NovelToon NovelToon
Dalam Secangkir Kopi

Dalam Secangkir Kopi

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pihak Ketiga
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Ratri Swasti Windrawan, arsitek muda yang tidak ingin terbebani oleh peliknya masalah percintaan. Dia memilih menjalin hubungan tanpa status, dengan para pria yang pernah dekat dengannya.

Namun, ketika kebiasaan itu membawa Ratri pada seorang Sastra Arshaka, semua jadi terasa memusingkan. Pasalnya, Sastra adalah tunangan Eliana, rekan kerja sekaligus sahabat dekat Ratri.

"Hubungan kita bagaikan secangkir kopi. Aku merasakan banyak rasa dalam setiap tegukan. Satu hal yang paling dominan adalah pahit, tetapi aku justru sangat menikmatinya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Kekasih Gelap

“ Apartemen?” Ratri menatap tak percaya. 

“Ya. Aku yakin kamu pasti menyukainya. Tidak terlalu besar, tetapi juga tidak terlalu sempit. Pas untuk lajang modern sepertimu,” terang Sastra. Bukannya memikirkan penjelasan yang akan diberikan kepada Eliana, dia justru mengurusi hal lain. 

“Kenapa harus apartemen?”

“Karena aku tidak suka dengan tempat kost-mu yang ini,” jawab Sastra enteng. 

“Ah, tidak. Aku sudah lama tinggal di sini. Tak ada masalah sama sekali. Jadi, kamu tidak usah repot-repot memberikan apartemen untukku,” tolak Ratri. 

“Anggap saja sebagai hadiah ‘pertemanan’ kita,” bujuk Sastra.

“Aku tidak mau. Itu terlalu berlebihan,” tolak Ratri tegas. Dia berbalik, hendak membuka pintu.

Namun, Sastra langsung mencegah. Dia memegang lembut lengan Ratri. “Bisakah merendahkan sedikit egomu di hadapanku?” Nada bicara Sastra terdengar berbeda. Membuat Ratri mengurungkan niatnya. 

Ratri kembali menghadapkan tubuh ke depan. Namun, dia tak menanggapi pertanyaan Sastra barusan. 

“Apa kamu sudah terbiasa bersikap seperti ini di hadapan semua pria?” tanya Sastra lagi. 

“Seperti apa?” Ratri berpura-pura tak mengerti. 

“Kamu tidak sepenuhnya menyerahkan diri dan hati. Ya, aku tahu ini hanya untuk bermain-main. Sekadar penghilang rasa suntuk. Akan tetapi, benteng pertahanan yang kamu bangun terlalu kokoh, Nona manis.” 

Ratri bagai digelitik ribuan semut, saat mendengar Sastra menyebutnya ‘nona manis’. Padahal, itu hanya panggilan biasa. Sama sekali tidak istimewa. Entah mengapa, terasa begitu menggoda dan langsung menggugah rasa, yang berusaha diredam sekuat tenaga. 

Bagaimanapun juga, Ratri sadar dengan apa yang tengah dijalani saat ini. Dia tidak boleh melibatkan perasaan terlalu dalam. Sekadar rasa suka tak jadi masalah. Namun, dirinya harus membuang jauh keinginan lebih dari kebersamaan dengan Sastra. 

“Kenapa aku harus menyerahkan segalanya, kepada seseorang yang tidak berniat memilikiku. Aku harus mempertahankan sedikit saja harga diri, yang bisa membuatku tetap terlihat mahal.”

“Itu membuatmu bangga?” 

Ratri menggeleng, sebagai jawaban sekaligus bantahan atas pertanyaan Sastra. “Apa yang dibanggakan dari hubungan seperti ini. Jaminan apa yang akan kudapat? Tidak ada.”

Ucapan Ratri membuat Sastra terdiam beberapa saat. Entah apa yang pria itu pikirkan. Dia seperti tengah mempertimbangkan sesuatu. Keputusan besar yang akan diambil. “Apa kamu ingin sesuatu yang lebih?” tawarnya.

Suara berat dan dalam Sastra, terdengar begitu menggoda. Lagi-lagi, Ratri tak bisa fokus pada topik perbincangan mereka. Wanita cantik dengan tinggi 167 cm tersebut justru sibuk menetralkan debaran dalam dada. 

“Yang lebih apa?” Ratri menatap penuh perasaan. 

“Bukan sekadar bermain-main,” ujar Sastra menegaskan.

Ratri tak segera menjawab. Tatapannya kian lekat. Dia ingin mengucapkan sesuatu, tetapi takut apa yang ada dalam pikirannya tidak sesuai dengan maksud ucapan Sastra. “Aku tidak yakin kamu memikirkan sesuatu yang …. Ah, lupakan.”

“Kenapa?” Sastra meraih tangan Ratri. Menggenggam erat, lalu menciumnya lembut. 

“Jangan menggodaku. Tiga kali berciuman sudah cukup untuk malam ini. Aku tidak pernah seperti itu dengan pria-pria sebelumnya,” tolak Ratri, seakan bisa menebak ke mana maksud dan tujuan Sastra. 

“Bagaimana jika aku menolak? Aku justru ingin menciummu sesering mungkin.”

Ah, tidak. Kali ini, bukan hanya semut yang menggelitik naluri kewanitaan Ratri. Bisikan-bisikan setan pun terngiang jelas di telinganya. 

Ratri berusaha mempertahankan diri. Dia menguatkan hati agar tidak tergoda. Akan tetapi, keteguhannya runtuh oleh pesona seorang Sastra Arshaka. Si perayu tampan yang telah berhasil membuat dunianya berguncang hebat. 

Sekali lagi, Ratri membiarkan Sastra menikmati bibirnya. Meskipun hanya beberapa saat, tetapi rasanya teramat indah. 

“Sastra, aku ….” Ratri tak tahu harus berkata apa. Bagaimanapun juga, perasaan itu tak kuasa ditepiskan dengan mudah. Ratri pun tak mampu melawan lagi, sebab dorongan dari dalam dirinya teramat kuat.

"Aku ingin mampir sebentar," ucap Sastra, setengah berbisik.

Tak ada yang Ratri lakukan selain mengangguk setuju. Dia membawa Sastra masuk ke kamar kost-nya. Padahal, aturan penting di sana tidak diperkenankan membawa pria, meski saudara sekalipun.

Sastra mengedarkan pandangan, setelah tiba di dalam kamar kost Ratri. Ukuran yang terbilang sempit, untuk dirinya yang terbiasa tinggal di rumah serta apartemen mewah. Namun, Sastra menyukai suasana kamar itu.

Aroma buah segar menyeruak dari pengharum ruangan. Menghadirkan rasa nyaman. Merelaksasi diri serta pikiran dari segala kepenatan.

"Kamar yang sangat nyaman," ucap Sastra pelan, seraya meraih pinggang Ratri.

"Kamu tidak boleh telalu lama di sini. Aku bisa terkena masalah," ucap Ratri agak khawatir.

"Tenang saja. Aku hanya ingin membuat perbandingan," ujar Sastra menanggapi santai.

"Perbandingan untuk apa?" Ratri balik bertanya. Dia bicara dengan suara teramat pelan, sebab tak ingin terdengar oleh penghuni kamar sebelah.

"Kamarmu, dengan apartemen yang telah kusiapkan," jawab Sastra tenang.

Ratri terdiam. Dia mersa begitu konyol karena sudah berpikir nakal. Awalnya, Ratri mengira Sastra akan melakukan sesuatu 'yang diinginkan'. Namun, ternyata tidak sesuai perkiraan.

"Ya ampun." Ratri mengeluh pelan. "Kupikir kamu ...." Dia tak berani melanjutkan kalimatnya karena tak ingin disebut berotak mesum.

Melihat Ratri terdiam dengan bahasa tubuh yang tampak serba salah, membuat Sastra menautkan alis. Dia mendekat, kemudian merengkuh pinggang wanita muda itu. "Kenapa?" tanyanya pelan dan dalam.

Ratri menggeleng.

"Jangan memikirkan masalah secara berlebihan," ucap Sastra tenang. "Biar kuberitahu sesuatu. Nayeli bukan siapa-siapa. Kedekatan kami murni sebatas teman. Aku juga tidak pernah berpikir lebih dari itu. Tak seperti terhadapmu, My Cutie Pie." Sastra tersenyum kalem, seraya menyentuh lembut pipi Ratri menggunakan punggung tangan.

"Aku tidak harus marah atau cemburu. Kamu juga tak perlu menjelaskan apa-apa. Aku hanya merasa tak enak terhadap Elia. Tak terbayangkan andai dia mengetahui apa yang kita lakukan di belakangnya."

Sastra menggeleng pelan. "Sudah kukatakan agar jangan terlalu dipikirkan. Biarkan saja semua mengalir seperti seharusnya. Jika nanti Elia mengetahui kedekatan kita, mungkin memang sudah waktunya rahasia ini terbongkar. Kita tidak harus menyesali apa pun. Segala hal memiliki risiko serta konsekuensi."

"Aku tidak mengerti. Kamu sangat cerdas dan dewasa. Juga bijaksana. Kenapa justru jadi seorang pengkhianat?" Ratri menatap keheranan.

"Kalaupun Elia telah mengkhianatimu dengan pria lain, kamu bisa bicara dan menyelesaikan masalah itu. Bukan dengan membalas dan melakukan hal serupa seperti yang dilakukannya. Itu membuatmu sama gila dengan Elia," ujar Ratri lagi tak habis pikir.

"Aku juga butuh bersenang-senang. Jadi pria setia terkadang melelahkan. Lihatlah. Tuhan mengirimkanmu di saat yang tepat."

"Menyebalkan!" Ratri memukul pelan dada Sastra, yang masih merangkulnya mesra.

"Kehadiran Nayeli bisa membuatmu terbebas dari prasangka Elia, meskipun dia tak akan pernah berpikir aku mengencani sahabat dekatnya," ujar Sastra, diiringi senyum kalem.

1
ɪʙᴀ🅳🅰ʜᴘᴇɴᴇ🅽ᴛʀᴀᴍᴊ🅸ᴡ🅰
rasakannn gantian kamu yang akan dimangsa karma dibayar kontan karena menyakiti Ratri
Afri
makanya .. kalau udah d larang sastra itu d dengar ratri ..
taukan ela itu pemain drama
Anellakomalasari: Hehe, lanjut, Kak
total 1 replies
Dwisya12Aurizra
Kayaknya bakal ada yg pindah kelainan hati 🤭
octa❤️
duh..berat ni keknya ..
Anellakomalasari: Lanjut nanti, Kak
total 1 replies
Afri
siapa yg ngirim foto itu ??
apa prama yaa
☹️☹️
Anellakomalasari: Lanjut nanti, Kak
total 1 replies
octa❤️
aduh..makin meresahkan aj kayaknya si abang sastra yaa
Afri
kata kata yg d pilih bagus .. ceritanya jg bagus
betkelas dech pokoknya
octa❤️
hmmm..benar dugaan bg sastra
Afri
apa Ptam kekasih gelap elia
Afri: d tunggu
Anellakomalasari: Terima kasih sudah mampir. Lanjut ya, Kak 🤗
total 2 replies
Widi Yanti
cerita nya keren. selalu bikin penasaran
Anellakomalasari: Terima kasih sudah mampir 🥰🤗
total 1 replies
octa❤️
emmm..ap maksud bg sastra ini ya..
Anellakomalasari: Biasa, Kak 🤭
total 1 replies
Anna Kusbandiana
jangan sampai mama Laras itu mamanya Ratri....uhh tak terbayangkan....
Anna Kusbandiana
sayup2 terdengar bait lagu dari kafe

" ternyata baru kusadari sirnanya hatimu yg kau simpan untuknya

aku cinta kepadamu,aku rindu dipelukmu

namun ku keliru t'lah membunuh cinta dia dan dirimu... oh...ohh..ohhh"

😅😅😅😘✌
Anellakomalasari: Lanjutkan, Kak 🎵🎵🎵
total 1 replies
octa❤️
emm si abang nyosor terus..
jangan2 emaknya ratri ibu tirinya sastra...
Anellakomalasari: Biasa, Kak. Masih anget
total 1 replies
octa❤️
makin g terkendali ni bang sastra..ckckck..kuatkan hatimu ratri..hehehe
Anellakomalasari: Terlalu kuat godaannya, Kak
total 1 replies
Yuyun Yuningsih Yuni
Luar biasa
Yuyun Yuningsih Yuni
aaah.....
Yuyun Yuningsih Yuni
ya ampun ratriiiii...jgn mau deh d jadiin selingkuh...sahabatmu lagi
Anellakomalasari: Atuda gmn? Sastra terlalu menganukan
total 1 replies
Yuyun Yuningsih Yuni
ketauan elia juga gpp,,
Yuyun Yuningsih Yuni
tega ini othornya,,hhhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!