NovelToon NovelToon
Queen Of Casino

Queen Of Casino

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Reinkarnasi / Balas dendam. / Peningkatan diri-Perubahan dan Mengubah Takdir / Teen Angst / Mengubah Takdir / Trauma masa lalu
Popularitas:775k
Nilai: 4.9
Nama Author: rissa audy

Sebuah kecelakaan membawa jiwa Jessica Light menjelajah ke belahan dunia lain. Dia bahkan harus menempati tubuh seorang gadis culun dan gemuk yang selalu dikucilkan bernama Jennifer To.

Jiwa Jenni bergentayangan di dekat tubuhnya karena dia sempat mencoba bunuh diri lantaran tak kuat dengan penindasan yang selalu didapatkan selama ini. Bahkan ayahnya sendiri membencinya sejak lahir.

"Kau adalah anak pembawa sial! Jika bukan karena melahirkanmu, aku tidak mungkin kehilangan istriku!"

Sebuah kalimat yang selalu didengar ketika sang ayah memarahinya.

Mampukah Jessica membantu Jennifer mengubah takdir. Akankah jiwa mereka bisa kembali ke tubuh masing-masing?

Cerita ini hanyalah fiktif belaka karangan author. Jika ada kesamaan latar, tokoh, dan alur murni karena ketidaksengajaan.

WARNING!!! CERITA INI MENGANDUNG AKSI KARENA JESSICA ADALAH KETURUNAN JESSLYN LIGHT DI NOVEL YANG BERJUDUL 'Dangerous Woman Jesslyn'.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rissa audy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 : Membalas Su Man To

"Dasar anak tidak tahu diuntung! Sia-sia saja aku membesarkanmu selama! Kau hanya bisa menjadi pembawa sial dalam keluarga ini." Ayunan tangan geram Su Man To berhasil mendarat di pipi putrinya dengan sangat keras, hingga meninggalkan bekas telapak dan luka di sudut bibirnya yang kini mengeluarkan darah. Gadis itu bahkan harus merasakan panas di wajah gembulnya.

"Jika buka karena melahirkanmu aku tidak mungkin kehilangan istriku! Sia-sia saja dia berkorban untuk sampah tidak berguna sepertimu! Hanya bisa menjadi setumpuk kotoran yang membuat aib bagi keluarga ini!" Wajah Su Man To terlihat merah padam, amarah sungguh membuat pria tersebut bertindak kasar dan berkata sangat kejam kepada putri kandungnya sendiri tanpa memikirkan bagaimana hancurnya perasaan gadis itu.

Jiwa Jenni yang bisa melihat semua ini hanya meringkuk, menangis tersedu-sedu sambil menutup kedua telinganya. Tubuhnya bergetar karena ketakutan dan trauma dalam dirinya selama ini. Dia menggelengkan kepala sambil sambil lirih menyanggah semua itu.

Jika saja saat ini dia di dalam tubuhnya sudah pasti hanya ada air mata yang keluar atas semua penyiksaan itu. "Tidak! Tidak!" Jenni berteriak sangat kuat, tetapi kata-katanya hanya bisa di dengar oleh Jessi seorang, sedangkan ketiga orang tersebut tidak bisa melihat apa yang dilakukannya.

Setiap kata yang keluar dari mulut Su Man To layaknya ribuan belati yang menghujam tepat di hati Jenni. Tak hanya menyakiti, tetapi membunuh kepercayaannya akan kasih sayang secara perlahan. Kalimat tersebut selalu dia dengar selama hidupnya, di saat sepasang ibu dan anak tersebut melaporkan hal yang tak pernah dilakukan olehnya kepada sang ayah. Namun, gadis tersebut selalu bungkam serta enggan untuk menjawabnya, sehingga menjadikan dirinya sosok pengecut seperti sekarang.

Sementara itu, Jessi yang merasakan sebuah tamparan keras untuk pertama kali dalam hidupnya dari orang yang seharusnya dipanggil ayah oleh pemilik asli tubuh ini, hanya bisa memainkan lidah di dalam mulutnya hingga membuat pipinya semakin mengembang, sambil mengusap darah di sudut bibir dengan ibu jarin. Dia memutar jengah kedua bola mata mengetahui fakta masih ada pria brengsek seperti Su Man To di dunia ini.

"Pembawa sial kau bilang!" Gadis itu akhirnya mulai berbicara setelah sekian lama terdiam di saat diperlakukan seperti itu oleh keluarga Su Man To. Posisi wajah gadis yang awalnya menunduk perlahan tapi pasti mulai mendongak, menatap tajam mata pria tua di depannya hingga mengubah suasana menjadi mencekam di dalam ruangan tersebut.

"Kau bilang aku pembawa sial! Seharusnya sebagai pria kau sadar diri! Jika bukan karena dirimu yang meniduri ibuku dan memuntahkan benih menjijikkanmu di dalam rahimnya, tidak akan mungkin aku hadir di perutnya, hingga membuatku harus terlahir tanpa seorang ibu seperti ini!" Kalimat Jessi dengan nada tinggi, tegas, dan penuh emosi berhasil membuat semua orang yang berada di sana tercengang akan setiap kalimatnya karena gadis itu akhirnya berani menjawab perlakuan mereka, padahal sebelumnya dia bahkan tidak berani berbicara sepatah kata pun.

"Aku!" Tangan Jessi menunjuk dirinya sendiri dengan berani dan sorot mata tajam tak berkedip menatap kedua bola mata Su Man To.

"Sampah tak berguna ini hanyalah hasil dari benih buruk milikmu yang kini mengalir dalam darahku!" Jari telunjuknya beralih mengarah ke dada bidang pria tua di depannya sambil mendengus kesal, meluapkan segala emosi ketika pertama kali melihat keluarga sekejam ini. "Jika saja ayahku adalah Nicholas Bannerick, aku mungkin tidak akan menjadi sampah tak berguna sepertimu! Hanya bisa menyalahkan orang lain atas perderitaanmu!"

"Jaga ucapanmu!" Dengan tubuh bergetar hingga menampakkan urat leher, Su Man To hampir saja kembali melayangkan tangan yang sudah mengambang di udara dan bersiap mendarat di pipi putrinya. Bukan hanya otot lehernya saja yang menegang, bahkan deru napas pria tersebut tak lagi beraturan karena emosinya seketika meluap mendengar setiap kalimat gadis itu.

Namun, gerakannya terhenti di kala sang putri dengan berani terlebih dahulu menyanggah dam menatap semakin tajam ke arahnya.

"Apa? Kau tidak terima dan ingin menamparku lagi? Ayo tampar? Tampar sepuasmu!" Gadis itu semakin menantang Su Man To dengan mengarahkan pipi yang hendak ditampar semakin dekat ke tangan pria tersebut.

"Bukan mauku terlahir seperti ini, ada hanya untuk dijadikan pelampiasan atas segala amarahmu. Jika aku boleh meminta pada Tuhan, lebih baik aku tidak pernah dilahirkan ke dunia ini, terlebih lagi sebagai putrimu!" Jessi mengeluarkan segala kata dengan sangat keras dan geram, hingga membuat deru napasnya tak terkendali karena emosi yang berlebihan.

Tak ada sedikit pun ketakutan dan penyesalan tergambar di wajahnya. Bahkan sinar matanya tampak begitu tajam, tidak ada setetes pun buliran hangat menggenang di pelupuk mata gadis itu. Wajahnya tampak merah padam akibat emosi yang berapi-api, setiap kalimatnya bagaikan belati tajam, langsung menusuk relung hati Su Man To tanpa mampu menyanggahnya.

Hal tersebut, seketika membuat ketiga orang itu membatu di tempatnya, mendengar setiap kata pilu dengan nada amarah dari seorang gadis yang selama ini hanya diam tanpa pernah melawan apa pun perbuatan mereka.

Sementara itu, setelah mengeluarkan semua emosinya, Jessi berbalik dan melangkah hendak menaiki tangga. Menghiraukan mereka yang masih membatu akan setiap kalimatnya. Namun, langkahnya terhenti sejenak ketika mengingat ini bukanlah rumahnya. Di mana kamarmu?

Jenni yang mendengar pertanyaan Jessi langsung bergerak menuju kamarnya dan langsung diikuti oleh Jessi. Ternyata dia diletakkan di kamar lantai satu dan kondisi ruangan yang tak layak pakai, bahkan lebih kecil dari kamar mandi Jessi di Amerika.

"Apa ini kamarmu?" Jessi mengedarkan pandangan setelah mengunci pintu dari dalam. Sebuah tempat kecil yang bahkan tak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Tinggal di kamar sempit penuh dengan barang-barang dan berada di dalam tubuh gemuk layaknya seekor babi. Badannya bahkan tidak lebih menarik dari Light dan Stephani–harimau kesayangannya. Sungguh kondisi yang mengenaskan bagi Jessi.

Dia langsung merentangkan tubuh di atas ranjang sambil mengembuskan napas kasar. "Sungguh sialnya hidupku." Jessi menatap Jenni yang masih berdiri sambil sesenggukkan.

"Yak, kenapa kau masih menangis? Dasar lemah." Sejenak Jessi memejamkan mata membiarkan Jenni yang masih terisak begitu saja.

Namun, gadis itu langsung duduk di sebelah tempat Jessi berbaring. "Apa kau tidak takut?" tanya Jenni dengan masih sesenggukan sambil mengusap ingus di hidungnya. Meskipun dia hanya sebuah jiwa, tetapi masih layaknya memiliki raga. Bisa sakit hati, marah, terluka, menangis, dan rendah diri.

"Apa yang perlu aku takutkan?" Tanpa membuka kelopak mata Jessi menjawab pertanyaan Jenni dengan santai. Ingin sekali wanita tersebut keluar dari situasi menyebalkan ini dan kembali ke hidupnya sendiri. Hanya membayangkannya saja membuat Jessi mengembuskan napas kasar kembali.

Dua tubuh gemuk berada di atas ranjang reot yang berdecit setiap kali Jessi bergerak sedikit saja. Beruntung salah satu dari mereka hanyalah jiwa kosong tanpa raga. Jadi, benda tersebut masih mampu menahan berat badan tubuh gadis itu.

"Aku selalu takut kalau melihat mereka." Suara sendu dengan kalimat menyedihkan Jenni sukses membuat mata Jessi terbuka lebar, dia langsung beranjak dari posisinya untuk duduk di depan gadis itu. Meskipun dia kaya, tetapi sangat membenci penindasan berlebihan seperti yang mereka lakukan.

"Apa mereka selalu melakukan hal ini padamu?" Gadis itu hanya mengangguk sambil menundukkan kepala, membuat Jessi merasa kesal dibuatnya. Jenni terlalu rendah diri karena semua ini dan dia tidak menyukai orang seperti itu.

"Yak! Kalau bicara itu tatap orangnya! Jangan hanya menunduk! Kau pikir di bawah sana ada uang? Cih, membuatku kesal saja." Jessi mencebikkan bibir melihat tingkah Jenni yang sangat lemah menurutnya. Seandainya bisa, ingin sekali dia menendang gadis itu kuat-kuat untuk melampiaskan kekesalannya.

"Aku takut," lirih Jenni berbicara, bahkan cicak-cicak di dinding yang diam-diam merayap datang seekor nyamuk, mungkin tak bisa mendengar suaranya.

"Apa yang kau takutkan?"

"Mereka selalu menindasku, jika aku mengangkat kepala mereka pasti akan lebih keji menyiksa."

"Haiish, menyebalkan! Kenapa hidupmu sangat sial? Sudah gendut, jelek, dirundung, disiksa keluarga." Jessi menyebutkan nasib layaknya berhitung dengan jari-jarinya. "Jangan bilang kau juga bodoh!"

To Be Continue....

1
Adudatul Ulya
aku nunggu Jessica ketemu jenny ../Sob//Sob/
Moh Fadli
alangkah bagus nya jika ada moment pertemuan Jesica dan Jennifer di acara pernikahan,.
Jio
Luar biasa
Rafinsa
astagaaaa.....
badasss je
Rafinsa
cerita bagus gini kok sepi like ya????
Rafinsa
ceritanya sirius... pas baca nama2 nya Piti ngakak...🤣🤣
Rafinsa
Luar biasa
Rafinsa
kok jd Sumanto?????
kutu
Luar biasa
meMyra
ho oh Liam berisik banget
Sativa Kyu
👍👍
Evi lidia Sari
kok aq curiga itu Richard ya???
😠😠😠😠
meMyra
ok lanjutt
sylvia
🤣🤣😭😭😭😭
sylvia
wkwkkwk anjirrr marjan😭😭😭😭 sirup btw
meMyra
tadi lutung sekarang monyong 🤣🤣🤣
meMyra
astaga lutung hahahahaa au ah tor 👍👍👍🤣🤣
meMyra
paket lengkap kan Jessi..jangan kaget
meMyra
😂😂😂😂😂😂
meMyra
dasar kau sumanto si bandot tua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!