NovelToon NovelToon
Find 10 Fragments

Find 10 Fragments

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Kultivasi Modern
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: GM Tyrann

Season 2 dari I Don't Have Magic In Another World

Ikki adalah seorang pria yang memiliki kekuatan luar biasa, namun terpecah menjadi 10 bagian yang tersebar di berbagai dunia atau bahkan alam yang sangat jauh. Dia harus menemukan kembali pecahan-pecahan kekuatannya, sebelum entitas atau makhluk yang tidak menginginkan keberadaanya muncul dan melenyapkan dirinya sepenuhnya.

Akankah dia berhasil menyatukan kembali pecahan kekuatannya, dan mengungkap rahasia di balik kekuatan dan juga ingatan yang sebenarnya? Nantikan ceritanya di sini.

up? kalo ada mood dan cerita aje, kalo g ada ya hiatus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GM Tyrann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 29 - Menara 2

Aku melewati banyak lantai dengan mudah. Dan kini aku berada di lantai 60. Pedang hitam legam, yang setia menemani ku selama perjalanan, mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan sudah sedikit tumpul. Durabilitas Nya sudah rendah, hanya tersisa 10%. Aku menaruh pedang itu kedalam inventory dan menggantinya dengan pedang suci putih yang bersinar dengan aura Divine Power yang murni. Pedang ini adalah Leticia, yang akhirnya pulih sepenuhnya dengan kekuatan suci yang luar biasa.

Aku merasakan kekuatan yang luar biasa mengalir melalui tangan saat aku menggenggam Leticia. Pedang ini bukan hanya senjata, tetapi juga partner setia dalam pertempuran di kedalaman neraka. "Akhirnya, Leticia, kamu siap untuk pertarungan besar," bisik Ikki sambil tersenyum.

Aku terus menaiki tangga dengan cepat, tebasan ku semakin tidak terlihat karena kekuatanku sudah meningkat pesat. Pedang Leticia hampir tidak terlihat oleh mata biasa membantai monster-monster dengan mudah. Setiap langkah membawa aku lebih dekat ke puncak, dan setiap monster yang tumbang memberi kekuatan baru.

[Strength +5, Agility +4, Vitality +3, Endurance +3, Magic +2, Stamina +4]

Setelah tiga hari yang penuh perjuangan, aku akhirnya sampai di lantai 79. Di sana, aku menghadapi bos lantai, makhluk besar dengan kulit berbatu dan mata merah menyala. Dengan serangan yang cepat dan presisi, aku berhasil mengalahkannya dan melangkah ke lantai 80.

Sebelum melanjutkan perjalanan aku berisitirahat, karena monsternya sudah lumayan bisa membuatku lelah. Aku melakukan meditasi untuk menghilangkan rasa kantuk dan lelah, setelah itu melanjutkan perjalanan menaiki menara.

Di lantai 80-89, situasi mulai berubah. Monster-monster di sini jauh lebih kuat dan lebih cerdas. Aku merasakan pertempurannya semakin berat, tetapi juga semakin memicu semangat. Setiap langkah di lantai ini adalah tantangan besar.

Pertarungan pertama di lantai 80 adalah melawan sekelompok Chimera. Makhluk-makhluk ini menggabungkan berbagai kekuatan hewan dan memiliki serangan yang sangat mematikan. Aku berjuang keras, menghindari semburan api dan serangan ekor yang mematikan.

"Aku sudah pernah melawan naga, tapi apa-apaan naga jelek ini?" tanyaku, menghindari semua serangan lalu menyerangnya menggunakan sihir yang kuat.

Aku menggunakan sihir yang lumayan kuat karena magic milikku sudah berada di atas 500. Lingkaran merah kecil muncul lalu lingkaran emas besar berada di perputaran lingkaran kecil. Serangan lurus berwarna emas dengan api mengelilinginya, menghantam tubuh Chimera. Membunuhnya dan menghancurkan inti yang dilindungi oleh kulit yang keras pada dada.

[Strength +2, Agility +5, Vitality +1, Endurance +1, Magic +5, Stamina +3]

[MP 30%]

Aku tidak bisa langsung lanjut seperti saat aku berada di lantai bawah, aku harus memulihkan kekuatan terlebih dahulu. Setelah itu aku baru bisa melanjutkan pertarungan di lantai berikutnya.

Setiap lantai yang aku lewati membuat banyak luka pada tubuhku, aku terus menyembuhkan tubuhku lalu melakukan istirahat. Aku terus melakukan itu karena lawan yang kuat.

Di lantai 85, aku menghadapi golem raksasa yang terbuat dari logam hidup. Setiap serangannya menghancurkan lantai dan dinding menara. Aku harus bergerak cepat, menghindari pukulan yang bisa meremukkan tubuh. Aku memanfaatkan celah kecil di armor golem untuk menyerang dengan Leticia, memotong urat-urat logam di dalamnya.

Golem yang tadinya bergerak seperti raksasa kini tumbang karena aku menyerang urat-urat yang membuat dia bisa bergerak. Aku tidak penuh dengan luka di lantai 85 namun aku merasa lelah karena semua monsternya terbuat dari logam dan setiap lantai pasti ada boss.

[Strength +7, Agility +6, Vitality +3, Endurance +5, Magic +4, Stamina +6]

Di lantai 88, aku melawan naga es yang menyemburkan napas beku. Serangan sihir naga itu hampir membuatnya kehilangan nyawa. Bahkan jika aku memiliki Anti Magic, jika aku beku aku tidak dapat bergerak lagi.

Aku harus menggunakan semua kemampuan magis untuk mencairkan es yang melingkupi semua menara. Dengan serangan terakhir yang penuh tenaga, aku menusuk jantung naga itu dengan Leticia, menghancurkan kristal es yang menjadi sumber kekuatannya.

[Strength +8, Agility +7, Vitality +6, Endurance +6, Magic +5, Stamina +7]

Aku mengeluarkan napas dingin, tubuhku sedikit membeku karena area tempat aku bertarung adalah gunung es. Saat aku melangkah untuk naik ke lantai berikutnya, aku melakukan meditasi untuk membuat lelah di tubuhku tidak berlebihan.

Setelah lima hari terlewati, aku akhirnya mencapai lantai 89. Tubuh penuh luka, napas berat, tetapi mata milikku masih bersinar dengan semangat juang. Aku tahu tantangan terbesar masih menanti di lantai 90 ke atas. Namun, setiap pertarungan membuat ku semakin kuat, dan aku siap untuk menghadapi apa pun yang ada di depanku.

Setelah selesai memulihkan tubuh yang terluka, aku melangkah ke lantai 90, siap untuk menghadapi monster peringkat A yang menanti.

Aku berdiri di lantai 90, mengamati puluhan Wyvern yang terbang di udara. Mata mereka yang menyala-nyala dan suara kepakan sayap yang mengerikan mengisi ruang besar di lantai itu. Wyvern, dengan sayap mereka yang besar dan kemampuan terbang yang gesit, adalah musuh yang sangat sulit dihadapi di ruang terbuka seperti ini. Mereka mengelilingi ku, siap menyerang dari segala arah.

Aku melirik sana sini, melihat para Wyvern lalu berkata dengan ekspresi kesal, "Aku benci melawan makhluk terbang, pedang hebat ku jadi tidak berguna karenanya."

Aku melepaskan pedang dan mengangkat tangan ke udara. "Baiklah, akan aku tunjukkan kekuatan sihir ku."

Wyvern pertama meluncur ke arahnya, membuka mulutnya untuk menyemburkan api. Aku cepat bereaksi, melompat ke samping dan mengangkat tangan kirinya. . Api dari mulut Wyvern bertemu dengan ledakan api dari sihir ku, menciptakan ledakan besar di udara yang membuat Wyvern terlempar ke belakang.

Wyvern lain datang dari belakang, dan aku memutar tubuh untuk mengeluarkan sihir lain. Petir melesat dari lingkaran sihir di tanganku, mengenai sayap Wyvern dan membuatnya jatuh ke tanah dengan jeritan mengerikan.

Namun, jumlah mereka tidak sedikit, dan mereka terus berdatangan. Aku tahu bahwa aku harus menggunakan sihir yang lebih kuat untuk mengatasinya. Dia menggabungkan kedua tangannya, merasakan energi sihir mengalir melalui tubuhnya. Serangan api besar keluar dari lingkaran sihir sama besarnya, menyebar ke seluruh lantai dan menabrak beberapa Wyvern, membuat mereka jatuh terbakar.

[Magic Power: 70%]

Pertarungan terus berlanjut, dan aku mengeluarkan berbagai mantra sihir tingkat tinggi. Lingkaran sihir kecil namun banyak mengeluarkan puluhan paku es melesat ke arah Wyvern, menembus sayap mereka dan menjatuhkan mereka satu per satu. Namun, jumlah Wyvern masih banyak.

[Magic Power: 40%]

Merasa terdesak, aku mengerahkan seluruh energi sihir untuk satu serangan terakhir. Angin bercahaya melingkupi tubuhku, menyebar ke seluruh lantai dan menghantam Wyvern dengan kekuatan yang sangat besar, menghancurkan sayap mereka dan menjatuhkan mereka ke tanah dengan ledakan keras.

[Magic Power: 10%]

[Magic Power tersisa 10%. Harap waspada terhadap penggunaan sihir berikutnya.]

Sistem terus bersuara dalam kepalaku, memberi tahu sisa MP yang aku miliki agar tidak terjadi dengan begitu aku bisa dengan mudah mengetahui seberapa besar biaya MP untuk sihir tingkat tinggi.

[Agility +4, Magic +8, Stamina +3]

Aku menarik napas berat, merasakan kelelahan melanda tubuh. Namun, aku tahu perjuangan belum selesai. Aku terus maju ke lantai berikutnya, melawan monster-monster yang semakin kuat. Tapi sebelum melakukan itu, aku memulihkan semua MP milikku.

Di lantai 91 hingga 92, aku menghadapi musuh yang sama, kelompok besar Wyvern. Setiap lantai menjadi semakin sulit, tetapi aku terus maju, menggunakan sihir yang lebih kuat dan taktik yang lebih cerdas untuk mengalahkan mereka. Di lantai 93, aku berhadapan dengan monster ular yang sangat besar dan panjang. Ular itu melingkar di sekitar ruangan, matanya yang menyala-nyala menatap ku dengan ancaman.

Aku mengangkat Leticia, merasakan kekuatan pedangnya mengalir melalui tubuh. Aku melompat ke depan, menyerang dengan cepat. Menggabungkan teknik pedang dan sihir yang dituangkan kedalam pedang. Serangan es dari Leticia menutupi ular itu, memperlambat gerakannya dan memberi aku kesempatan untuk menyerang titik lemahnya.

Pedang Leticia bercahaya putih, membuat pedangnya menjadi lebih panjang dari bentuk aslinya dengan Divine Power. Dengan satu tebasan kuat, aku berhasil memotong kepala ular itu, membuatnya jatuh dengan suara gemuruh. Namun, tantangan berikutnya sudah menantinya di lantai 94.

[Strength +4, Agility +2, Magic +2, Stamina +3]

Di lantai 94, aku berhadapan dengan Drake, makhluk besar dengan kulit yang keras dan panas yang menyala-nyala. Setiap serangan Drake mengeluarkan gelombang panas yang menyengat kulit. Aku tahu bahwa Leticia tidak akan efektif dalam jarak dekat karena panas yang ekstrem untuk tubuhku. Aku mengangkat tangan, merasakan sihir mengalir dari jantung menuju tangan. Lingkaran sihir berwarna biru cerah, meledakan es yang menyelimuti Drake, membekukan mereka seketika.

Namun, beberapa Drake berhasil melepaskan diri dari es, menyerang dengan marah. Aku menghindari serangan mereka dengan lincah, menggunakan kecepatan dan ketangkasan untuk tetap berada di luar jangkauan panas mereka. Dengan konsentrasi penuh, aku mengeluarkan sihir tingkat lima. Angin es dan salju melesat dari lingkaran sihir di tanganku, menghancurkan Drake menjadi potongan-potongan kecil.

[Magic +6, Stamina +4]

Aku menarik napas dalam-dalam, merasakan kelelahan melanda tubuhku lagi. Aku naik ke lantai 95, mengistirahatkan tubuhku dan hari-hari terlewati dengan cepat. Dari lantai 90 sampai 99 aku menghabiskan waktu 7 hari, aku merasa kesal karena sudah dua minggu setelah masuk ke menara.

"Gimana absensi ku ya?" tanyaku, bingung dengan absensi tanpa keterangan selama lebih dari seminggu.

Aku menghela napas panjang, mencoba menyemangati diriku sendiri, "Tinggal satu lantai lagi." Aku membuka pintu lantai ke 100, melihat boss yang tidak asing namun berbeda dari yang aku ingat.

1
GM Tyrann
Kalo kalian udah mulai baca terus ada nama MC dibagain sudut pandangnya padahal seharusnya Aku. Itu kesalahan penulisan, karena udah banyak jadi malas ganti, ada banyak sih pas sudut pandang MC seharusnya pake Aku dan Kami, tapi malah pake, nama MC, Dia dan Mereka.

Kalo dari sudut pandang karakter lain nama MC, y pake nama MC. Apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!