Sebuah kisah fiktif yang menceritakan tentang keserakahan dan ketidakpuasan manusia terhadap apa yang dimilikinya
harta dan kekuasaan adalah tujuan manusia saling bermusuhan dan juga saling bersaing untuk mendapatkan yang terbaik
namun ada hal yang tak pernah disadari luka dan korban dari keserakahan manusia itu sendiri akan kembali dan membawa petaka kepada keluarga maupun diri sendiri
hanya cinta yang mampu meluluhkan segalanya dan membuat perjalanan hidup menjadi makin berarti
cinta yang hadir perlahan akan membawa kebaikan dalam hidup manusia yang tulus mencintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 5
satu minggu kemudian
Makan malam keluarga antara keluarga joana hartanto dan juga keluarga besar arsen wistara darma
dilakukan disebuah hotel mewah yang telah disiapkan oleh kakek tamrin sesuai janjinya pada keluarga hartanto yang sudah cukup lama bekerja sama dalam bisnis
"selamat malam om, tante!" joana terlihat anggun dengan mengenakan dress yang cukup sopan dengan tubuh ideal bak model internasional
Joana menyapa pak hanung dan bu avanti lalu melanjutkan ke kakek dan nenek arsen
"malem sayang, kamu makin cantik saja" ucap bu avanti yang menyukai joana sejak kecil dan sering di undang untuk mengenakan baju yang bu avanti buat khusus untuk joana
"kok arsen ngga disapa nak?" bu ratu menegur anaknya karena melewatkan arsen yang ada disamping kakek dan neneknya duduk
"sorry, hai arsen" joana sedikit gugup menatap wajah tampan yang sejak dulu begitu sulit untuk joana taklukan
"hm, silahkan duduk" arsen menarik kursi disebelahnya untuk joana duduk karena semua sudah diatur dari makan sampai tempat duduk
Arsen dan joana hanya tinggal mengikuti saja alur dan acaranya
"daren kemana?" tanya pak hartanto yang tak melihat anak bungsu calon keluarga besannya
Daren adalah pemecah keheningan dan juga suasana canggung jadi tentu sangat diharapkan kehadirannya
"dia sedang latihan kerja pak, nanti akan menyusul" jawab pak hanung
"wah hebat sekali anak-anak pak hanung dan bu avanti ini ya, senang sekali akan menjadi bagian keluarga ini" ucap pak hartanto memuji keluarga calon besan
"nak hartanto bisa saja, bukankah memang laki-laki harus bekerja keras agar bisa punya calon menantu seperti nak joana ini" kakek tamrin pun ikut dalam obrolan santai
sayangnya joana dan arsen malah saling diam dan hanya main ponsel masing-masing
"nah itu dia anaknya, ayo kita mulai makan malamnya" ucap kakek tamrin melihat daren sudah datang dan segera meminta pelayan menyiapkan menu yang sudah harus dihidangkan
"kak jo, suapin tuh calon suaminya" ucap daren yang duduk disamping joana
"ssst!" joana melirik tajam pada daren yang sejak dulu memang suka jahil dan juga mengganggunya
"dih kakak ipar ngambek, senyum dong biar batu es mencair" bisik daren lagi
"daren!" tanpa sengaja joana berteriak karena terus diganggu oleh calon adik iparnya
"iya kakak ipar" bukannya malu atau takut daren malah membuat joana malu karena menyebutnya kakak ipar dan apa yang terjadi
Arsen tak ada ekspresi apapun atau reaksi apapun mendengar ucapan daren
"jangan menyerah, tetap putus asa!" daren tau joana sangat menyukai kakaknya sejak lama dan menurut daren keduanya cocok yang satu pendiam dan joana biasanya suka bercanda akan saling melengkapi
"daren, jangan ganggu joana" tegur bu avanti
"maaf ma" ucap daren
Makan malam berlanjut para tetua berkumpul untuk membahas kelanjutan hubungan antara arsen dan juga joana
sementara joana dan juga arsen hanya duduk berdua terdiam dan tak tahu apa yang mau dibicarakan. Semua sudah diserahkan kepada orang tua mereka hanya menunggu hasilnya saja
"mau nonton next time?" joana membuka obrolan
"boleh, kapan?" jawab arsen dengan cepat
"lusa, kita ketemu di mall"
"saya jemput saja, kirim pesan jam berapa dan mall mana" ucap arsen
Lalu keduanya kembali terdiam dan entah apa yang ada dipikirannya masing-masing
Joana sudah kehabisan cara untuk membuat arsen membuka mulutnya, tetap saja hanya menjawab pertanyaan tanpa bertanya kembali padanya. Namun entah mengapa membuat joana makin tertarik pada arsen dan sangat ingin memilikinya
"arsen, joana tante bawa pulang dulu ya. Kalau kangen tinggal ke rumah dua puluh empat jam terbuka untukmu" ucap bu ratu
Mengajak joana pulang dan menggoda calon mantunya, tentunya sudah tahu bagaimana tanggapan dan ekspresi arsen, bu ratu tak berharap banyak yang dia tahu arsen anak yang baik dan tak macam-macam selama ini
"iya tante" jawab arsen
"maafkan anak saya ya bu" bu avanti meminta maaf pada calon besan, anaknya memang sulit sekali membuat hati orang lain senang
"ngga apa-apa bu, kami pamit ya" bu ratu menggandeng joana yang sebenarnya masih ingin tinggal namun tak ada sedikitpun niatan arsen untuk menahan calon istrinya
"kita juga pulang!" ajak kakek tamrin
"daren sama kakak aja ma, pa" ucap daren tak mau satu mobil dengan para orang tua
"jangan ngebut-ngebut !" bu avanti mengingatkan pada anak-anaknya yang suka mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi
"siap kanjeng mama!" jawab daren
"ayo kak, lemes banget masih kangen kak jo ya?" ledek daren
Arsen hanya menatap sinis lalu masuk ke dalam mobil
"jalan pak cecep!" ucap daren setelah ikut masuk ke mobil kakaknya
"kak, kalau di kantor jangan galak-galak, tuh para pegawai sampai ngga bisa nafas saat ada kakak" ucap daren menyampaikan apa yang dilihatnya saat pembukaan pelatihan oleh arsen
"kakak galak kenapa?" arsen merasa tak sedang marah atau membentak seseorang saat itu jadi tak merasa ada titik galak nya dimana
"entahlah tapi kakak harus sedikit senyum setiap ketemu pegawai oke, termasuk adikmu ini" daren ingin kakaknya bukan ditakuti orang lain
arsen tak lagi menanggapi ucapan daren hanya terdiam menatap ponselnya yang penuh dengan laporan dan juga pekerjaan hingga di rumah pun sama
"arsen papa sama kakek mau bicara nak, ditunggu di atas" ucap bu avanti memberitahukan pada arsen yang baru tiba bersama daren
"pasti mau bagi warisan ya ma, kok daren ngga diajak ma"
tak ada yang peduli dengan ocehan daren kali ini karena sepertinya obrolannya sedikit serius dan bu avanti hanya menjewer kuping daren lalu menariknya agar tak ikut campur urusan sang kakak
"iya ma" arsen melepaskan jas dan dasinya. Lalu menggulung kemejanya dan menuju lantai dua yang ada ruangan khusus untuk rapat keluarga
tok..tok
Arsen masuk dan didalamnya sudah ada pak hanung dan juga kakek tamrin
"duduk sen!" ajak pak hanung
"ya pa!" arsen patuh duduk dihadapan dua orang tua panutannnya saat ini
sepertinya arsen tahu apa maksud dari pembicaraan yang akan dibahas tentunya tak jauh dari perjodohan
"gimana tadi sama joana? Kalian sudah membahas sesuatu?" kakek tamrin menanyakan pada arsen
"belum kek, kami ikut saja bagaimana keputusan para orang tua" jawab arsen yang tak mau pusing masalah pasangan hidup
baginya pekerjaan dan keluarganya aman adalah hal yang paling dia utamakan dan tak ada hal lain yang arsen inginkan. semua sudah dia dapatkan mulai dari kekayaan, kasih sayang dan juga kesehatan
"satu bulan lagi joana akan lulus dan kembali ke indonesia, dan saat itu kalian akan bertunangan" ucap kakek tamrin
"pernikahannya?" arsen tak sabar
"sabar sen, joana mau belajar bekerja dulu sampai paling lama satu tahun baru kalian akan menikah, bagaimana?" pak hanung menjelaskan hasil obrolan orang tua saat makan malam
"baiklah pa, kek. Atur saja arsen siap kapan pun" ucap arsen yang tak mau ribet hanya masalah pernikahan
Ia tak tahu jika hubungannya dan joana akan membuat perusahaan dan kekayaan kedua keluarga makin bertambah
serta makin kuatnya hubungan bisnis diantara dua keluarga
"kakek tak pernah salah membanggakan dan mengandalkanmu, sekarang istirahatlah dan mulai hari ini kurangi jam kerjamu, karena sebentar lagi ada pasangan yang harus kamu perhatikan" kakek tamrin memberikan nasehat pada cucunya
"baik kek, iya arsen akan kurangi jam kerja. Arsen boleh duluan ke kamar?" pamit arsen
"silahkan!"
Arsen lega dan pergi meninggalkan ruang rapat keluarga lalu menuju kamarnya yang berada diantara rumah orang tua dan kakeknya
Arsen sengaja memilih bangunan yang paling jauh diantara bangunan lainnya agar bisa tenang dan tak bertemu banyak orang
"kak!" panggil daren
"pergilah kakak mau istirahat" arsen mengusir daren
Namun bukan daren jika tak merengek hingga kakaknya mengalah "ayo ikut!" daren menarik tangan arsen dan membawanya kembali ke mobil
lalu mengajaknya entah kemana yang jelas daren tahu kakaknya sedang banyak pikiran dan akan mengajaknya bersenang-senang dengan teman-temannya