Naya menjadi wisudawan terbaik di hari itu. Tapi siapa sangka, ternyata Papanya sudah menikahkan Dia dengan anak temannya sendiri secara diam-diam tanpa sepengetahuan Naya.
Lantas apakah Naya akan terpaksa melanjutkan rumah tangga barunya atau lari dari kenyataan?
Simak terus updatenya di TERJEBAK PERNIKAHAN RAHASIA DI HARI WISUDA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06 Bodong.. Oh Bodong...
“Demi Papa”. Alfath menyambar handuk kemudian masuk ke kamar mandi. Sedangkan Naya masih berpikir keras apa maksud dari apa yang di katakan Alfath tadi. Naya adalah gadis yang cerdik, Dia merencanakan sesuatu.
“Ngapain bengong aja dari tadi? ”. Alfath keluar dari kamar mandi dengan rambut basah. Dia hanya mengenakan handuk saja. Naya terkejut dengan pemandangan yang tampak di matanya. Dia menutup mata dengan kedua telapak tangannya.
“Alah sok-sok an Kamu. Mana bajuku? ”.
“Aku tidak pernah menyiapkan baju untukmu, pakai bajumu seadanya saja”. Naya masih menutup matanya dengan kedua telapak tangan.
“Tadi malam Mama baru saja menaruh pakaian ganti untukku di lemarimu. Jadi sekarang ambilkan untukku...!”.
“Dasar”. Naya mengumpat dalam hatinya.
“Apa gunanya punya tangan punya kaki kalau tidak di manfaatkan”.
“Oke, kalau itu maumu berarti Kamu tidak ingin selamat dari pernikahan ini”.
“Eh tunggu-tunggu__, Emang sebenarnya apa sih maksud dari pernikahan ini? Aku nggak habis pikir deh sama Papa, nikah ya nikah tapi kenapa juga harus sama orang yang paling menjengkelkan kayak Kamu”.😏
“Kalau Kamu mau tau, ambilkan bajuku dulu. Atau jangan-jangan Kamu memang menginginkan Aku bugil sampai besok? ”.
“Oke tapi Kamu tidak akan ku biarkan selamat begitu saja dariKu”. Naya mengambil pakaian untuk Alfath dengan kesal.
“Hahaha... ”.
Tok... tok... tok...
Pintu kamar mereka di ketuk dari luar. Alfath segera memakai pakaiannya kemudian mencari kunci yang telah di simpan tadi. Sedangkan Naya, Dia sibuk mencari tempat persembunyian.
“Eh Mama. Pagi Ma_”.
“Pagi Nak, tadi Mama denger ada suara ribut-ribut di dalam. Emang Kamu tadi bicara sama siapa? ”.
“Bicara dengan Dia Ma_”. Alfath menunjuk ke arah ranjang. Tapi dengan keadaan tidak ada siapa-siapa. Mata Alfath menyapu seluruh ruangan memastikan kalau benar-benar ada Naya.
“Nggak ada siapa-siapa tuh_”.
“Eh iya Ma, tadi Aku ngomong sama kucing”. Alfath memutar otaknya berusaha mencari alasan agar Dia tidak malu.
“Hah__Sejak kapan di rumah ini ada kucing? ”.
“Mampus”. Umpat Alfath.
“Kamu kesini bawa kucing?, aduh Mama paling geli sama kucing”. Mama Naya kelihatan panik.
“Eh enggak Ma, maksudnya kucing yang ada di handphone. Kan ada tuh Ma permainan kucing-kucingan”. Alfath menyeringai. Sebenarnya Dia ingin tertawa saat mengatakan itu.
“Oh_, Mama kira kucing beneran. Jadi panik deh Mama. Ya udah Kamu turun ya, Kita sarapan bareng-bareng. Habis itu Kita cari Naya bareng-bareng”.
“Iya Ma, Aku mau sisir rambut dulu. Nanti Aku nyusul”.
“Baik deh, Mama duluan ya”.
“Iya Ma, makasih”. Alfath segera menutup pintu kamarnya. Naya muncul dari balik tirai. Dia dari tadi menguping pembicaraan Mamanya dengan Alfath.
Alfath tau itu, Naya mengedipkan matanya kepada Alfath sambil meletakkan jari telunjuk di bibirnya. Menyuruh agar Alfath tutup mulut.
“Mama udah pergi. Sekarang Aku mau sarapan”. Alfath mengabaikan Naya. Langsung keluar dari kamar menuju ke ruang makan.
“Hey Bodong_, tunggu...! ”.
Kruk... Kruk... Perutnya lapar. Tapi Dia tidak mungkin makan bersama keluarganya. Dia ingat, ada makanan di lemarinya. Dia membuka lari penyimpanan itu tapi Zonk.
“Kemana semua makananku...!”
“Ini pasti kerjaan Si Bodong, dasar Bodong...! ”.
Dia melihat ke arah tempat sampah. Dan ternyata benar, ada beberapa sampah makanan yang di belinya kemarin.
“Ihhhh... Nyebelin banget sih Dia jadi orang”.