NovelToon NovelToon
Bawalah Aku Pergi

Bawalah Aku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Slice of Life
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: lusi permata Sari

Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.5

 Sepanjang perjalanan menuju rumah kakek perasaan ku tak karuan, pikiran ku sudah bercabang, berbagai macam hal ku pikirkan, tapi sesekali aku menepis semua pikiran dan aku berharap itu tidak akan mungkin,badan ku mulai lemas, karena aku belum tidur sama sekali, aku berusaha memejamkan mata, tapi tetap saja tak bisa,rasa penasaran ku mengalahkan semua rasa yang ada.

"sudah sampai mbak ", suara driver mengagetkan lamunanku.

"oh iya mas ", jawab ku.

"benar tidak mbak ini lokasinya ",tanya driver lagi.

setelah ku lihat , ternyata benar sudah sampai di depan rumah kakek ku.

"benar mas, terimakasih banyak ya mas ", kataku sambil membuka pintu mobil untuk segera turun.

"yaa sama-sama mbak", jawab driver tersebut.

kebetulan aku membayar lewat aplikasi, karena aku sedang tidak memegang uang cash malam ini,mobil pun pergi meninggalkan ku dan langsung melaju, sesampai di rumah kakek, ku lihat lampu sudah di padamkan.yaa kebiasaan nenek dan kakek memang selalu bangun lebih awal,dan ku lihat di ponsel sekarang sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

aku coba mengetuk pintu dan memberikan salam.

"Assalamualaikum", ucap ku , tapi tidak ada yang menjawab.Ternyata pintu sudah sedikit terbuka,aku langsung masuk saja ke dalam,dan ternyata Mimi sedang membuat sarapan seperti biasa.

aku memanggil nenek ku dengan sebutan Mimi, karena memang masyarakat di sini kebanyakan memanggil nenek nya dengan sebutan itu .

"Mimi",.ucap ku mengagetkan nya.

"ehhh,cucu Mimi ,kamu kok pulang gak kasih tau dulu sayang", katanya yang sedikit terkejut, sambil menciumi cucunya ini.

"iya Mi,soalnya kalo aku kasih kabar dulu pasti nanti Mimi bakalan repot menyiapkan apapun untuk aku",sahut ku berusaha mencari alasan.

"enggak dong ,Mimi gak akan merasa di repotin sama cucu kesayangan Mimi semata wayang ini", jawabnya membuat ku terharu.

"kok kamu pagi banget datangnya Sayang",tanya Mimi lagi.

"iya Mi,ini kan weekend,kalo kesiangan bisa macet nanti ", jawab ku dengan berbagai alasan agar Mimi tidak curiga.

"oh iya Eyang mana Mi,kok gak kelihatan ?",tanyaku penasaran.

"eyang mu lagi membuka Tokonya" .jawab Mimi.

eyang memang memiliki toko sembako, semenjak pensiun dari pekerjaan nya dulu beliau berusaha untuk mempunyai kesibukan di rumah.

"oh yaudah aku ke kamar dulu ya Mi ", kataku sambil memeluk pundak Mimi.

"yasudah ,nanti kalo sarapan nya udah jadi Mimi panggilin ya" ,kata Mimi.

"oke Mi ",ucap ku sambil melangkah ke kamar,

Sesampai di kamar aku langsung membuka lemari mamaku ,dan aku buka lacinya, berusaha mencari sesuatu yang dulu pernah ku temui,dan akhirnya aku menemukannya, sebuah buku diary yang tidak banyak catatan nya, hanya ada beberapa catatan tanggal, yang mungkin itu tanggal penting bagi dirinya.

Ku buka lembaran demi lembaran dan akhirnya aku temukan foto yang aku cari, sebuah foto yang dimana mamaku dan lelaki itu sedang berdampingan di pinggir pantai.

akhirnya aku membuka hp ku dan aku samakan dengan foto pernikahan mamanya Amar yang tadi ku ambil dengan kamera ponsel ku,terlihat dari foto itu sama² seperti foto yang sudah lama.

Dan benar saja lelaki yang berfoto dengan mama adalah papanya Amar,dengan postur tubuh dan model rambut yang sama.

Aku semakin bertanya²,ada hubungan apa mama dengan papanya Amar,aku bingung harus mencari tahu kemana lagi,aku berusaha mencari buku nikah mama pun tak ada, bahkan di akta kelahiran pun nama mama lah yang tertera sebagai wali ku.

"Lilia.. sarapan nya sudah jadi Sayang ",kata Mimi memanggil ku.

"baik Mii ", jawab ku sambil merapihkan laci mama kembali.

Aku keluar untuk sarapan, sambil sarapan otak ku terus berpikir, bagaimana caranya aku mengetahui ada hubungan apa mama dengan papanya Amar.

Akhirnya aku memberikan diri bertanya kepada Mimi,dengan hati yang berat dan mulut yang sedikit gugup.

Aku memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

"Mi,aku boleh tanya sesuatu enggak ?", tanya ku sambil terus mengunyah makanan.

"tanya apa Li..?", jawab Mimi yang sedang membuatkan susu untuk ku.

"Tapi Mimi janji jangan marah ya ?", tanya ku yang mulai sedikit ragu.

"ya enggak lah,masa Mimi marah cucu Mimi bertanya", jawab Mimi begitu percaya diri.

"emmmm ,nama papaku siapa sih Mi ?" , tanya ku sedikit ragu,Mimi yang kaget hampir saja menumpahkan susu yang baru saja di buatnya.

"Mimi gak kenapa napa kan? ", tanya ku yang khawatir melihat tangan nya yang sedikit tersiram air susu yang masih panas.

"enggak apa-apa kok, maklum Mimi sudah tua, jadi sudah agak gemetar", jawab Mimi yang mungkin hanya beralasan.

"Terus gimana sama pertanyaan ku barusan Mi ?", Kataku yang semakin penasaran.

"eemmm,, sebenarnya kakek sangat melarang untuk memberi tahu informasi ini kepada kamu Li.", jawab Mimi yang mulai mengecilkan suaranya.

"Tapi ,mungkin memang sudah saatnya kamu mengetahui semuanya", sambung Mimi. akhirnya Mimi pun mulai menceritakan semuanya.

"Dulu mamamu bekerja di sebuah kantor, setelah beberapa bulan bekerja, mamamu sering di antar oleh seorang lelaki, beberapa kali lelaki itu menyempatkan diri untuk mampir menemui kami ,setelah berapa bulan berlalu, lelaki itu meminta izin untuk menikahi mamamu,tapi dy ingin menikah secara siri dengan alasan pekerjaan,dy bilang ada beberapa peraturan perusahaan yang mengharuskan karyawan nya untuk tidak menikah terlebih dahulu jika ingin naik jabatan,Eyang mu tidak mau mamamu di nikahkan secara siri,tapi mamamu kekeh ingin tetap menikah dengan lelaki itu, akhirnya mamamu kabur dari rumah dan menikah dengan lelaki itu tanpa persetujuan kami orang tuanya, waktu itu kami mendapat informasi dari teman mamamu bahwa mereka sudah menikah secara diam², akhirnya Mimi jatuh sakit dan harus di rawat di rumah sakit, saat Eyang sedang antri untuk menebus obat untuk Mimi, Eyang bertemu dengan lelaki itu,Eyang penasaran kenapa Dy berada di rumah sakit juga,Eyang khawatir takut mamamu yang sakit.

Akhirnya Eyang mengikutinya,dan alangkah terkejutnya Eyang, ternyata dy sedang menemani seorang wanita dan bayi laki-laki yang sedang di rawat di rumah sakit itu dan wanita itu bukan mamamu, akhirnya Eyang memberanikan diri untuk menemui nya,lelaki itu akhirnya mengakui bahwa dy sudah memiliki anak dan istri sebelum menikah dengan mamamu dan saat itu Dy sedang menemani anak nya yang berusia 5 bulan yang sedang di rawat di rumah sakit,dy meminta maaf kepada Eyang,tetapi Eyang enggan memaafkan nya karena Eyang sudah sangat marah besar bahkan murka kepada lelaki itu,Eyang hanya meminta alamat rumah tempat mama mu tinggal dan Eyang meminta agar dy jangan pernah mencoba lagi menemui mamamu.

Keesokan harinya Eyang menjemput mamamu dan membawa nya kembali ke rumah ini,mamamu selalu mengelak jika di beri tahu oleh eyang, lelaki itupun menepati janjinya untuk tidak pernah menemui mamamu lagi,dan pada saat itu mamamu ternyata sedang hamil dan mamamu pun baru mengetahui nya, mungkin lelaki itupun tidak tahu kalo mamamu sedang mengandung anaknya, setiap hari mamamu menunggu kehadirannya, tapi dy tidak pernah kembali lagi hingga saat ini".tanpa terasa Mimi meneteskan air mata mengingat kejadian pada anak prempuan satu satunya.

"jadi lelaki itu adalah papa ku ?" ,tanya ku yang tak habis pikir betapa beratnya hidup mama.

"iya lelaki itu papamu yang bernama Reno" , jawab Mimi yang membuat aku merasa tersambar petir di pagi hari.

"Reno..", kataku lirih sambil menutupi wajah ku sendiri.

aku segera bergegas mengambil foto mama yang ada di laci dan memberikan kepada Mimi untuk memastikan apa benar itu orang nya,dan Mimi pun mengiyakan nya .

"iya itu papamu" ,kata Mimi sambil mengusap air matanya.

Aku pun langsung lemas bagaikan tak punya tulang,aku langsung duduk di samping Mimi dengan perasaan yang hancur tak karuan.

Tiba² ponsel ku berdering dan ku lihat nama Amar di sana mencoba menelpon ku,aku tak menghiraukannya,aku diamkan tak menjawab telpon darinya.

"Kenapa enggak di angkat Li ?",tanya Mimi membuyarkan lamunanku.

"oh iya Mi , yaudah aku ke kamar dulu ya ", jawab ku yang langsung bergegas ke kamar.

"Kalo kamu butuh apapun nanti panggil Mimi ya " ,ucap Mimi berpesan.

"baik Mi.." , jawab ku.

Amar pun terus berusaha menelpon ku.

aku tidak memperdulikan nya,aku biarkan ponsel ku di atas tempat tidur, rasanya dada ku sesak, ingin sekali rasanya aku berteriak.

Akhirnya aku mencoba memejamkan mata yang memang sudah terasa sangat berat.

di tempat lain Amar begitu cemas dengan apa yang terjadi,Dy kebingungan mengapa tiba-tiba aku pergi tanpa memberi tahu nya.

"memang nya semalam kalian bertengkar ?",tanya mamanya yang bingung melihat anak laki-lakinya yang begitu cemas.

"enggak kok mah,aku gak ada masalah apapun sama Lilia ", jawab Amar sambil terus menelpon ku.

Amar pun merasa curiga kepada Riza, karena semalam kan Riza mencoba mengganggu Lilia, segera Amar mendatangi Riza yang masih tertidur.

"Woii .. bangun lu ", kata Amar yang sudah penuh amarah.

Riza pun mulai membuka matanya dan merasa kebingungan kenapa adiknya marah².

"masih pagi woii, ngapain lu bangunin gw", jawab Riza yang ikut terbawa emosi.

"lu ngapain Lilia semalem?",tanya Amar tanpa basa basi.

Reyhan yang kaget mendengar pertanyaan adiknya segera bangun dari tempat tidur nya.

"maksud lo apa ngomong ky gitu ?", jawab Riza yang kesal karena tidak merasa melakukan apa-apa.

"Jangan pura pura Lo",kata Amar yang kekeh menyalahkan kakaknya.

"Gila Lo ya, bisa bisanya nuduh gw tanpa bukti ",kata Riza terus membela diri.

"buktinya Lilia pergi begitu aja tanpa bilang apa² ke gw", jawab Amar.

"terus apa hubungannya sama gw kalo dy pergi ?", tanya Riza sambil tertawa.

"Jadi bener lo ga macem² sama Lilia ?",kata Amar yang semakin kebingungan.

"emang lo pikir gw cowok apa,Lo tanya aja bi Sani sana yang bukain pintu ",kata Riza yang membuat Amar bisa berpikir.

Rasa cemas tidak bisa membuatnya berpikir jernih, akhirnya Amar pun pergi meninggalkan Riza dan segera menemui bi Sani.

"Emang yaa , orang kalo udah jatuh cinta otaknya gak bisa di pake ",gerutu Riza yang kesal karena sudah di tuduh oleh adiknya sendiri.

"bi Sani .?" ,tanya Amar dengan suara yang agak keras,bi Sani pun segera menghampiri Amar.

"ada apa mas ?", jawab bi Sani.

"Kenapa bi Sani membiarkan Lilia pulang sendirian?", tanya Amar yang sangat penasaran.

"loh kata non Lilia dy akan bilang sendiri nanti ke mas Amar ", jawab bi Sani.

"emang nya Lilia ngomong apa ke bibi?".tanya Amar yang sangat penasaran.

"itu ,katanya kakek nya sakit, jadi non Lilia harus secepatnya ke rumah kakek nya", jawab bi Sani yang memang sudah sesuai dengan ucapan Lilia.

"argh...",. suara Amar yang semakin kebingungan sambil meninggalkan bi Sani.

1
wong jowo
semangat author
lusi🌼: terimakasih kakak sudah mampir ☺️🙏
total 1 replies
Araceli Rodriguez
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
lusi🌼: terimakasih kak sudah membaca novel ku .
tunggu yaa kelanjutannya ☺️
total 1 replies
Guillotine
Bikin deg-degan nih!
lusi🌼: terimakasih kakak sudah mampir, tungguin yaa cerita selanjutnya ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!