Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 6
Via memutuskan untuk pulang setelah pekerjaannya selesai. Saat ini ia tengah menunggu taksi yang ia pesan beberapa saat lalu.
"Hai manis, kenapa sendirian aja? Abang anterin yok?!" Suara seseorang mengagetkan Via yang kini nampak melamun sendiri di depan restoran tempatnya bekerja.
Via segera menoleh ke arah suara. Sebuah senyum kecil terukir di sudut bibirnya.
"Apa sih bang Roni. Sudah sana Abang pulang. Nanti dicari sama pacar Abang lagi," goda Via. Mereka memang sering saling melempar canda.
"Abang mana punya pacar sih Vi. Kan Abang sudah pernah bilang kalau Abang nungguin kamu saja yang jadi pacar Abang." Roni menaik turunkan alisnya, membuat Via jengah dengan ucapan Roni.
"Ish... Abang mah bercanda melulu." Via mengerucutkan bibirnya.
"Via, kenapa Kau selalu menganggap ucapan ku sebagai candaan sih? Aku serius loh," ucap Roni dengan serius. Roni memang sudah menyukai Via sejak Via pertama kali bekerja di restoran tersebut.
Ia selalu memberikan candaan dan lelucon kepada Via. Jadi setiap perkataan dirinya pasti tidak pernah Via anggap serius.
"Sudahlah bang, itu bang ojol udah datang. Abang pulang sana gih, Via juga mau pulang. Dah Abang." Via berjalan menghampiri ojek yang ia pesan seraya melambaikan tangannya kepada Roni.
Roni pun hanya menatap Via yang mulai menjauh dari pandangannya melesat bersama ojol yang Via pesan.
Helaan nafas itu jelas terdengar dari mulut Roni. Sungguh ia tidak tahu bagaimana caranya mengatakan kepada Via bahwa ia menyukainya.
"Kapan Kau akan menyadari bahwa Aku sebenarnya menyukai mu Vi," ucapnya. Roni pun langsung memasuki mobilnya dan meninggalkan restoran tempatnya bekerja.
***
Via kini tiba di rumah. Ia melihat mobil Bintang yang sudah berada di garasi.
Dengan langkah cepat ia memasuki rumah tersebut dengan tergesa.
Via berpikir Bintang akan marah karena dirinya terlambat pulang.
Via segera memasuki kamarnya dan membersihkan dirinya. Ia berniat ingin memasak makan malam untuk Bintang.
Walaupun Bintang tidak pernah menganggap dirinya ada. Via tetap akan menjalankan tugasnya sebagai istri.
Setelah mandi, Via kini sudah siap untuk menuju dapur dan memasak untuk Bintang.
"Selamat sore bi," sapa Via kepada pelayan di sana.
"Eh, Nona sudah pulang?"
"Iya bi. Aku akan membantu bibi memasak makan malam. Suamiku sudah pulang kan bi?" tanya Via.
Pelayan itu nampak begitu gugup saat akan menjawab Via.
"Ah itu Non, Tuan sudah pulang, tapi...."
Via mengerutkan keningnya. "Tapi apa bi?"
"Tuan pulang bersama seorang wanita Nona." Pelayan itu mengatakanya dengan pelan.
"Apa maksud bibi? Seorang wanita?"
Pelayan itu mengangguk samar. "I-iya Nona."
Via kembali merasakan sakit di hatinya. Ia pun sudah dapat menebak siapa yang Bintang bawa ke rumah saat ini. Itu pasti Alesha.
Pelayan itu merasa bersalah mengatakannya kepada Via. Ia merasa kasihan dengan Via yang sah sebagai istri Tuannya.
"Anda tidak apa-apa Nona?" tanya pelayan itu saat melihat Via yang nampak terdiam.
Via pun memaksakan senyumnya seraya menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak apa-apa bik. Sudahlah bik, lebih baik sekarang bibik membantuku menyiapkan makan malam." Via mengalihkan pembicaraan tersebut agar hatinya tidak terlalu sakit.
Memang dirinya yang salah karena sudah mencintai pria yang hatinya sudah termiliki oleh orang lain. Jadi sebisa mungkin Via akan menerimanya.
***
Via kini sudah selesai menghidangkan hasil masakannya di meja.
"Wah, ternyata Kau juga merangkap menjadi menjadi pelayan di rumah ini," ucap suara dari belakang Via.
Via pun menoleh ke belakang. Ia terkejut melihat ternyata Alesha disana. Via memperhatikan penampilan Alesha. Saat ini Alesha tengah mengenakan kemeja yang ia yakini milik suaminya.
Dengan rambut yang terlihat sedikit acak-acakan sehingga membuat Via berpikiran buruk dengan yang suaminya dan Alesha lakukan.
"Maaf, tapi Aku hanya menjalankan kewajiban ku sebagai seorang istri untuk melayani suamiku," ucap Via.
Tetapi Alesha tersenyum sinis menanggapinya. "Kewajiban seperti apa yang Kau maksud? Kau itu hanya istri bayaran kekasihku. Jadi jangan menganggap dirimu sebagai istri sungguhan kekasihku!"
Ucapan Alesha benar-benar membuat Via seakan terjatuh ke dalam sebuah jurang yang begitu dalam. Memang benar adanya bahwa dirinya adalah Istri bayaran Bintang.
Via hanya terdiam seraya me..re..mas ujung bajunya. Ia merasa begitu miris dengan dirinya sendiri. Ia sudah jatuh cinta kepada suaminya yang tak pernah menganggapnya.
Melihat Via yang terdiam, Alesha berjalan mendekatinya.
"Apa Kau tahu apa yang barusan Aku lakukan bersama dengan Bintang? Aku dan Bintang melakukannya. Dan kami begitu menikmatinya." Alesha berbisik di telinga Via.
Via terhenyak mendengar penuturan Alesha. Benarkah mereka melakukannya? Rasanya begitu sakit, sangat sakit sekali.
Via segera pergi dari sana meninggalkan Alesha yang tersenyum puas.
Via berlari menuju ke kamarnya. Sesakit inikah mencintai seseorang? Kenapa Via bisa mencintai Bintang? Rasanya Via ingin sekali menghapuskan rasa cinta itu untuk suaminya.
Via terus berlari menuju kamarnya. Namun ia menabrak tubuh kekar seseorang yang tak lain adalah Bintang.
Bintang hendak menuju meja makan karena dirinya merasa begitu lapar.
Brugh...
Via terjatuh. Namun ia segera berdiri. Ia ingin segera masuk kedalam kamarnya. Via ingin menumpahkan tangisannya di dalam sana.
Via menatap Bintang yang kini juga menatapnya. Rasa sakit hati menyelimuti Via. Mengingat ucapan Alesha barusan membuat Via memandang suaminya begitu jijik.
Suaminya telah menyentuh wanita lain yang bukan istrinya. Dan itu membuat Via merasa Bintang adalah seorang suami yang begitu buruk.
Via menatap Bintang dengan tatapan bencinya. Via tidak mengatakan apapun, ia langsung pergi begitu saja dari hadapan Bintang dan memasuki kamarnya.
Bintang mengerutkan keningnya saat melihat lelehan air mata yang ia lihat di pelupuk mata Via.
Namun ia tidak mau memikirkannya. Bintang kembali melanjutkan langkahnya menuju meja makan dan menyusul kekasihnya Alesha.
Via menangis sejadi-jadinya di kamarnya. Sesakit inikah mencintai seseorang. Kenapa Tuhan menghadirkan cinta itu untuk suaminya.
Baru pertama kali Via merasakan jatuh cinta, namun baru pertama kali pula ia merasakan patah hati sepatah-patahnya.
Rasanya begitu sakit. Beginikah yang ibunya rasakan saat mengetahui ayahnya mengkhianatinya?
Via terus saja menangis. Menangisi nasibnya dan ibunya.
"Ibu, Aku merindukanmu. Sekarang Via tahu bagaimana rasanya saat ayah mengkhianati ibu. Aku membenci ayah ibu. Dan kini Aku juga akan membencinya. Aku tidak ingin terlarut dalam cinta yang ku ciptakan untuk suamiku. Aku hanya Istri bayarannya saja. Mulai saat ini Aku akan berusaha untuk menghapus rasa cinta ini ibu," ucap Via dalam tangisnya.
Mulai saat ini Via akan berusaha keras untuk menghapus rasa cintanya kepada Bintang. Ia akan kembali kepada niat awalnya menerima pernikahan kontrak ini untuk mendapatkan uang pengobatan ibunya di rumah sakit.
***