Dimanfatkan oleh sepasang suami istri, Aira tidak bisa menolak. Ia terdesak oleh keadaan, menukar masa depannya. Apakah pilihan Aira sudah tepat? Atau justru ia akan terjebak dalam sebuah hubungan rumit dengan pria yang sudah beristri?
Selamat datang di karya author Sept ke 23
Yuk, follow IG author biar tahu novel terbaru dan info menarik lainnya.
IG : Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahkota
Wanita Pengganti Bagian 6
Oleh Sept
“Kamu pasti tahu caranya melayani seorang pria, lakukan itu sekarang!” titah Farel tanpa basa-basi.
Gadis itu menundukkan wajah dalam-dalam. Memeluk tubuhnya sendiri. Ia sangat malu saat Farel terus sama menatap ke arahnya. Aira risih karena Farel menatap yang lain. Sesuatu yang membuatnya sangatlah malu sebagai seorang wanita.
“Cepat!”
Seketika gadis tersebut mendongak, ia menaikkan dagunya sedikit lebih tinggi, hingga mata mereka pun bertemu. Gadis itu sangat gugup, hingga tidak tahu harus apa.
“Jangan diam saja! Bukankah istriku sudah membayar banyak uang padamu?”
Mendadak mata Aira terasa perih, ia juga tiba-tiba merasa sesak. Ucapan Farel selalu mampu melukai hatinya. Mereka bahkan tidak saling kenal, tapi pria itu terlalu menilainya sangat rendahan.
‘Ya, aku memang gadis rendahan. Jika aku punya harga diri, aku pasti tidak setuju dengan pernikahan ini. Pernikahan palsu yang hanya ingin anak saja. Baiklah, akan aku lakukan, aku sudah sangat rendah saat ini. Tidak ada harga diri lagi, lalu kenapa aku harus malu? Rasanya rasa malu tidak akan membuatku keluar dari masalah!’
Aira yang malang, ia hanya bisa bicara di dalam hati, yakin bahwa ia tidak bisa mundur lagi. Ia akhirnya menyerah, menyerahkan tubuhnya malam ini untuk pria yang sudah menikahinya karena sebuah perjanjian.
‘Tuan ... inilah wanita yang kau sebut bodoh dan murahan. Aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Harga diriku sudah aku serahkan sepenuhnya padamu. Malam ini, aku sadar, aku memang gadis murahan!’
Gadis itu melingkarkan lengannya pada leher Farel, memejamkan mata, kemudian mulai mendekat, hingga tidak ada lagi jarak yang memisahkan keduanya.
‘Ibu ... kuharap engkau tidak menyesal, karena sudah menjualku ... bukan, bukan salah ibu. Ini salahku sendiri, salahku karena tidak bisa memilih!’
Bulir bening menetes di pipi Aira, ketika bibir mereka bersentuhan. Aira menitihkan air mata, dan Farel menyadari hal itu saat membuka mata, Aira malah menangis.
Apa dia merasa kasihan? Tidak. Farel yang sudah dikuasai obat malah menyesap ke dalam mulut Aira semakin dalam. Tangisan gadis itu sangat tidak berarti baginya. Jiwanya yang telah berkobar, butuh untuk diredam.
Tautan pertama mereka sangat membuat Aira tidak nyaman, ia ingin menarik diri. Namun, lengan Farel malah merengkuh pinggangnya. Mendekapnya dengan erat.
‘Aku ingin muntah!’
Aira merasa mual, dia adalah gadis polos dari desa. Belum pernah pacaran sejak sekolah. Jadi saat ini membuatnya ingin muntah. Sedangkan Farel, merasakan bibir ranum milik istri mudanya itu, ia malah tidak mau lepas. Entah karena obat, atau karena doyan. Yang pasti, ia membuat Aira tidak berkutik.
Gadis itu semakin panik, meskipun bibir masih bertautan, tangan laki-laki itu meraba dan melepaskan pengait kacamata kuda yang ia kenakan. Malu, itu jelas sekali. Aira sampai melepaskan lengannya, ganti memeluk tubuhnya agar tidak terlihat jelas.
Semuanya itu percuma, karena Farel langsung mencengkram kedua tangan Aira. Pria itu menatap dengan tatapan menyeringai bagai serigala lapar. Membuat jantung Aira berdegup kencang dan merasa ketakutan.
Pria itu selanjutnya memperlakukan Aira dengan kasar, brutal dan liar. Tidak peduli kuku-kuku Aira menusuk kulitnya, meninggalkan bekas-bekas cakaran. Farel semakin tidak terkendali, memaksa menerobos masuk. Dan sangat terkejut setelah melihat bercak darah.
‘Apa ... Masih perawan?’
Farel terkejut, untuk sesaat ia tertegun. Ia benar-benar tidak menyangka, bahwa istrinya itu masih suci. Masih perawan, dia baru tahu sesaat setelah berhasil merebut mahkota sang gadis. Bercak merah di atas seprai di antara kelopak mawar, menjadi bukti yang tidak bisa ia elak.
Bersambung.
FB sept september
IG Sept_September2020
karepmu jane piye reeell jalok d santet opo piyee.....😡😡😡😡😡😡😡
waktu penyiksaanmu teko fareelll....gawe trsiksa dsek iku farel thoorr.....ben uring uringan mergo nahan rindu tpi airane moh ktmu gtuu 😀😀😀😀😀