Kinara Aulia. Seorang gadis pilihan keluarga Dirgantara, yang akan menjadi istri Kenan, laki-laki tampan, sukses, yang mempunyai segalanya, namun nahasnya. Ia mengalami kecelakaan saat akan menikah dengan wanita pujaannya.
Setelah mengalami kecelakaan, sang wanita yang ia cintai malah meninggalkan dirinya, karena tidak mau mempunyai suami cacat.
Kenan merasa terpuruk, tidak percaya diri. Sampai dimana keluarganya mencarikan istri untuk dirinya.
"Jaga batasan, kamu cuman istri kontrak pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Aku juga tidak tertarik denganmu, jangan terlalu percaya diri," jawab Kinara Ketus.
•••
Lalu bagaimana kisah mereka? Setelah melewati banyak hal dalam kehidupan mereka?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tekad Kinara
"Kemana dia, kenapa pagi-pagi begini sudah tidak ada," gumam Kenan, ia sudah tak melihat Kinara diatas sofa.
"Tapi apa peduliku, terserah dia mau kemana, dan bagaimanapun."
Kenan beralih ke kursi roda, ia akan ke toilet sendiri.
"Kenapa aku kepikiran wanita itu," gerutu Kenan.
Lalu Kenan memutuskan keluar dari kamarnya, namun diluar juga, Kinara tidak ada.
"Good morning, sayang," sapa Amira.
"Morning mom," jawan Kenan tersenyum, namun matanya melihat kenan-kiri, ia mencari istrinya.
"Istrimu ke RS," ujar Amira.
"Aku tidak menanyakan dia, mom," kata Kenan, mencari alasan.
"Tapi kamu penasaran'kan, kemana Kinara pergi, pagi pagi begini," ujar Amira.
"Tidak mom," kekeh Kenan.
"Istrimu ke RS, kata dokter, adiknya kritis," ucap Amira.
"Memang adiknya kenapa, mom?" tanya Kenan.
"Oh iya, mommy belum menceritakannya denganmu, ya," ucap Amira.
"Jadi adiknya sakit cancer, sudah stadium akhir, dan cuman ada sedikit harapan bagi Kinara," lanjut Amira.
Kenan hanya mengangguk.
"Makanya, kamu jangan keras keras sama Kinara, kasian. Menantu mommy itu sudah tidak mempunya keluarga," kata Amira.
"Aku tidak keras dengan dia," ucap Kenan.
"Kenan, kamu itu anak mommy, mommy tau tentang bagaimana sifat kamu," ujar Amira.
"Suruh siapa, mommy memaksa aku menikah," kata Kenan.
"Loh, kan kamu juga setuju, kalo kamu gak setuju, mommy tidak akan menikahkan kalian," ujar Amira.
"Oh iya juga, ya," gumam Kenan.
"Biasanya, wanita yang mommy bawa selalu tidak mau menikah denganku, saat melihat aku," kata Kenan.
"Kenan, semua wanita itu beda, sayang," jawab Amira.
"Hanya Lana yang beda," lirih Kenan, suaranya terdengar nyaring.
"Kamu bicara apa, suaranya tidak mommy dengar," kata Amira.
"Tidak mom," jawab Kenan tersenyum.
Amira menatap Kenan, lalu menyentuh tangannya.
"Yang mommy lakukan ini, karena mommy sangat mencintai kamu, Kenan anak mommy satu-satunya. Mommy akan melakukan apapun untuk kebahagiaan Kenan," ucap Amira.
"Kenan juga sangat sayang dengan mommy, Kenan aku berusaha menjadi anak yang mommy inginkan," jawab Kenan.
"Kenan tau'kan, mommy tidak bisa mempunyai anak lagi, karena rahim mommy sudah di angkat, karena kecelakaan yang lalu," ucap Amira, ia pernah hamil anak ke-2, namun nahasnya, ia kecelakaan dan keguguran, sehinggan rahimnya rusak karena suatu benturan, dengan terpaksa, Amira merelakan rahimnya.
"Jangan mengingat hal yang membuat mommy sedih," ucap Kenan.
"Jadi sekarang tugas kamu, berikan mommy cucu, agar mommy mempunyai teman," kata Amira.
"Mommy ada-ada saja," jawab Kenan, menghindari pertanyaan itu.
"Berarti kamu tidak sayang dengan mommy?" ucap Amira.
"Bukan sayang atau tidak mom, tapi mana mungkin aku dengan Kinara mempunyai anak, untuk waktu yang cepat," jawab Kenan.
"Kami masih masa perkenalan dulu, belum melakukan apa-apa," lanjut Kenan.
"Lama banget, sekalian makanya," ujar Amira.
"Sekalian apa, maksud mommy?" tanya Kenan.
"Kenalan, sama melakukan itu. Agar cepat jadi," jawab Amira.
"Mommy, jorok," kata Kenan.
Amira hanya tertawa, melihat ekspresi anaknya.
"Tapi mommy serius, mommy mau segera mempunyai cucu," ucap Amira.
"Doakan saja, mom," jawab Kenan tersenyum.
"Berdoa juga harus di barengan sama usaha, tidak mungkin tuhan langsung memberikan mommy cucu darimu, kalo kalian saja tidak melakukan apapun," ujar Amira.
"Iya mommyku sayang," jawab Kenan, yang tidak mau berdebat dengan Amira. Karena akan menjadi panjang.
"Pagi-pagi sekali sudah berkumpul," cetus Edrick.
"Kenan mencari istrinya, sayang," jawab Amira.
"Suami macam apa, tidak tau istrinya kemana," sindir Edrick.
"Karena dia tidak ada, saat aku tidur, jadi aku tidak tau," balas Kenan.
"Makanya baik-baiklah sama istri, agar kalo istrimu pergi, dia akan berpamitan," ucap Edrick.
"Sudah ah, ayo kita sarapan," ajak Amira.
"Menantu kita makan dulu, gak?" tanya Edrick.
"Tidak, tapi tadi mommy memberikan bekal, biar dia makan di RS, soalnya buru-buru," jawab Amira.
"Kamu harus lebih memperhatikan gadis itu, soalnya kasihan. Ditelantarkan suaminya," ucap Edrick.
"Aku akan memperhatikan dia, Kinara sudah menjadi menantu kita," jawab Amira tersenyum.
"Baguslah, jangan terlalu cuek," sindir Edrick.
"Aku tau, ya. Daddy menyindir aku," ujar Kenan.
"Loh, tidak ada yang menyindir kamu," jawab Edrick.
Amira hanya menggelengkan kepala, melihat suami dan juga anaknya, yang selalu berdebat setiap bertemu.
"Kalian selalu membuat mommy pusing," kata Amira.
Kenan dengan Edrick hanya tersenyum, memperlihatkan giginya.
•
•
•
Sedangkan disisi lain, Kinara sedang mencemaskan adiknya.
"Makan dulu, jalangan terlalu mencemaskan adikmu, dia akan baik-baik saja," ucap Riko, teman Kinara.
"Bagaimana aku bisa tenang, Riko. Adikku sedang kritis," ucap Kinara.
"Sudah, adikmu akan baik-baik saja," ucap Riko, memeluk Kinara.
Kinara menangis dipelukan Riko, selama ini, ia selalu menemani Kinara, saat Kinara butuh bantuan.
Riko mengelus rambut Kinara, ia menenangkan Kinara.
"Aku tau apa yang kamu rasakan," ucap Riko.
"Maaf, mbak Kinara," ucap dokter.
"Iya dok, bagaimana dengan adik saya?" tanya Kinara.
"Pasien harus melakukan operasi lagi," kata dokter.
"Lagi?" ucap Kinara.
"Iya, karena cancer itu sudah menyebar kesemua anggota tubuh pasien," kata dokter.
"Baik dok, lakukan yang terbaik buat adik saya," ucap Kinara.
"Mbak Kinara bisa urus administrasi dulu," kata dokter.
"Saya akan kesana," jawab Kinara.
"Kalo gitu saya permisi," ucap dokter.
Kinara mengangguk.
"Biar aku yang membayar untuk operasi adikmu," ucap Riko.
"Jangan Riko, kamu sudah banyak membantuku, hutang yang kemarin-kemarin saja belum aku bayar," jawab Kinara, ia tidak enak kalo terus+terusan dibantu Riko.
"Aku tidak pernah merasa memberikan hutang kepadamu," ujar Riko.
"Untuk kali ini, aku tidak akan merepotkanmu, mengertilah," ucap Kinara.
"Tapi kamu mempunyai uang itu?" tanya Riko.
"Punya, aku mempunyai tabungan," jawab Kinara.
"Baiklah," jawab Riko.
"Tapi aku mau keluar sebentar, tolong jaga adikku dulu, ya," ucap Kinara.
"Yasudah, aku akan berjaga disini," jawab Riko.
"Nanti akan ada Tita kesini," kata Kinara.
Riko mengangguk.
"Aku pergi dulu," ucap Kinara, lalu ia meninggalkan RS itu.
"Harus kemana aku mencari uang, dengan jumlah yang banyak, tidak mungkin, aku meminjam dengan tante Amira, dia sudah baik sekali denganku," gumam Kinara.
Cukup lama, Kinara melamun, memikirkan akan mencari kemana uang dengan jumlah yang banyak, untuk biaya operasi adiknya.
"Kenan, ya. Dia bisa membantu aku," gumam Kinara, ia langsung memesan taxi, ia akan pulang ke mansion.
"Semoga dia bisa meminjamkan uang," gumam Kinara.
"Apapun akan aku lakukan, demi adikku. Agar kembali sehat."
Selama ini, Kinara sudah berjuang cukup jauh, demi adiknya, semua pekerjaan sudah ia lakukan, demi menyambung hidup, dan membiayai berobat adiknya.
Kinara tidak mau kehilangan keluarga satu-satunya.
"Kakak janji, akan mendapatkan uang itu, demi kamu," gumam Kinara.
***