Clara, seorang dokter cantik yang bertugas di sebuah rumah sakit swasta harus menghadapi seorang pasien yang sangat menyebalkan.
Pasien ini membuat keributan di ruangannya pasca siuman setelah menjalani operasi pengangkatan sebagian jaringan hatinya yang rusak.
Robert Kingston seorang mafia kejam yang tiba-tiba harus berhadapan dengan seorang dokter yang sama sekali tidak takut dengannya.
Bahkan dokter perempuan itu berani mendebatnya dan sampai memukul lengannya saat wanita itu ingin mengganti perban bekas luka operasinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DCMMK. 32
Sejak pembicaraan mereka malam, Clara masih terus memikirkan permintaan suaminya. Apa Robert benar-benar menginginkan anak dan dalam pernikahan mereka?
Entahlah, untuk saat ini Clara tidak bisa memikirkan hal itu. Yang jelas dia membiarkan kehidupan ini berjalan dan mengalir seperti air saja. Mengikuti mana arus membawa mereka.
"Hey, apa yang kamu pikirkan?" tanya Robert ketika melihat istrinya diam.
"Tidak ada." jawabnya berbohong.
Tidak mungkin dia mengatakan pada suaminya bahwa dia masih memikirkan apa yang mereka bicarakan tadi malam sebelum pertempuran panas itu .
"Katakan ada apa? hari ini kita akan kembali, dan besok aku mulai bekerja. Apa apa boleh meminta sesuatu padamu?"
"Apa?" tanya Clara.
"Bisa berhenti bekerja?" Clara kembali terdiam ketika mendengar apa yang dikatakan suami.
Berhenti bekerja katanya? dunia dokter adalah dunianya. Menjadi seorang dokter juga menjadi cita-citanya sejak dulu. Lalu bagaimana bisa tiba-tiba suaminya mengatakan padanya untuk tidak bekerja lagi, sementara dia menyukai pekerjaan ini.
"Aku tau, kau berat untuk melakukannya. Tapi pikirkan sekali lagi. Menjadi seorang dokter itu menyita waktumu terlalu banyak, dan aku tidak ingin waktu mu habis di dalam rumah sakit."
"Bisa kita bicarakan hal ini nanti? ayo sarapan lebih dulu. Ini sudah siang dan kamu harus sarapan." ucap Clara yang sengaja mengalihkan pembicaraan mereka.
Dia tidak ingin membahas tentang hal ini jadi lebih baik dia menghindarinya saja.
"Baiklah," jawab Robert dengan lesu.
Keduanya menghabiskan banyak waktu di tempat ini dan Clara menyukainya. Dia menyukai ketenangan di tempat-tempat seperti ini dan menurutnya tempat ini sangat cocok untuk dirinya karena memang dia menyukai kesunyian.
Tapi, disaat mereka sedang sarapan tiba-tiba saja ponsel suaminya berdering. Ya, Robert melihat siapa yang menghubunginya. Dan ternyata emang menghubunginya adalah Jimmy.
"Ya, katakan?" titahnya ketika sambungan telepon terhubung.
"Jack Brown membatalkan kegiatan kelompok kita yang sedang bergerak. Semua barang yang menuju pelabuhan di bongkar paksa oleh kepolisian. Bahkan saat ini beberapa orang anak buah kita ditahan oleh polisi, tuan." jelas Jimmy yang membuat Robert langsung terlihat murka.
Rahangnya mengetat setelah mendengar apa yang dikatakan anak buahnya. Jack Brown benar-benar ingin mencari mati. Dia sudah membiarkannya hidup selama ini. Tapi apa yang dilakukan b******* itu?
"Persiapkan semuanya dan aku akan segera berangkat. Pastikan bahwa mereka yang berada di sana baik-baik saja. Aku tidak ingin mereka membuka mulut atau bercerita akan terjadi saat ini. Jadi pastikan saja mereka menjaga mulut mereka!" jelas Robert.
Mendengar apa yang dikatakan suaminya membuat Clara merasa penasaran. Apa yang terjadi sebenarnya?
Kenapa suami terlihat marah seperti itu? memangnya apa yang terjadi.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Clara ketika melihat reaksi suami.
"Kita harus pulang sekarang, honey. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan."
"Apa sepenting itu hingga kita tidak bisa menundanya?" Clara kembali bertanya pada suaminya apakah memang sepenting itu hingga membuat mereka tidak bisa menilai waktu lagi.
"Ini sangat penting, honey. Perusahaan benar-benar membutuhkanku saat ini. Jadi kita harus kembali." bicara tentang perusahaan Clara paham.
Sedikit banyaknya dia tahu seperti apa orang-orang yang bekerja di perusahaan karena memang sejak dulu ayahnya pun memang seperti itu. Perusahaan yang paling utama bagi ayahnya bahkan di atas segalanya.
Jadi tidak heran kita Robert juga melakukan hal yang sama seperti ayahnya.
***