Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Mencari Arumi
Bab 32
Reyhan berlari ke kantor Arumi. Selama ini dia tanya ke teman kerja kantor istrinya itu selalu saja dikatakan sedang keluar.
"Apa Bu Arumi ada?" tanya Reyhan kepada satpam yang berjaga di depan gedung.
"Bu Arumi sedang pergi keluar. Sekarang jam istirahat," jawab satpam itu.
Reyhan menendang udara karena kesal. Dia juga mengguar rambutnya untuk melampiaskan rasa kecewa karena tidak bisa bertemu dengan sang istri.
"Kira-kira Arumi suka makan siang di mana?" tanya Berry dan kedua temannya yang lain melirik ke arah Reyhan.
Reyhan menggelengkan kepala karena selama mereka bersama, Arumi selalu datang ke tempatnya untuk menyuapi dirinya. Tidak pernah sekali pun istrinya makan sendiri, pasti akan mengajaknya makan bersama.
"Andai saja aku tahu di mana Arumi tinggal saat ini, pastinya aku akan cari dahulu ke tempatnya itu," ujar Reyhan.
"Hei, kayaknya ada satu tempat yang aku curigai sebagai tempat persembunyian Arumi," kata Bram.
"Apa?" Brandon dan Berry tidak percaya.
"Di mana?" tanya Reyhan di waktu bersamaan.
"Kalau gadis tadi tinggal bersama Arumi, berarti itu rumahnya saat ini," jawab Bram. "Rumah yang ada di komplek dekat sini."
"Ayo, kita ke sana!" ajak Reyhan sambil menarik tangan Bram.
Keempat laki-laki itu naik mobil menuju kompleks perumahan yang tidak jauh dari tempat kerja Arumi. Reyhan berharap kalau istrinya ada di rumah yang dikatakan oleh Bram.
Sementara itu, Arumi dan Naura sedang membereskan sisa makan siang. Akhirnya mereka makan sayur kepala kakap karena Naura tidak jadi beli ayam serundeng.
"Kak, bagaimana kalau Kak Rey datang ke sini?" tanya Naura. "Soalnya orang yang hendak menabrak aku dulu itu ternyata temannya."
"Tenang. Mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa," jawab Arumi sambil memakai jilbabnya.
Semenjak hamil, Arumi mengubah penampilannya. Kini dia memakai jilbab dan gamis. Keputusannya ini sudah lama dia rencana dahulu dan baru dilakukan dua bulan yang lalu. Keluarga dan teman-temannya sangat mendukung. Kata orang-orang Arumi lebih cantik saat memakai jilbab.
Terdengar suara bel berbunyi. Arumi melihat lewat layar interkom yang menempel di dinding untuk melihat siapa yang datang.
Terlihat Reyhan sedang berdiri di depan pagar besi yang tadi dikunci oleh Naura. Arumi merasa jantungnya berdetak kencang, setelah sekian lama tidak melihat suaminya.
Perutnya tiba-tiba saja terasa mulas dan keringat dingin pun mulai memenuhi sekujur tubuhnya. Arumi takut terjadi sesuatu kepada bayinya.
"Bagaimana ini, Kak? Apa kita minta satpam kompleks untuk mengusir mereka?" tanya Naura.
"Tidak. Biarkan saja mereka sampai pergi dengan sendirinya," jawab Arumi. "Kalau kita usir, malah akan ketahuan aku ada di sini."
Naura pun membenarkan itu. Jadi, mereka diam di rumah. Arumi tidak kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya di rumah.
"Sepertinya tidak ada orang di rumah," kata Brandon.
"Iya. Sepi sekali di dalam," lanjut Berry.
Reyhan yakin kalau Arumi ada di dalam rumah. Hati kecilnya berkata demikian.
"Sekarang mau gimana?" tanya Bram. "Kita sudah hampir sejam berdiri di sini kepanasan. Pekerjaan kita di kantor juga masih menumpuk."
Reyhan menyerahkan kunci mobilnya kepada Bram, sambil berkata, "Kalian kembali saja ke kantor. Aku akan menunggu di sini."
"Apa?" Ketiga teman Reyhan shock karena atasannya ini malah berbuat nekad.
***