"Nih,kamu lagi hamil,nggak boleh makan yang macam-macam! makan nasi sama tempe gorng aja! itu udah cukup,biar bayimu nanti lahiranya nggak kegedean!ibu nggak mau kalau sampai kamu nggak bisa lahiran normal karena bayimu yang kegedean." . Suara makian dari ibu mertua selalu didengar oleh alma setiap kali ia hendak menikmati makananya. . Ia tak pernah menyangkah,kepindahannya dengan sang suami dari kontrakan ke rumah sang ibu mertua justru menjadi awal penderitaan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab tujuh
Lelaki itu segerah keluar dari kamar dan menuju ke dapur untuk membuatkan susu hamil untuk alma,akan tetapi bu asri mendengar suarah langkah yudi malah ikut menyusul sang putra ke dapur.
"Kamu mah ngapain yud?kok belum tidur?"tanya bu asri dengan tatapan sinis,ia melirik ke arah susu yang sedang diaduk oleh anak semata wahangnya tersebut.
"Ini loh bu,aku bikinin susu hamil buat alma,biar calon cucu ibu gizinya tercukupi dan sehat sampai lahir ke dunia nanti!"yudi menjawab pertanyaan sang ibu sembari terus mengaduk susu untuk alma.
"Emang dia nggak bisa bikin susu sendiri?sampai kamu yang udah capek seharian kerja masih harus repotin bikin susu buat istrimu?"tegur bu asri dengan nada sinis,ia sengaja mengeraskan suara agar alma yang berada di dalam kamar bisa mendengar.
Alma yang sebenarnya bisa mendengar suara sindiran nyaring dari sang ibu mertua,memilih untuk cuek dan tetap berada di kamar.
"Bu,alma itu istriku dan sekarang sedang hamil anakku,wajar dong kalau aku juga ingin memanjakan di,tugas suami kan memang menyenangkan istri." Ucap yudi,nada suaranya lembut akan tetapi tetap terdengar tegas.
Bu asri mencibirkan bibir,ia tak suka sang putra terus-terusan membela alma,namun ia juga tak bisa terang-terangan menunjukkan kebenciannya kepada sang menentu.
"Ibu dulu waktu hamil nggak manja kayak istrimu,ibu nggak minum susu hamil juga kamu tetap sehat! emang dasar alma aja yang banyak maunya,begini kalau kamu nikah dengan perempuan yang biasa dimanja sama kekuarganya!"balas bu asri ketus.
Yudi menghela nafas panjang,ia berusaha untuk tak meninggikan suara didepan sang ibu.
"Sekarang kan zamannya udah beda bu,lagi pula kita sama-sama tau watak almarhum ayah dulu bagaimana,orang ayah aja nggak peduli sama aku,makanya aku nggak mau anak dan istriku merasakan apa yang dulu pernah aku alami."Bantah yudi dengan hati-hati,ia juga takut sang ibu bersedih karena kisah masa lalu.
Bu asri mendengus kecil seraya memalingkan wajah ke arah lain,"terserah kamu deh,tapi jangan kelewatan juga kalau manjain istrimu,nanti yang ada malah ngelunjak dia,nggak mau ngapa-ngapain dan kamu dijadiin babu!." Ucapnya seraha kembali masuk ke dalam kamar.
Yudi yang sudah selesai membuatkan susu untuk sang istri segera membawanya ke kamar,ia tak mau terlalu ambil pusing dengan ucapan sang ibu yang memang berwarak keras,yang terpenting rumah tangganya bersama alma baik-baik saja.
"Dek,ini susu hamilnya udah jadi,ayo diminum,"ujar yudi setelah kembali masuk ke dalam kamar,ia mengulurkan susu ditangannya kepada alma yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang.
"Makasih mas,"alma segera minum susu buatan sang suami dan meletakkan kembali gelas yang sudah kosong ke atas nakas disamping ranjang.
"Kamu tadi lama karena di omelin ibu ya?"tanya alma kemudian.
"Udah nggak usah dipikirin,ayo istirahat,ini udah malam loh,"yudi segera menarik selimut untuk menutupi tubub sang istri dan memeluknnya hingga terlelap.
...****************...
Seperti biasa alma keluar dari kamar usai sholat subuh,karena ia punya tugas berbelanja setiap pagi,bu asri juga sudah menunggu di meja makan sembari menikmati teh manis hangat kesukaannya.
"Ibu,mau belanja apa aja hari ini?"tanya alma dengan lembut.
"Yudi kan habis gajian,ibu pengen makan udang sama daging dong,"pinga bu asri tanpa rasa sungkan.
"Iya bu,aku ke tukang sayur dulu ya,"pamit alma.
"Tunggu!!," bu asri berseru untuk menghentikan langkah alma dan membuat wanita yang tengah hamil tua itu menoleh.
"Ada apa bu?apa masih ada yang mau dibeli lagi?"alma mebatap intens wajah ibu mertua yang mulai keriput karena dimakan usia.
"Kamu ke tukang sayurnya nggak usah pakai sendal!" perintah wanita baru baya tersebut.
Alma menatap ke arah ibu mertuanya dengan wajah bingung,"kenapa nggak boleh pakai sendal bu?" tanyanya dengan hati-hati.
"Ya sekalian olaraga,biar peredaran darah lancar dan nanti lahiranya lebih gampang,ibu sebenarnya pengen kamu lahiran normal di bidan deket sini aja,nggak perluh ke rumah sakit!" ucap bu asri.
Alma tercengang,setiap hari selalu ada saja ide ibu mertua yang mbuatnya tersiksa.
"Tapi jalanan ke tukang sayur kan banyak batunya bu,banyaj krikil tajam sama paku buangan juga,alma nggak betah kalau nggak pakai sandal,"tolak alma dengan halus.
Wanita paruh baya itu mendecakkan lidah diiringi dengan tatapan tak suka.
"Bisa nggak sih kamu nggak ngebantah kalau ibu ngomong? ibu begini juga demi kebaikan kamu dama calon cucu ibu kok,udah sana,nanti keburu siang!."
Bu asru beranjak dari kursinya,lalu mendorong punggung alma untuk segera pergi,namun wanita paru baya itu tetap kekeh tak mengizinkan alma memakai sendal.
Dengan terpaksa,alma menuruti permintaan ibu mertuanya dari pada harus ribut di pagi buta seperti ini.
Alma segerah kembali ke rumah setelah selesai berbelanja,ua meringis merasakan nyeri dan perih di kaki karena terkena kerikil jalan.
"Ini bu belanjaannya!," alma menyerahkan kantong kresek yang isinya langsung di cek oleh nu asri.
Wanita paru baya tersebut mengerutkan dahi setelah mengeluarkan semua isi belanjaan yang dibeli oleh sang menangu karena merasa ada sesuatu yang kurang.
"Al,tempenya di mana?kok nggak ada?kehabisan atau kamu emang sengaja nggak beli?"tanya bu asri dengan nada tinggi.
"Alma emang nggak beli bu,kan mas yudi udah ngelarang alma buat makan tempe,sesuai saran dari mbak aninda,"jawab alma jujur.
"Bisa aja ya kamu nyari alasan,bilang aja kalau kamu juga mau makan daging sama udang,dasar anak jaman sekarang,susah amat dibilangin!" omel bu asri,ia menbawa seluruh belanjaan ke dapur.
Sementara alma meringis sembaru memegang kaki yang ternyata berdarah karena terluka dibeberapa bagian.
"Alma,kamu ngapain lagi sih matung disitu?ayo bantu masak!" teriak bu asri dari arah dapur,suaranya yang lantang membuat yudi terbangun dan buru-buru keluar dari dalam kamar.
Pandangan lelaki itu langsung tertuju kepada sang istri yang masih meringis menahan perih.
"Alma,kamu kenapa dek?" yudi segera menghampiri sang istri,ia terkejut melihat kaki alma yang terluka.
"Ya allah,ibu apain alma sampi kakinya berdarah begini?!"
Yudi memekik cukup keras hingga membuat sang ibu kembali menghampiri,sedangkan alma menggelengkan kepala sebagai kode bawa bu asri tak salah apa-apa.
"Apa sih,yud?kok kamu teriak-teriak begitu?"tanya bu asri dengan wajah tak bersalah.
alma gugat cerai aja ke yudi
semoga aja secpt mertu alma kena karma 😅😅😅
semoga aja mertua alma mimpi tetang cucu nya biar mertua nya jdi ketakutan sendiri 🤣🤣🤣🤣
gimna kelanjutan nya 😭😭😭😭