Dilarang Boom like !!!
Yuk hargai karya dari seorang penulis 🥰
Dia tidak menyangka kalau akan menjadi pemeran antagonis dalam kehidupan sahabatnya.
Viola Rinjani, seorang gadis muda berusia 23 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang merupakan suami dari sahabatnya sendiri.
Awalnya, Viola menolak tawaran pernikahan itu. Namun, keadaan yang terus memburuk terasa mencekik leher Viola hingga membuatnya harus mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua.
Biduk rumah tangga pun dimulai, akankah Viola berhasil melewatinya ?
Atau terpuruk dengan segala siksaan dan hinaan yang dilayangkan oleh semua orang ?
Yuk ikuti kisahnya hanya di Noveltoon !
Follow IG Author ayu.andila 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 6. Malam Pertama
Setelah Viola menyetujui persyaratan dari Mama Vivi, Alea bergegas memberi kabar pada Mertuanya dan pihak rumah sakit langsung menjalankan perintah dari Alea untuk membawa Vedri ke luar negeri.
Viola sendiri langsung diboyong oleh Mama Vivi ke rumahnya guna untuk melangsungkan pernikahan antara wanita itu dengan putranya.
Beberapa jam telah berlalu, Viola sudah memakai kebaya berwarna putih serta makeup sederhana yang membuat tampilannya tampak berbeda hari ini.
"Bagaimana? apa semua sudah siap?" Mama Vivi masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh Viola untuk melihat keadaan wanita itu.
"sudah Nyonya," jawab salah satu pelayan.
"ya ampun, kamu cantik sekali sayang," puji Mama Vivi saat melihat tampilan Viola sedangkan Viola membalas pujian Mama Vivi dengan senyum tipis diwajahnya.
Kemudian Mama Vivi membawa Viola untuk turun kelantai bawah, tempat semua orang berkumpul. Termasuk lelaki yang sebentar lagi akan resmi menjadi suami wanita itu.
Alea juga ikut menggandeng lengan Viola dan mendudukkan wanita itu tepat di samping suaminya, dia mengangkat selendang berwarna putih dan meletakkannya di atas kepala Viola dan juga suaminya.
Viola terus menundukkan kepalanya tanpa mau bersitatap mata dengan siapa pun, sekuat tenaga dia menahan air mata yang akan terjatuh walaupun dadanya terasa sesak karna sakit yang menghantam hidupnya saat ini.
"bagaimana? apa semuanya sudah siap?" tanya Pak penghulu pada dua orang yang saat ini akan menikah.
Raja, yang sejak tadi diam hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Pak penghulu itu. Sementara Viola sendiri hanya diam dengan jemari yang saling bertautan.
Sah
satu kata menggema diruangan rumah mewah keluarga Ganendra saat sepasang pria dan wanita kini sudah sah menjadi suami istri.
Viola tetap diam dengan kepala tertunduk, hatinya semakin sakit saat mendengar para saksi mengatakan sah untuk pernikahannya dengan suami dari sahabatnya sendiri.
"Ayah, Ibu. Hari ini aku menikah, tapi kenapa hatiku hancur seperti ini?" Viola ingin sekali menumpahkan segala keluh kesahnya pada kedua orangtuanya yang sudah lama pergi meninggalkannya.
Sementara Raja terus melihat ke arah Alea yang tersenyum saat proses pernikahan selesai, dia sama sekali tidak melihat ke arah gadis yang sedang duduk di sampingnya yang kini resmi menjadi istri keduanya.
Setelah pernikahan itu selesai, Mama Vivi membawa Viola kembali ke kamarnya. Dia lalu menyuruh Viola untuk tidur dikamar itu malam ini.
"loh, honey?" seru Alea saat melihat suaminya masuk ke dalam kamar mereka.
"apa-apa yang kau lakukan di sini?" tanya Alea pada Raja yang saat ini sedang berbaring di tengah ranjang.
"apa maksudnya bertanya apa yang aku lakukan dikamar? sudah jelas mau tidur," gerutu Raja sembari memiringkan tubuhnya ke arah Alea.
"Sayang, sini." Raja menepuk ranjang yang ada di sampingnya untuk menyuruh Alea naik dan tidur bersamanya.
"honey-"
tok, tok, tok. "Alea! apa Raja ada di dalam?"
tiba-tiba terdengar suara teriakan Mama Vivi sembari mengetuk pintu kamar mereka, membuat Alea segera berjalan ke arah pintu untuk membukanya.
"iya Ma?" ucap Alea setelah membuka pintu kamarnya.
"mana Raja?" tanya Mama Vivi sembari masuk ke dalam kamar mewah itu, terlihatlah Raja sedang tiduran di atas ranjang dengan membelakangi mereka.
"Raja! apa yang kau lakukan di sini?" tanya Mama Vivi, dia menarik kaki Raja sampai lelaki itu membuka kedua matanya.
"apa sih Ma?" gerutu Raja yang merasa sangat lelah dan mengantuk, sementara Mama Vivi merasa tidak peduli dan terus menarik kaki putranya sampai menyentuh lantai.
"kau harus tidur bersama Viola! malam inikan malam pertama kalian!"
Deg, ada sesuatu yang berdesir dihati Alea saat mendengar apa yang Mertuanya ucapkan. Dia lalu mengedipkan matanya beberapa kali agar air yang sudah menggenang dipelupuk matanya tidak terjatuh.
"Ma, aku sudah setuju untuk menikah dengannya. Tapi bukan berarti aku setuju untuk tidur dengannya!" ucap Raja, dia tidak mau tidur dengan wanita lain selain Alea.
"dia sudah menjadi istrimu Raja! sudah seharusnya kau tidur dengannya,"
"cukup, Ma!" teriak Raja membuat kedua wanita yang berada dikamar itu terjingkat kaget.
Terutama Mama Vivi yang langsung memandang Raja dengan berkaca-kaca, sementara Alea berlari ke arah Raja dan memegang tangannya untuk memberi ketenangan pada suaminya itu.
"honey, kau sudah menyetujui pernikahan ini kan," lirih Alea, dia memandang sang suami dengan sayu membuat Raja mengehela napas kasar.
Dia lalu melepaskan tangan Alea yang menggenggam pergelangan tangannya dengan kasar, dan berlalu keluar dari kamar itu dengan diikuti pandangan Mama Vivi dan juga Alea.
"brengsek! awas saja kau wanita sialan!" Raja melangkahkan kakinya menuju kamar Viola dengan penuh amarah.
Sepeninggalan Raja, Mama Vivi beralih ke samping menantunya. Dia menggenggam tangan Alea dengan erat seraya menatap wajah sendu menantunya.
"maafkan Mama Al, Mama-"
"tidak apa-apa Ma, aku baik-baik saja," potong Alea, dia memeluk erat tubuh Mertuanya untuk menenangkan wanita paruh baya itu.
"ternyata rasa sakitnya jauh dari apa yang aku bayangkan," Alea memejamkan matanya untuk menahan gejolak rasa sakit yang bersarang dihatinya.
Brak, Raja membuka pintu kamar Viola dengan kuat membuat wanita itu terlonjak kaget di atas ranjang.
Amarah Raja semakin berkobar saat melihat Viola memakai gaun malam yang menampakkan lekuk tubuh gadis itu, sementara Viola sendiri juga merasa kaget karna tidak menyangka kalau lelaki itu akan tidur dikamarnya malam ini.
Raja segera mengunci pintu kamar itu dan berjalan ke arah Viola, dia menarik paksa tangan gadis itu hingga membuat Viola menjerit karna rasa sakit yang ada dipergelangan tangannya.
"lepaskan aku! apa yang mau kau lakukan?" teriak Viola sambil berusaha melepaskan cekalan tangan Raja, sementara Raja merasa tidak peduli dan terus menyeret gadis itu masuk ke dalam kamar mandi.
Bruk, Raja melemparkan Viola ke dalam bathtub sampai membuat kaki Viola menabrak pinggiran bathtub itu hingga dia memekik kesakitan dan meringis menahan rasa perih yang dia rasakan.
"wanita j*lang!" maki Raja sembari melemparkan vas bunga yang ada di sampingnya tepat mengenai bahu Viola.
"jangan mimpi aku akan tidur dengan wanita ******* sepertimu!" teriak Raja sembari mengguyur tubuh Viola dengan air.
"apa salahku? kenapa kau menyiksaku seperti ini?" lirih Viola, tangannya saling menggenggam untuk menghilangkan hawa dingin yang menerpa kulitnya.
"Apa salahmu kau bilang?" Raja mendekatinya dan mencengkram kuat wajah Viola, dia mendongakkan wajah gadis itu agar bersitatap mata dengannya.
"salahmu telah masuk ke dalam hidupku! wanita hina!" maki Raja seraya melepaskan cengkaraman tangannya, dia lalu berbalik dan keluar dari kamar mandi dengan mengunci pintu itu agar Viola tidak bisa keluar dari sana.
Viola yang merasa sakit dibagian lututnya merasa sangat lemas, dia berusaha untuk bangkit dan merangkak ke arah pintu untuk keluar dari kamar mandi.
"sial! dia mengunci pintunya," gumam Viola sembari berusaha untuk membuka pintu itu.
Karena merasa sangat lelah, akhirnya Viola bersandar dibalik pintu dan tertidur dengan posisi meringkuk untuk menahan rasa dingin disekujur tubuh.
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘