NovelToon NovelToon
PELARIAN

PELARIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Sistem / Showbiz / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Pembaca Pikiran
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Noesantara Rizky

Dania dan Alvin menjalani pernikahan palsu, kebahagiaan mereka hanya untuk status di media sosial saja, pelarian adalah cara yang mereka pilih untuk bertahan, di saat keduanya tumbuh cinta dan ingin memperbaiki hubungan, Laksa menginginkan lebih dari sekedar pelarian Dania, dan mulai menguak satu demi satu rahasia kelam dan menyakitkan bagi keduanya,
Apakah Dania dan Alvin masih bisa mempertahankan rumah tangganya? Atau memilih untuk menjalin dunia baru?
Ikuti kisah cinta Dania dan Alvin yang seru dan menengangkan dalam cerita ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noesantara Rizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22 Sisi Manusiawi Alvin

Jakarta selalu terlihat indah dengan berbagai nuansa, bukan hanya tentang perjuangan, budaya, atau bahkan panoramanya saja, melainkan kisah yang menjadi rahasia abadi walau sebenarnya semua itu hanyalah fana seperti halnyai Alvin, selalu menyembunyikan bagaimana kesedihannya di hadapan semua sorot mata agar terlihat bahagia.

Perseteruan dengan Ayahnya meninggalkan bekas mendalam, nafasnya seperti terhimpit sehingga sulit untuk menghirupnya dengan bebas. Nila masih membombardir handphonenya, namun lelaki itu tak bergeming. Dia hanya butuh ruang untuk menjernihkan pikirannya, dan membuat hatinya menjadi lebih tenang.

Lelaki itu pergi ke Danau Citra 6 untuk melepaskan segala keluh kesahnya. Tetapi, siang itu suasananya cukup ramai, dia tak bisa berteriak seperti biasanya, lelaki itu hanya mengumpulkan beberapa batu lalu melemparnya ke danau sekuat tenaga.

Lemparan bertubi-tubi memburu nafasnya, naik turun tak menentu membuatnya memilih untuk duduk, diam memandang langit biru dan gedung pencakar langit. Dia ambil ponsel di saku, jari-jemarinya menari bebas melihat siapa yang bisa ditelponnya.

Ada dua nama yang terlintas dalam benaknya, Nila dan Dania. Dua perempuan itu seakan memenuhi kepala Alvin yang semakin berat.

Jari telunjuknya sudah memutuskan, namun saat jarak tinggal setengah centi dari layar, jari itu berhenti kaku, seakan tak menginginkan nama itu. Digesernya ke bawah hingga menemukan nama Dania.

“Dia lebih baik daripada harus mendengarkan interogasi Nila dan rencana jahat lainnya,” kata Alvin yang memutuskan menekan nama itu.

“Bisa kesini sebentar? Aku share lock!” Pintanya ke Dania.

Lelaki itu sadar, apa yang dilakukannya terkesan egois dan tak memikirkan perasaan Dania. Namun, saat ini dirinyalah yang perlu dikasihani, dia butuh sosok seperti istrinya yang sebenarnya penuh kasih, tetapi dia buta karena pelariannya terlalu jauh.

Kejadian ini seperti dejavu, ketika waktu itu serangan mental datang bertubi-tubi. Dia memilih untuk menghubungi putri, memintanya mendengarkan semua keluh kesahnya, sehingga membuatnya tenang dan merasa tak sendiri.

Danau tampak tenang, hanya beberapa pengunjung yang bergemuruh, tertawa, dan berteriak karena lokasinya memang nyaman untuk bermain. Beruntungnya, matahari sedang bersembunyi di balik mendung, jadi udara sejuk danau bisa terasa.

Langkah kaki Dania terhenti beberapa meter dari Alvin, dia melihat wajah Alvin sangat kusut. Sorot matanya layu, seperti orang yang enggan melanjutkan hidupnya lagi, perempuan itu meyakinkan dirinya untuk menemui suaminya dan duduk disamping Alvin, jemarinya secara perlahan menyentuh bahu suaminya.

“Kamu kenapa mas?” Tanya Dania.

“Seumur-umur, baru tahu kalau Alvin bisa sejatuh ini,” Kata Dania dari dalam hati.

“Boleh duduk sebentar?” Kata Alvin yang masih memandang tenangnya Danau.

Dania ingin sekali menolak dan pergi meninggalkannya, baginya lelaki ini tidak lebih dari sampah yang tak bisa dipungut lagi, namun ada rasa iba yang masih menguasai hatinya dan tanggung jawab sebagai seorang istri untuk suaminya.

“Dania boleh aku tanya?” Kata Alvin yang memandang ke arah langit

“Tanya apa mas?” Jawab Dania yang mulai iba dengan situasi suaminya.

“Apa kau bahagia dengan pernikahan ini?” Ucap Alvin yang memandang wajah Dania, melihat sorot matanya yang indah.

“Sorot mata itu, kenapa bikin gue tenang?” Kata Alvin dalam hati yang masih memandang Dania dan sekarang lebih dalam.

“Kenapa tiba-tiba mas tanya seperti itu?,” Jawab Dania yang membalas tatapan Alvin.

“Kamu tahu kan? Aku menikah denganmu karena sebuah paksaan? Dan selama ini hubungan kita sebatas hitam di atas putih,” kata Alvin yang memegang tangan Dania.

“Terkadang aku berpikir apakah aku orang yang jahat, sehingga sulit menemukan bahagia,” lanjutnya.

Dania merasa Alvin yang saat ini ada dihadapannya berbeda dengan yang dia kenal selama ini. Lelaki itu terasa sangat lembut, tenang, dan menenangkan, perasaannya perlahan mulai bergejolak, apakah selama ini suaminya adalah korban dari semua kisah ini?

“Bukankah hidupmu selalu bahagia mas?” Tanya Dania yang melepaskan kedua tangannya

“Kamu tahu, dulu aku sangat membenci pernikahanku dengan putri,” kata Alvin

Mendengar kata Putri, sikap Dania berubah, amarahnya mulai meletup-letup kedua tangannya meremas rumput sekuat tenaga, hingga ada yang patah, ingin sekali meluapkan segalanya, namun dia masih menahannya. Dania mulai tersadar kalau perasaannya akan membuatnya lemah dan sulit menjalankan rencananya.

“Tetapi, aku tersadar kalau dia perempuan yang baik, sabar, dan penyayang sama seperti kamu,” Kata Alvin yang menundukkan kepala.

“Bodohnya aku yang bisa-bisanya membuat Putri menderita secara batin, dan sekarang kamu yang harus menanggung,” lanjut Alvin.

Dania mulai tak nyaman dengan dirinya sendiri aliran darahnya terasa mendidih, ingin sekali meluapkannya, apalagi tangannya mulai mencabut satu persatu rerumputan disana dan berkata, “Lalu, kenapa kamu mempertahankan hubungan ini, Mas?”

“Kamu tahu kan? Ayah seperti apa, aku tak bisa menolaknya?” Kata Alvin yang mulai meneteskan air mata.

“Jadi, kamu lebih memilih mengorbankan aku, sama seperti kamu…..?” Tanya Dania yang lidahnya terkunci oleh air matanya sendiri

“Aku kenapa?” Tanya Alvin yang memicingkan matanya ke arah Dania.

“Sudahlah mas itu, sudah nggak penting lagi,” Jawab Dania yang menundukkan kepalanya.

“Jawab Aku Dania, sama seperti apa?” Tanya Alvin yang memegang dua pipi Dania

“Jangan bilang, aku yang telah membunuh Putri, kejadiannya tidak seperti yang kamu bayangkan!” Lanjut Alvin yang memalingkan tubuhnya dan memegang kepalanya

“Sudahlah mas, sekuat apapun aku bertanya kamu pasti menyangkal, memang lebih baik kita jalan sendiri-sendirii,” kata Dania yang berdiri dan membersihkan seluruh pakaiannya yang terlihat kotor.

“Tunggu Dania, aku bisa menjelaskannya,” kata Alvin yang ikut berdiri.

“Stop…!!!” Kata Dania yang menghentikan langkah Alvin dengan tangannya.

“Jangan buat aku melangkah lebih jauh mas,” lanjut Dania.

“Kamu jangan dengar berita bohong!” Kata Alvin yang mencoba memegang pergelangan tangan Dania,

“Mas.. aku tahu bagaimana cara kerja orang kaya, agar semua ini tertutup dan menghilang dengan sendirinya,” kata Dania mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Alvin tapi cukup sulit.

“Lepasin tangan aku… atau aku teriak kalau kamu pencuri!” Bentak Dania dengan mata melotot dan air matanya menetes.

“Tolong… berikan aku waktu untuk menjelaskan!” Kata Alvin yang mulai bertekuk lutut dan masih memegang pergelangan tangan Dania.

“Tolong mas, lepasin!” Kata Dania yang berhasil melepaskan genggaman tangan Alvin dan pergi.

Hatinya teriris kembali oleh luka yang selama ini dia coba untuk ikhlaskan. Kematian Putri memang sangat membekas dalam benaknya sulit sekali terobati, keputusannya untuk berpisah dengan suaminya itu sudah bulat.

Sementara itu, Alvin hanya bisa melihat langkah istrinya yang jejaknya mulai berlalu, “Darimana dia bisa mendapatkan berita seperti itu? Apa ada yang terjadi dan aku tidak tahu,”

Alvin  kembali duduk dan memandang langit yang mulai gelap oleh awan hitam. Dia ingat benar bahwa setelah kecelakaan bersama Putri, dia sempat koma cukup lama, dan saat terbangun Putri sudah dikabarkan meninggal.

Rintik air mulai turun, semua orang mulai berlari-larian mencari tempat teduh, hanya saja Alvin masih tak mau beranjak, gemuruh jantungnya begitu terasa, harus berapa kebohongan lagi yang harus ia terima dalam hidupnya.

1
Ratih15
Seruu bangett kak ceritanya sukakk, semangat updetnyaa yaa kak. kalau boleh dibantu juga komen dan likenya di cerita aku "Cinta Dalam Dosa". Saling support yuk kak terimakasih 🥰❤
Noesantara Rizky: Alhamdulillah kak
oke siap nanti di gas lah
total 1 replies
Alida
Ngakak terus!
Noesantara Rizky: ngakak kenapa kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!