Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#30
"Siapa dia?" tanya Phoenix yang kini masih berada di restoran bersama Davina.
"Dia Lara, anak angkat daddy dulu. Permasalahan kami lumayan kompleks dulu karena aku merasa tempatku diambil olehnya. Dia selalu spesial di mata daddy dan aku selalu menjadi nomer dua. Di mata daddy Lara adalah kebanggaannya dan aku? Aku merasa tersisihkan."
"Hingga akhirnya rasa kesalku membuat Lara terusir dari keluargaku. Aku memaksa daddy untuk memilih di antara kami. Dia atau aku yang pergi. Dan daddy tetap memilihku. Aku merasa bersalah karena hal itu hingga kini."
"Hingga akhirnya daddy terkena serangan jantung dan aku berusaha mencari Lara. Tetapi Lara telah pergi jauh. Aku tak menemukannya di manapun. Dan ketika itu kami masih belia dan remaja. Tak ada yang bisa kulakukan hal yang lebih untuk mencarinya," ucap Davina dengan wajah sedih.
Phoenix mendengarkan penjelasan Davina dengan seksama.
"Apakah yang kulakukan sudah benar, Phoenix? Aku ingin meminta maaf padanya tetapi sepertinya dia tak akan pernah memaafkanku," lanjut Davina.
"Tidak, kau sudah benar meminta maaf padanya. Jika dia tak memaafkanmu, mungkin dia butuh waktu lebih banyak lagi. Kita tak bisa mengatur urusan hati seseorang," jawab Phoenix dengan memegang tangan Davina untuk menenangkannya.
"Terima kasih. Hanya kau yang selalu bisa menenangkanku. Aku bersyukur memiliki teman baik sepertimu," ujar Davina tersenyum.
"Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan sudah bagus kau mengakui kesalahanmu serta minta maaf padanya," kata Phoenix.
"Aku harap aku bisa bertemu dengannya lagi," ucap Davina.
"Apa aku perlu mencarinya agar kau bisa bertemu dengannya lagi? Cukup mudah bagiku untuk menemukan seseorang," tawar Phoenix.
"Aku tak mau merepotkanmu, Phoenix. Kau hanya sebentar di New York, bukan?" balas Davina.
"Aku seminggu di sini karena daddy ingin membicarakan masalah bisnis dengan perusahaan teman dekatnya," jawab Phoenix.
"Tidak perlu, aku akan mencarinya sendiri. Aku tak mau selalu merepotkanmu," ucap Davina.
"Baiklah, ayo kita makan pagi dulu," kata Phoenix.
"Oh ya, aku ingin menemui aunty sebentar karena mommy menitipkan sesuatu padaku tadi untuk diberikan pada aunty," ucap Davina.
Phoenix hanya mengangguk dan memulai makan paginya.
*
*
*
Lara dalam perjalanan menuju ke mansion Silas. Sepanjang perjalanan pikirannya hanya tertuju pada Davina dan Phoenix.
Otak licik Lara seperti sedang menyusun sebuah rencana jahat. Dia tak suka melihat Davina hidup bahagia setelah apa yang dilakukannya pada Lara dulu.
'Mengapa Tuhan sangat baik padanya? Dia sama sekali tak pernah menderita. Kalau begitu, aku yang akan membuatnya menderita. Apakah laki-laki tadi adalah kekasihnya? Hmm ... Menarik. Lambat laun aku pasti akan menghancurkanmu, Davina,' batin Lara.
Sejam kemudian, Lara tiba di mansion Silas. Pelayan Silas langsung membawa Lara menemui Silas yang ada di kolam renang karena Silas sedang berjemur.
"Urusanmu sudah selesai dengan bersih?" tanya Silas.
"Ya, Uncle. Jangan khawatir," jawab Lara.
"Good, bermainlah bersih, Lara. Jangan sampai melibatkan pihak yang berwajib. Mereka kadang lebih licik dari mafia dan memanfaatkan hal ini untuk memeras kita," ucap Silas.
"Aku sudah cukup terlatih selama 8 tahun bersama uncle," jawab Lara.
Silas tersenyum miring.
"Besok kita akan bertemu dengan Rey dan putranya untuk membicarakan tentang kerjasama sama perusahaan New Jersey, bersiaplah menyiapkan proposalnya dengan matang. Kau bisa menyelesaikannya dengan cepat, bukan?" tanya Silas.
"Aku sudah menyiapkannya jauh-jauh hari, Uncle," jawab Lara.
"Good Lara. Kau memang yang terbaik," balas Silas.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤