NovelToon NovelToon
Pesona Duda Perjaka

Pesona Duda Perjaka

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bareta

“Jangan berharap anak itu akan menggunakan nama keluarga Pratama ! Saya akan membatalkan pernikahan kami secara agama dan negara.”

Sebastian Pratama, pewaris tunggal perusahaan MegaCyber, memutuskan untuk membatalkan pernikahannya yang baru saja disahkan beberapa jam dengan Shera Susanto, seorang pengacara muda yang sudah menjadi kekasihnya selama 3 tahun.
Shera yang jatuh pingsan di tengah-tengah prosesi adat pernikahan, langsung dibawa ke rumah sakit dan dokter menyatakan bahwa wanita itu tengah hamil 12 minggu.

Hingga 1.5 tahun kemudian datang sosok Kirana Gunawan yang datang sebagai sekretaris pengganti. Sikap gadis berusia 21 tahun itu mengusik perhatian Sebastian dan meluluhkan kebekuannya.

Kedekatan Kirana dengan Dokter Steven, yang merupakan sepupu dekat Sebastian, membuat Sebastian mengambil keputusan untuk melamar Kirana setelah 6 bulan berpacaran.

Steven yang sejak dulu ternyata menyukai Kirana, berusaha menghalangi rencana Sebastian.
Usaha Steven yang melibatkan Shera dalam rencananya pada Sebastian dan Kirana, justru membuka fakta hubungan mereka berempat di masa lalu.



Cover by alifatania

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Tamu Tak Diundang

Bagaikan wartawan majalah gosip yang mencari berita, kelima staf di lantai 16 bergantian menanyakan perihal status Kirana yang meningkat jadi kekasih CEO MegaCyber. Kelimanya memang belum tahu kabar bahagia itu karena hanya Echi dan Marsha yang diundang ke acara ulangtahun Nyonya Amelia.

“Kamu pakai pelet apa Ki, sampai dalam 5 bulan Pak Bas sudah jatuh cinta sama kamu ?” Tanya Arman, salah satu staf yang paling nyentrik bukan hanya dari pakaiannya tetapi juga rambutnya yang gondrong.

“Duh masa wajah imut begini dibilang pakai pelet ?” Kirana mengerjapkan matanya.

Kesembilan orang itu sudah duduk dengan pesanan mereka di salah satu cafe yang ada dekat kantor.

Mengingat pesan Sebastian supaya mencari tempat makan yang lebih nyaman untuk mereka ngobrol, Kirana memilih tempat yang diusulkan oleh Marsha.

Para sekretaris pun tidak bisa lama-lama karena para boss mereka pasti akan kembali setelah meeting di luar. Tuan Richard pun sudah mengabarkan Echi kalau beliau akan bertemu dengan Pak Johan sekitar jam 3 aore.

“Kirana bukan pakai pelet, Man,” sahut Aldo. “Pak Bas disajen tiap hari jadi meleleh kalau dekat Kirana.”

“Kayak lilin lagi dinyalain aja, cepat meleleh,” celetuk Kirana sambil terkekeh.

“Pantas aja tadi tatapannya setajam silet pas lihat gue sama Aldo,” timpal Milan.

“Lagian elo juga,” sahut Aldo sambil tertawa. “Udah gue kasih-kasih kode masih nggak ngerti juga.”

“Jadi ceritanya hari ini traktir pajak jadian dong,” Reo, staf lain, ikut buka suara.

“Mana ada pajak jadian,” protes Kirana. “Seminggu aja juga belum. Kan aturan harus lewati masa percobaan dulu baru teruji kualitasnya.”

“Emang elo kira karyawan di MegaCyber, pakai masa percobaan dulu ?” Marsha buka suara.

Percakapan terus berlanjut sambil menikmati makan siang. Kirana yang memliki sifat mudah bergaul cepat akrab dengan ketujuh orang di lantai 16 meskipun mereka tidak teelalu sering berinteraksi.

“Udah jam 1.15 nih, balik yuk,” Echi bersiap-siap dan bangun dari kursinya.

“Jalan duluan deh, nanti saya nyusul. Beresin bayaran dulu.”

Dion langsung berjalan menemani Kirana sementara yang lainnya keluar dari cafe. Mereka memang tidak membawa kendaraan dan memilih berjalan kaki. Butuh waktu lebih lama kalau naik mobil ke cafe yang jaraknya hanya 800 meter dari kantor MegaCyber.

Kirana mengirimkan foto bon makan di cafe pada Sebastian.

Kirana :Maaf kalau terlalu mahal traktir makannya, Bee 😕🙏

Pesan Kirana tidak terjawab tetapi terkirim. Kirana

tidak terlalu ambil pusing karena sadar kalau Sebastian pasti sedang berbincang dengan Tuan Richard.

Tapi baru saja dia dan Dion keluar cafe, suara notifikasi pesan masuk terdengar dari handphonenya.

Sebastian : Tidak masalah Honey, yang penting semua happy. Kamu sudah balik kantor ?

Kirana langsung tersenyum melihat Sebastian membalas pesannya. Dion geleng-geleng kepala. Kirana tidak ada bedanya dengan Sebastian, lagi demam cinta, sering senyum-senyum sendiri hanya dengan melihat handphone.

Kirana : Baru keluar cafe, Bee. Jalan kaki nih ke kantornya 😘

Ternyata Sebastian tidak ada bedanya dengan Kirana. Daddy Richard juga hanya bisa geleng-geleng kepala saat melihat putra tunggalnya senyum-senyum sendiri.

Bedanya Daddy Richard sangat senang melihat perubahan Sebastian karena menurut pengamatannya, putranya terlihat lebih bahagia dibandingkan saat bersama Shera dulu.

Kirana : Kamu masih lama meetingnya ?

Sebastian : Baru selesai makan, teman Daddy belum pulang. Kenapa ? Kangen ?

Kirana : Iya 🥰🤭🤭

Sebastian semakin melebarkan senyumannya. Teman Daddy Richard yang ikut makan siang menautkan alis melihat kelakuan anak temannya.

“Lagi chatingan sama calon istrinya,” ujar Daddy Sebastian sedikit berbisik pada temannya.

Teman Daddy Richard menganggukan kepalanya dan tersenyum penuh pengertian.

Kirana : Bee begitu sampai kantor aku chat lagi ya. Biar fokus jalannya.

Sebastian : Ok 👌🏻

Kirana menyimpan kembali handphone di tas selempang kecil yang dibawanya. Mereka segera bergabung dengan teman-teman lain yang sudah berjalan pelan duluan.

15 menit kemudian, semuanya memasuki gerbang MegaCyber menuju ke lobby.

“Nana !” Panggil seseorang begitu mereka sampai ke lobby.

Kirana yang berjalan paling belakang dengan Dion dan Milan langsung berhenti. Seperti biasa, dia sudah tahu siapa yang memanggilnya dengan sebutan Nana.

“Kamu kenapa ?” Dion menatap Kirana yang berhenti dan diam di depan lobby.

“Steven,” gumam Kirana.

“Nana !” Bukan hanya memanggil, Steven menepuk bahu Kirana pelan.

Kirana menghela nafas sebelum menoleh.

“Siang dokter Steven,” sapa Kirana dengan senyuman.

Dion masih berdiri di belakangnya dan meminta Milan supaya meninggalkan mereka.

“Kamu kerja di sini ?” Tanya Steven.

Kirana tidak menjawab hanya tersenyum.

“Jangan bilang kalau kamu stafnya Sebastian ?” Steve mengerutkan dahi dengan nada yang mulai meninggi.

“Tuan Steve, ada baiknya kita bicara ke dalam,” pinta Dion.

Steve menoleh dengan wajah emosi. Tanpa bicara apa-apa, dia menarik lengan Kirana dan membawanya ke arah parkiran mobil.

“Steve !” Pekik Kirana. Dia agak kesulitan mengikuti langkah Steven yang menariknya.

Dion mengerjarnya dan memegang tangan Kirana yang lain. Terjadilah tarik menarik hingga menarik perhatian karyawan yang ada di sekitar situ.

Milan dan Aldo yang belum sempat naik lift akhirnya keluar lagi begitu mendengar keributan.

“Tolong lepaskan Kirana, Tuan Steven,” pinta Dion dengan nada sesabar mungkin.

“Aku hanya ingin bicara dengannya ! Tanpa Sebastian !” Ucap Steve dengan nada keras.

Akhirnya Kirana menggeleng ke arah Dion dan minta pria itu melepaskan tangannya. Mulanya Dion enggan menuruti, tapi Kirana memohon dengan gerakan bibirnya. Dion pun melepaskan tangan Kirana.

“Steve, jangan mempermalukan dirimu di sini. Ayo kita bicara baik-baik tanpa Sebastian,” Kirana mencoba menenangkan.

Sebastian mendengus dan menarik lengan Kirana menuju mobilnya. Steven meminta sopir yang tadi membawanya ke MegaCyber turun dari mobil. Dengan sedikit mendorong, Steven menyuruh Kirana masuk ke kursi di sebelah pengemudi.

Milan dan Aldo sudah berdiri dekat Dion dan ingin mengejar Kirana tetapi Dion melarangnya.

“Biarkan Kirana yang menyelesaikan urusan mereka dulu,” ucap Dion.

Tangannya langsung memencet tombol handphone ke nomor boss nya, namun baru sebentar langsung dimatikannya.

“Aldo, coba elo pastikan posisi Kirana lewat handphonenya. Gue yakin Pak Bas sudah memasukannya ke dalam sistem,” perintah Dion.

Dion sendiri langsung menanyakan pada Sebastian apakah boss nya masih meeting, jika memungkinkan Dion minta dihubungi kembali.

Aldo dan Milan bergegas kembali ke dalam dan naik ke ruangan mereka untuk melaksanakan permintaan Dion.

Baru saja Dion sampai di lobby, Sebastian sudah menghubungi Dion.

“Sebentar Boss.”

Dion bergegas menuju lift khusus, mengajak Milan dan Aldo yang masih menunggu lift umum.

Sampai di dalam, Dion baru mendekatkan handphone ke telinganya.

“Kirana dibawa pergi oleh Tuan Steven, Pak Bas,” lapor Dion.

“Shit ! Ada keperluan apa Steven datang ke kantor ?”

“Saya kurang tahu juga, Pak. Tadi kami tidak sengaja bertemu di lobby. Tuan Steven yang lebih dulu memanggil.”

“Kemana ?”

“Saya sudah minta Aldo dan Milan melacak posisi Kirana. Apa Pak Bas…”

“Sudah !” Jawab Sebastian cepat “Namanya citi22. Nanti saya kirim lewat wa. Saya kembali ke kantor sekarang dengan Daddy.”

Tanpa menunggu perkataan Dion lainnya, Sebastian langsung menutup sambungan telepon.

Dion meminta Aldo dan Milan melaporkan perkembangan pencarian posisi Kirana.

Sementara Kirana berusaha tetap tenang duduk di sebelah Steven supaya pria itu dapat fokus menyetir. Dia yakin kalau Sebastian pasti akan menemukannya.

Namun tanpa diduga, saat mobil berhenti di lampu merah, Steven menarik tas selempang yang dipakai Kirana, mengeluarkan handphone gadis itu lalu langsung mematikannya. Dilemparnya handphone Kirana ke jol belakang.

Kirana terkejut dan langsung merasa cemas. Bagaimana Sebastian bisa melacak keberadaan Kirana kalau handphonenya dalam keadaan mati ?

1
Indah Rizqi Amalia
enak sebenernya kalo punya pacar bucin, tapi ribet kalo mau pergi sama temen banyak drama😅
Nana Sulistiana
Kecewa
Nana Sulistiana
Buruk
Rafly Rafly
bocil bunting ini aneh..udah janji nggak mau nemuin Steve lagi...ini malah...ntar giliran di bales Bastian mewek...
dah lah Mr. bas.. lepas dan buang saja perempuan macam itu...ambil saja baby-nya...
kalea rizuky
loo cut gk ada di scrip/Curse//Curse/
Baretta: Improvisasi Kak 😃😃
total 1 replies
Rafly Rafly
jgn karena suami mu BUCIN lantas kamu seenaknya saja tiap ada masalah datang malah menghampiri ilaki laki lain Bu..bisa bisa malah diembat ntar mewek /Tongue//Tongue//Tongue/
Memyr 67
𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗂𝗍𝗎, 𝗆𝖺𝗇𝗎𝗌𝗂𝖺 𝖽𝗂𝗅𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗄𝗎𝗍𝗂 𝗇𝖺𝖿𝗌𝗎𝗇𝗒𝖺. 𝗇𝖺𝖿𝗌𝗎 𝖽𝗂𝗂𝗄𝗎𝗍𝗂 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝗐𝖺 𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗄𝖾𝗁𝖺𝗇𝗏𝗎𝗋𝖺𝗇. 𝗃𝗎𝗅𝗂𝖺 𝗌𝖺𝗂𝖽
Memyr 67
baru tau, orang yg nikahnya di altar, ada acara cukur rambut bayinya juga. acara pembaptisan bayi yg baru lahir pakai cukur rambut bayi juga ya?
Baretta: Tetap ada Kak biasanya di usia bayi 39 atau 41 hari. Kalau di acara pembaptisan tidak ada acara cukur rambut bayi
total 1 replies
chtiana 75
Luar biasa
Memyr 67
shera bodoh kok betah banged
chtiana 75
Luar biasa
Rafly Rafly
makanya... jadi orang jgn sok kepo...kena sendiri akhirnya..mewek.. perempuan dodol
Rafly Rafly
dasar perempuan bodoh Kirana.. terlalu naif...udah tau laki yg terlalu obsesi gitualah di tantang...tolol tolol
Rafly Rafly
Luar biasa
Rafly Rafly
wadadidaww... gempar lobby hotel /Tongue//Tongue//Tongue/
mufha musyarrofah
Luar biasa
Rafly Rafly
tipu daya wanita meng luar biasa dahsyatnya..../Facepalm//Facepalm/
Yogya Sasmito
Luar biasa
Memyr 67
shera sebodoh itu bisa jadi pengacara? pengacara di perusahaan pratama lagi? menjebak kirana dan steven kok di hotel pratama, milik calon mertua kirana? beneran bodoh tolol bego shera.
bunda
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!