Dijual sang paman dan di beli oleh mafia kejam.
Yura Milea seorang gadis belasan tahun harus rela mengandung benih pewaris untuk seorang mafia kejam.
Leonard Sebastian Johson, pria kejam itu membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benih darinya sesuai permintaan Daddynya yang menderita penyakit akut.
Meski Yura bukanlah type ideal baginya pernikahan itu pun harus di laksanakan.
Bagaimana nasib Yura ketika di rahimnya tumbuh benih sang pewaris, sedangkan ia begitu membenci Leonard Sebastian yang selalu menghina dan merendahkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Bulat
" Baiklah Tuan, tapi sebelum itu saya beritahukan jika tak selamanya proses bayi tabung itu berhasil."
" Walaupun tingkat keberhasilan bayi tabung cukup tinggi, prosedur ini tetap memiliki peluang kegagalan yang tidak bisa dibilang kecil. Salah satu fase dalam proses IVF yang sering menyebabkan gagal terjadinya kehamilan adalah pada fase implantasi atau penanaman embrio hasil pembuahan. Selain itu setelah berhasil dalam tahap inflamasi, resiko keguguran juga bisa terjadi. "
" Selain itu, masih ada resiko lainya seperti kelahiran prematur dan cacat bawaan."
"Saya ingin anda kembali memikirkan resikonya terlebih dahulu, barulah anda bisa memutuskan untuk meneruskan atau tidak meneruskan prosedur tersebut."
" Biasanya pasangan yang menggunakan prosedur bayi tabung hanya untuk pasangan yang sudah lama menikah dan sulit untuk mendapatkan keturunan meski sudah melakukan berbagai cara. "
Dokter meminta Leon untuk mempertimbangkan kembali keputusannya.
" Resiko tak hanya akan terjadi pada sang ibu tapi juga bayi anda," papar dokter tersebut.
" Saya sudah pikirkan resikonya dan keputusan saya sudah bulat," ucap Leon dengan lebih tegas.
Dokter tersebut diam sejenak.
' Orang yang keras kepala,' batin dokter.
"Baiklah jika memang itu sudah keputusan bulat anda. Anda bisa datang tiga hari setelah hari ini. Nantinya akan diadakan stimulasi terlebih dahulu."
Meski di bujuk dan diberi arahan, tetap saja Leon bersikeras. Ia tak peduli apapun resikonya yang terpenting keinginannya untuk memiliki keturunan segera tercapai.
Setelah mendengar pengarahan dari dokter kandungan, Yura dan Leon langsung pulang.
***
Mereka kini berada di dalam mobil.
" Kau dengar sendiri kan apa yang harus kau lakukan selama menjalani proses tersebut?" tanya Leon.
" Dengar Tuan. " Yura menjawab dengan singkat.
" Baiklah, jika kali ini gagal lagi. Maka kau akan tanggung sendiri resikonya. Kau harus mengganti rugi uang ku sebesar lima ratus juta yang telah ku berikan pada paman mu, ditambah dengan biaya kehidupan mu selama berada di rumah ku. Atau jika tidak kau harus jadi budak ku seumur hidupmu !" Ancam Leon.
Mendengar ucapan Leon tersebut Yura langsung menangis.
" Kenapa aku harus menggantinya Tuan, aku tak pernah menikmati uang itu. Bukan salahku juga, jika semua rencana ini gagal," ucap Yura dengan bibir yang gemetar sambil mengumpulkan keberaniannya.
Mendengar hal itu Leon menjadi berang.
" Apa katamu ?! Kau berani melawanku?! " Leon mengangkat tangannya seperti hendak memukul Yura.
Gadis itu kembali tertunduk.
Di dalam mobil, Leon kembali menelpon seseorang.
***
Welly tengah meneguk minuman kerasnya di meja judi. Kali ini ia kalah lagi dalam permainan kartunya.
Welly menambah nominal taruhannya. Sang bandar judi tersenyum melihatnya.
' Wah sepertinya aku akan menang banyak dari si bodoh ini,' batin bandar tersebut yang tak lain adalah seorang wanita.
" Hey Welly ! Tumben sekali kau berada di meja ini ?" tanya seorang pria sambil menepuk pundaknya.
" Ha ha biasanya dia hanya mampu buka meja puluhan ribu saja. Sekarang sudah bisa naik di meja jutaan rupiah," ujar temannya satu lagi.
" Mungkin si Welly dapat warisan kali Men. Atau kalau gak di habis menang jackpot di kasino sebelah," timpal temannya satu lagi.
Welly melirik ke arah dua orang biasanya merendahkan dirinya tersebut.
" Eh tapi dia kan kaki tangan bos Leon, pasti banyak duit lah."
" Haha, selama jadi kaki tangan bos Leon, dia gak pernah main taruhan di meja ini bro. Mungkin Welly habis jual ginjal kali ya , ha ha."
Mereka pun menertawakan Welly,
Welly yang emosi karena terus saja kalah dan uang simpanan semakin menipis tersebut jadi kalap mata.
Ia langsung menghajar ketiga orang tersebut tanpa ampun.
" Berani sekali kalian menghina ku !" Serunya sambil memukul salah satu dari mereka.
Karena penyerangan kepada salah seorang dari mereka, Welly pun di serang oleh dua orang lainnya hingga babak belur.
Beruntung pemilik kasino tersebut melerai mereka, hingga Welly masih bisa selamat.
Welly keluar dari tempat tersebut dengan berjalan sempoyongan sambil mengumpat-ngumpat orang-orang yang telah mengeroyoknya.
" Dasar sial ! Lihat saja, kalian pasti akan ku habisi nanti !"
Ketika baru beberapa langkah berjalan di trotoar, Welly mendapatkan telepon dari seseorang.
Melihat siapa yang menelponnya, Welly berusaha untuk tenang, ia pun mengatur napasnya.
Ia segera mengangkat telepon tersebut.
" Halo tuan. Selamat siang."
" Welly! Kau tau, rencana pertama kita sudah gagal ! Dan saat ini aku sedang menjalankan rencana kedua. Jika yang kedua gagal, maka kau harus mengembalikan semua uang ku ! Jika tidak ,kau dan gadis kumuh itu harus membayar uang yang telah ku berikan dengan nyawa kalian berdua," ancaman Leon kemudian ia menutup teleponnya.
Welly menjadi kaget sekaligus panik, karena uang tersebut sudah hampir habis.
" Sial ! Dasar keponakan tak berguna!" Welly Semakin kesal dan emosi hingga ia membanting telepon tersebut.
***
Yura melirik ke arah pria yang ada disampingnya ketika Leon berbicara padanya.
' Dasar pria kejam tak berperasaan,' batin Yura sambil menatap tajam penuh kebencian ke arah Leon.
***
Setelah mengantar Yura pulang.
Leon kembali ke kantornya. Sudah sebulan ia tak pernah ke kantor tentunya banyak sekali yang harus ia kerjakan.
Waktu menunjukkan pukul tujuh malam, Leon baru selesai memeriksa berkas yang ada di meja kerjanya.
" Sudah jam tujuh ternyata," ujar Leon sambil merenggangkan otot tubuhnya.
" Lelah sekali, sebaiknya aku cari hiburan untuk menghilangkan rasa penat ini," gumamnya.
Leon pun berencana pergi ke pub malam, tempat biasa ia menghibur diri.
Sudah sebulan sejak ia dan Yura melakukan hubungan suami istri dan sejak itu pula ia tak pernah lagi berkencan dengan seorang wanita pun.
Rencananya Leon akan menghabisi malamnya dengan menyewa kupu-kupu malam.
Leon tiba di pub malam, ia langsung disambut dengan suara musik yang keras hingga hampir menekankan telinga, selain itu para wanita penjaja cinta berkerumun untuk menyambut kedatangannya.
" Tuan sudah lama tak ke sini , kemana saja ?" tanya salah seorang wanita yang hanya mengenakan tanktop dan rok mini berbahan denim.
Tanpa menjawab dan menghiraukan pertanyaan dari gadis-gadis itu, Leon langsung duduk di sebuah sofa yang ada di pojok di satu sudut ruangan.
Matanya mengedar ke arah sekeliling, ia mencari keberadaan orang yang biasanya menyambut kedatangannya.
Benar saja, seorang wanita cantik berusia sekitar empat puluh tahun datang menghampirinya.
" Selamat malam Tuan, sudah lama sekali anda tidak kesini," ucap wanita tersebut sambil duduk di hadapan Leon.
" Ada yang baru, kalau perlu masih bersegel? " tanya Leon sambil merentangkan tangannya ke sandaran sofa. Ia pun membakar rokok yang terselit di bibirnya.
" Hah, tuan yang baru ada, tapi yang masih bersegel mana ada. Kecuali kalau tuan pesan jauh-jauh hari," tutur mucikari tersebut.
" Mana yang baru ?" tanya Leon.
"Baik Tuan, saya panggil sebentar."
Sang mucikari pun mengirim pesan melalui pesan groupnya.
Beberapa saat kemudian datanglah enam orang wanita muda yang cantik yang berjejer di belakang Madam Vi.
" Perkenalkan diri kalian satu persatu," ucap madam Vi.
Wanita tersebut pun satu persatu menghampiri Leon berdiri dan memperkenalkan nama dan umur mereka.
Leon menatap ke arah wanita-wanita itu, ia pun memijit pelipisnya.
' Apa tak ada yang lebih cantik dari istriku,' batin Leon.
Wanita Wanita itu kemudian duduk dengan posisi yang menantang di hadapan Leon.
" Bagaimana Tuan ? Anda pilih yang mana ?" tanya madam Vi
Leon kembali melirik ke arah wanita-wanita tersebut. Namun tak ada satupun yang menarik hatinya.
" Mereka ini baru bekerja beberapa hari yang lalu Tuan, jadi anda tenang saja masih Fresh kok," ucap Madam Vi sambil mengedipkan sebelah matanya.
Leon kembali menatap ke arah wanita-wanita itu. Tetap saja ia tak berhasrat sedikitpun pada salah satu dari mereka.
Leon menggelengkan kepalanya.
Kemudian ia meneguk habis minumannya.
" Lain kali saja, mungkin aku saja sedang tak berselera," ucapnya seraya beranjak dari tempat duduknya.
Madam Vi dan wanita-wanita itu menatap kecewa kepergian Leon.
" Sial kenapa tiba-tiba aku tak berhasrat!" gerutu Leon ia pun langsung menuju parkiran mobilnya.
Bersambung ya reader.