Telah Terbit Cetak Bersama Platinum Publisher X NovelToon ~
"Aku menyerah karena suamiku memilih
menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain,"
Dikta Nadira, seorang Motivator Pernikahan yang menikah dengan sosok Dosen Sosiologi bernama Robby Dreantama.
Pernikahan mereka yang terjadi akibat sebuah kesepakatan berujung kecewa disaat mereka sadar bahwa Noda Merah telah tercipta diatas buku nikah mereka dan Dikta memilih diam.
Dikhianati, bahkan melihat suaminya bercinta dengan wanita lain dihadapannya benar-benar menghancurkan hidup Dikta. Sehingga sampai pada kata Talak itu keluar.
Dikta menganggap akan menemukan jalan baru dalam kehidupannya malah kehilangan pijakan hidupnya, namun satu yang menjadi masalah, disaat mereka resmi berpisah fakta mempertegas bahwa Dikta tengah mengandung anak dari Robby.
Robby yang enggan mengakuinya membuat Dikta kembali merasa terpukul dan bertekad membuka lembaran baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 06. Kedatangan Mama Reni
Setelah kepergian Dikta, Robby dan Glenca memilih masuk kedalam rumah, mereka berdua tersenyum senang karena kini tidak ada lagi penghalang dalam hubungan mereka saat ini.
"Jadi Mbak Dikta itu hamil?" tanya Glenca. "Berarti kamu udah pernah nyentuh dia dong?"
Robby terdiam, dia berusaha mengingat apa yang terjadi padanya sampai ingatannya teringat kepada kejadian dua bulan yang lalu.
- Flashback On
Dikta tengah terduduk di ruang tamu selepas melakukan streaming video mengenai seminar pernikahan secara online, karena suasana ditengah pandemi kala itu membuat Dikta hanya bisa melakukan seminar tersebut secara online.
"Okey terimakasih kepada semua partisipasi, Assalamualaikum dan sampai ketemu lagi,"
Dikta mengakhiri siaran Zoom tersebut dsn menutup laptopnya, hari sudah petang dengan gerimis mendung menjelang azan maghrib.
"Masya Allah, aku belum sholat Azar," Dikta segera bangkit dari posisinya.
Jam pada monitor laptopnya menunjukkan angka empat sore, Dikta segera berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Air dingin itu membasuh wajah Dikta disetiap step by stepnya dia mengambil air wudhu, setelah selesai Dikta segera masuk kedalam kamarnya, dia memakai mukena dan segera menggelar sajadah untuk melakukan sholat Azar yang sempet tertinggal olehnya.
Disaat Dikta sampai pada rakaat akhir, ia mendengar suara gedoran pintu yang membuat Dikta pecah fokus namun tetap kembali menjalankan sholatnya dengan khusyuk.
"Dikta! Buka!"
Terdengar teriakan dari Robby, suami Dikta, tepat pada salam terakhir, Dikta segera bangkit dan berjalan membukakan pintu untuk Robby.
Robby merupakan dosen sosiologi disebuah perguruan tinggi kota itu, memang dia pulang selalu sore, namun tidak biasanya dia dalam keadaan mendesak begini.
"Bang Robby?"
Dikta terkejut saat membuka pintu melihat Robby berdiri dalam keadaan linglung dan bau alkohol tercium dari mulutnya.
Dikta segera mengambil tangan Robby untuk disalami dan memapah tubuh Robby masuk kedalam rumah. "Astaghfirullah Bang? Abang mabuk?"
"Diam!" teriak Robby melempar tas kerjanya dan membuka kancing atas kemejanya.
"Istigfar Bang," tegur Dikta pada Robby.
Bukannya mengikuti perintah Dikta, Robby malah tertawa cengengesan seperti orang kerasukan kemudian berdiri dan mencengkram erat bahu Dikta.
"Ini semua karena kamu dek! Pacarku Glenca marah-marah karena kami tak kunjung menikah, Glenca tidak ingin menemui ku lagi dan ini semua karena kamu!" teriak Robby dihadapan Dikta.
Dikta yang mendengar itu tersentak, hanya karena masalah seperti Glenca, bisa membuat Robby mencari pelarian lewat minuman beralkohol.
"Astagfirullah Bang! Kenapa sih Abang masih menjalin hubungan dengan Glenca? Ingat Bang, Abang udah punya istri!" Dikta meneteskan air mata perlahan disaat Robby sebegitunya kepada Glenca.
"Diam kamu! Aku tidak pernah menanggapmu sebagai istriku! Kau cuma anak pungut yang menjadi benalu dalam kehidupan orang tuaku dan juga kehidupanku!" balas Robby mendorong tubuh Dikta ke sofa.
Dikta mulai melepas kemeja dan celananya dan dalam pengaruh alkohol begini dia juga melepas pakaian Dikta sebelum mereka melakukan ritual yang selama lima tahun ini tidak mereka lakukan.
Namun satu yang membuat Dikta sakit hati saat itu, Robby menikmati dirinya dengan menyebut nama wanita lain, yaitu Glenca.
- Flashback Off
"Jadi kamu udah pernah main sama dia?" tanya Glenca yang membuat Robby memijit keningnya pusing.
"Sudahlah Ca, lagipula aku tidak akan mengakui kalau itu anakku dan akupun sudah menalak Dikta," jawab Robby yang membuat Glenca terdiam.
"Jadi? Kamu nalak istri kamu?"
Suara seorang wanita paruhbaya terdengar berat yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua.
•
•
•
TBC
hihihi, biasanya manggil kak atau mak..
tapi berhubung authornya lebih muda dan ternyata cowok pula, maka aku panggil dek othor saja yah, hehe..
ceritanya bagus, tapi menurutku alurnya terlalu to the point banget..
kurang panjang dan halus dikiiiit aja..
emang wajar sih, kalau cowok ngarang itu umumnya selalu to the point dan gak bertele-tele, karena mereka tercipta dominan akal (logika)..
nah kalo authornya cewek, gaya bahasanya bakalan sedikit panjang bahkan ada yg sangat bertele-tele, karena cewek dominan perasaan..
tapi, overall novel ini bagus banget..
mana diselipin ilmu2 agama yg sangat bagus dan tentunya menanbah menambah ilmu agama kita para reader Muslim..
bagi non Muslim pun, bisa jadi tambahan pengetahuan jg..
keren banget dah pokoknya..
semoga sehat selalu ya dek..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun..
barokallahu fiik.. 🙏🏻