman.
Sila tersentak kaget dengan perilaku pria di sampingnya. Gadis berambut panjang dan dengan make sedikit lebih segar dari biasanya tersebut tampak ketakutan.
"O-om mau a-apa?" tanya Sila sedikit menggeser duduknya hingga mepet ke pintu.
"Siall!" umpat Zacky di kala menyadari gejala yang dia rasakan saat ini. "Beraninya mereka mencampur minumanku dengan obat sialaan itu!" geramnya dengan tatapan begitu tajam, mengarah ke depan.
Bukannya tenang karena sudah diselamatkan, gadis yang memiliki mata sedikit sipit dan hidung yang begitu mancung serta kulitnya putih bersih tersebut justru merasa tidak aman berada di dalam mobil bersama pria ini.
Ckiiiittt!"
Dengan gerakan dan perhitungan yang tepat, Zacky menepikan mobilnya do kawasan yang cukup sepi. Entah, Sila sendiri tidak tahu mereka berada di jalan mana.
"Ke-kenapa berhenti, Om?" tanya Sila dengan suara gemetar menahan takut.
Zacky mematikan mesin mobilnya lalu merendahkan kursi yang tengah Sila duduki.
"Bisa tolong saya sebentar?" suara Zacky terdengar lebih berat dari sebelumnya. Serta tatapan pria itu yang tampak gelap, membuat Sila meremas tangannya sendiri bersamaan Zacky mendekat ke arahnya.
banci bangett..
sila z yg cewe tegas bisa ngambil sikap.. lah inii...katanya ceo pendidikan tinggi. tapi gak bisa ngambil sikap dan menentukan prioritas