Mawar seorang wanita yang bekerja di sebuah bar, tanpa sengaja menemukan seorang anak laki-laki yang membuatnya terikat dalam sebuah pernikahan dengan pria dingin namun hangat.
Di dalam pernikahan itu, harus banyak tugas yang mawar jalankan. Tapi akankah pernikahan itu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, atau berbelok ke arah lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Arga baru pulang, ia langsung di tatap oleh orang-orang yang ada di rumah. Alysa menatap ke arah Arga dengan tatapan kesal.
"Arga sebaiknya kau jaga istri mu baik-baik, di telah membuat dua anak ku menangis dan juga dia telah membuat kedua pipi ku bengkak." Ucap Alysa kesal.
Arga yang mendengar hal itu hanya tersenyum tipis, "Jika dia ingin melakukan hal itu, tidak ada yang bisa melarangnya." Jelas Arga dengan mata yang menatap ke arah Alysa.
Arga lalu pergi berjalan ke arah kamar, tapi terdengar suara Ayu yang langsung menghentikan langkahnya.
"Aku ingin berbicara dengan mu." Jelas Ayu dengan tatapan serius.
Arga langsung mengikuti langkah wanita itu, hingga ia masuk ke dalam sebuah ruangan.
"Mengenai istri mu, dia sangat tidak terdidik. Wanita seperti itu, kenapa kau harus membawanya ke sini dan menjadi nya sebagai istri mu." Jelas Ayu dengan nada tegas, ia dengan jelas tidak menyukai sikap Mawar.
"Itu bukan urusanmu, lagi pula dia adalah istri ku dan nantinya dia yang akan mengurus rumah ini." Jelas Arga dengan senyuman di wajahnya.
Wajah ayu langsung berubah tegang, ada kilatan amarah tersirat jelas di matanya.
"Kita sudah membicarakan semuanya, tempat ini aku yang mengatur tidak ada campur tangan orang luar." Jelas Ayu yang langsung mengajukan keberadaan.
"Mawar bukan orang luar, dia adalah istri ku. Istri sah ku.. Dan aku adalah pewaris di tempat ini, apa kau lupa hal itu? Atau kau sudah lupa dimana posisi mu?" Tanya Arga dengan senyuman di wajahnya.
Ekspresi ayu kembali menegang, tangan kanannya menggebrak meja dengan keras. "Arga, beraninya kau berbicara seperti itu." Jelas Ayu dengan nada tinggi.
Arga tertawa mengejek saat mendengar hal itu, "Aku hanya mengingatkan mu, aku takut jika kau terlalu terlena dengan semua ini dan lupa dimana posisi mu sebenarnya nya." Jelas Arga dengan senyuman di wajahnya.
"Aku adalah ibumu." jelas Ayu yang kembali mengingatkan Arga.
"Ibu? Yah.. Yang orang-orang tahu kau adalah ibu ku, tapi aku tahu apa yang sebenarnya." Jelas Arga dengan tatapan mata yang tegas, membuat tubuh Ayu terasa sangat lemas.
"Ingat... Kau hanya menjadi sebuah figuran di rumah ini, semua aset dan kekayaan semuanya adalah milik ku. Apa kau lupa? Atau kau ingin, aku menghentikan semua aliran dana untuk mu dan keluarga mu yang menumpang di sini?" Tanya Arga dengan tatapan serius.
Kini Ayu menghela nafas panjang, berdetak dengan Arga bukanlah suatu hal yang mudah.
"Tidak ada lagi yang perlu di bicarakan?" Tanya Arga dengan tatapan dingin.
"Tidak ada." Jelas Ayu.
Arga langsung berbalik pergi dan segera kembali di kamarnya, saat pintu di buka ia melihat Mawar tengah duduk di atas ranjang dengan mata yang sendu. Tangan kanannya mengelus rambut Rangga dengan sangat lembut.
"Kenapa orang-orang di sini tidak menyukai Rangga?" Tanya Mawar dengan mata yang menatap ke arah Arga.
Arga terdiam sejenak, "Jadi kau sudah tahu, jika orang-orang di sini tidak menyukai Rangga?" Tanya Arga dengan tatapan mata yang dingin.
"Iya, dan kau sebagai ayahnya hanya diam saja melihat putra mu di tindas? Apa kau tahu orang-orang di rumah ini, menyebut Rangga sebagai anak haram." Jelas Mawar dengan sangat kesal.
Arga terdiam saat mendengar hal itu, kedua matanya menatap sosok Mawar yang nampak sangat marah.
"Aku ingin pulang hari ini dan membawa Rangga pergi dari tempat ini." Jelas Mawar dengan tegas, ia tidak mau Rangga hidup di tempat orang-orang toxic seperti mereka.
"Tidak bisa, aku ingin kau tinggal di sini karena ini adalah tempat untuk Rangga." Jelas Arga dengan tegas.
Mendengar hal itu Mawar sedikit kesal, "Apa kau bilang? Apa kau tidak memiliki perasaan, anak mu di hina dan di caci maki di tempat ini. Hatinya sangat sedih dan menderita, tapi kau masih bersikeras untuk membiarkan Rangga tinggal di sini." Jelas Mawar dengan sangat kesal.
"Ini demi kebaikan nya, dia harus tinggal di sini." Jelas Arga dengan tegas.
Mawar dengan tegas menggelengkan kepalanya, "Enggak! Aku akan membawa Rangga pulang, kau memang ayah yang tidak punya hati. Bahkan kau tega membiarkan Rangga di perlakukan tidak manusiawi, dan kau hanya diam saja." Jelas Mawar dengan kesal.
"Aku tahu, aku memang bukan ayah yang berguna untuk putra ku. Tapi rumah ini dan posisi ini adalah milik Rangga, aku tidak ingin jika tempat ini di kuasai oleh orang-orang licik itu. Dan bukan oleh Rangga." Jelas Arga.
Mawar tertawa saat mendengar hal itu, "Aku tadi berbicara dengan Ayu, dan aku membuat keributan dengan orang-orang di tempat ini. Dan seperti nya Ayu sangat takut dengan mu, lalu kenapa kau tidak menggunakan kekuasaan mu untuk membuat orang-orang itu tidak menyentuh Rangga." Jelas Mawar.
"Aku sudah melakukannya, tapi aku terlalu sibuk berada di perusahaan. Sudah banyak pelayan yang ku pecat karena mereka mengkhianati ku dan malah beralih pada pihak lain. Dan itulah kenapa aku juga ingin menikahi mu." Jelas Arga.
Mawar kembali di buat bingung, "Tunggu dulu, sebenarnya apa yang terjadi. Kau harus ceritakan semuanya tentang Rangga kepada ku." Jelas Mawar yang langsung mendesak Arga.
Arga menghela nafas lalu duduk di atas sofa, "Rangga bukanlah anak ku, dia anak Kakak ku dengan seorang wanita dari desa." Jelas Arga.
"Lalu apa hubungannya Rangga dengan sebutan itu, kenapa mereka membenci Rangga." Tanya Mawar dengan rasa penasaran.
"Kami sekeluarga bukanlah saudara kandung, aku adalah anak sah dari ibu dan ayah ku. Sementara ayu adalah seorang pelayan yang di jadikan istri kedua oleh ayah ku." Jelas Arga dengan tegas.
"Lalu jika kau adalah anak sah, kenapa kau tidak mengusir mereka saja. Apalagi si Alysa itu!" jelas Mawar kesal.
"Ayah ku sangat menyayangi Ayu, aku tidak bisa melakukan apapun." Jelas Arga dengan tegas.
"Ayahmu masih hidup?" Tanya Mawar, ia menyangka jika ayahnya Arga sudah meninggal.
"Tentu saja sudah meninggal, apa kau pikir ayah ku sudah mati?" Maki Arga sedikit kesal.
"Iya.. Aku pikir begitu, jadi aku ingin meminta ku untuk membuat orang-orang tunduk pada ku dan Rangga? Intinya kembali menguatkan posisi Rangga di rumah ini?" Tanya Mawar yang kembali memastikan.
"Iya, Rangga sudah lama tidak kembali ke sini. Dan ini adalah rumahnya.. Jadi bersikaplah sebagai seorang antagonis." Jelas Arga dengan senyuman di wajahnya.
"Kau memanfaatkan ku?" Tanya Mawar dengan senyuman mengejek.
"Iya, aku memanfaatkan watak dan sikap mu. Dan kau memanfaatkan dompet ku." Jawab Arga.
Mendengar hal itu Mawar tertawa, dan begitu pun juga dengan Arga. Kedua tertawa tanpa henti, dan lupa dengan status mereka sebenarnya.