Kejadian diluar nalar, Ilmu supranatural, penindasan, bahkan percintaan bergolak secara bersamaan.
Apa yang harus aku pilih disaat hatiku sendiri begitu mendidih ingin membunuh seseorang?? Cinta? Atau Pembalasan??
Pengalaman yang bahkan tidak pernah terpikirkan untuk hadir dalam pikiran dan jiwa ku. Apakah kau ingin masuk ke dalam nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 13. Mari Kita Selesaikan.!
Setelah mendengar itu aku langsung pamit pada Mr. Erie dan berlari pergi. Aku bahkan tidak menjelaskan apapun. Bagaimana tidak, aku seperti sedang kepergok selingkuh saja rasanya.
Siall, sejak kapan dia ada disini??!!. Sepertinya memang tidak aman untuk bicara lebih banyak disini. Dia pasti akan tau.!
"Pak, saya harus pergi.!". ujarku tiba" dan buru" beranjak pergi.
"Elly, tunggu. Ada apa??". tanya nya kebingungan.
"Kita bicarakan besok sore di luar sekolah. Apa bapak bisa?". ucapku
Dia terlihat keheranan lalu menjawab.
"Baiklah Elly. Sepulang sekolah besok, bapak tunggu kamu di kedai Freezyy". ujarnya mengiyakan.
Aku tau dia pasti akan akan setuju dan tidak akan menolaknya. Bagaimanapun ini hal penting baginya.
Dan aku juga mendapatkan fakta baru hari ini. Yaitu.. Dia lumayan peduli juga pada orang lain. Ternyata rumor itu tidak sepenuhnya benar.
\=\=\=\=\=
Bel masuk pun berbunyi, aku segera berjalan menuju ke kelas. Dijalan rupanya -Dia- muncul kembali.
*Hosh... Elly.... Mengapa... Kau... Ingin.. Mengatakan... Nya... Hosh... Pada.. Manusia... Itu... Hosh...*
"Tidak. Siapa bilang aku akan mengatakan nya??. Aku tadi ingin bilang kalau Ken menjadi gila karna karmanya sendiri. Aku tadi ingin menjelek"an nya karna membully ku". ucapku membual.
*Hosh... Elly... Kita... Sekarang... Sekutu... Kau.. Jangan... Sekali".... Menolong.. Manusia"... itu... Hosh...*
Hey hey apa urusanmu. Aku mau melakukan apa saja itu terserah padaku. Soal sekutu? Kau pikir kau menjadi begitu keren dengan status itu? Status itu benar" tidak berarti bagiku. ucapku menggerutu dalam hati.
Tapi aku diam saja dan tidak mengatakan apapun. Aku malas masalah ini memanjang.
Untung saja dia tidak mendengar percakapan ku dengan Mr. Erie barusan.
Setelah sampai di kelas akupun langsung masuk. Benar" tidak ada yang berbicara seorangpun.
Hey situasi macan apa ini? Sepertinya aku sedikit familiar -_. Sebelumnya saat seperti ini, aku diserang oleh salah satu mulut sialan.
Akupun tidak begitu menghiraukan nya. Aku langsung menuju bangku dan duduk. Aku memang terlalu malas untuk mencari masalah, kecuali mereka yang memulai lebih dulu.
Tak lama setelah aku duduk. Rey, Dean, dan Kriss menghampiri ku. Mereka semua teman dekatnya Ken. Bisa dibilang satu group lah.
"Ada apa? Kau ingin mencekik ku lagi seperti terakhir kali, Rey?. Bahkan kali ini kau membawa komplotanmu? Haha". ujarku memprovokasi
"Aneh, kenapa mereka bertiga hanya diam saja?". pikirku
Kulihat semua yang di kelas juga diam dan fokus pada meja mereka masing". Tidak seperti biasanya. Biasanya mereka menyoraki, memprovokasi dan menonton pertunjukan penghinaan ku.
Ketiga pria ini mematung di sambil berdiri di depanku. Dua dari mereka, Dean dan Kriss terlihat menundukan kepala mereka. Sedangkan Rey tampak menatapku dengan kening yang sedikit berkerut.
"Elly. Kami... Kami mohon sembuhkanlah Ken". ujar Rey tiba"
Tch, lagi" sebuah permohonan??. ujarku dalam hati
"Terakhir kali aku memang sangat kasar padamu. Maafkan aku". tambahnya lagi seraya tertunduk.
Mungkin dia mau melakukan ini karna tidak tega melihat sahabatnya yang kini jadi gila.
"Oh? Jadi kau juga sekarang berpikir kalau aku benar" iblis yang menyebabkan Ken jadi seperti itu?". jawabku memojokan
"Tidak, tidak Elly. Ini memang salah kami. Kami hanya memohon padamu. Kami pikir.... Mungkin kau memiki cara untuk menyembuhkan nya..." ujarnya lagi
"E-Elly... A-Apapun akan kami lakukan asalkan dia bisa sembuh seperti semula". saat itu Dean tiba" ikut berbicara dengan nada yang sedikit bergetar
Kenapa orang ini tampak seperti takut padaku?. tch. gumamku saat itu.
Aku masih menatap tajam ke arah mereka.
"Bukankah kalian hebat? Kalian jagoan kelas dan pandai membuat keributan kan?. Kenapa bukan kalian saja yang menyembuhkan dia". ucapku ketus
"Elly, kejadian Ken dan Rosa tadi pagi sudah cukup untuk untuk memberi kami pelajaran. Aku bahkan bersyukur aku masih baik" saja setelah melakukan itu padamu kemarin". ujar Rey terlihat sayu
"Kami.. tidak berani lagi untuk memperlakukan mu dengan buruk. Apapun alasanya". tambahnya lagi
Arhh muak sekali aku mendengar nya. Orang" yang ingin ku habisi ini sekarang justru malah tersungkun" di depanku??. Apa kalian pikir dengan begini kebencian ku sudah hilang??.
Perubahan kalian yang mendadak ini tidak cukup untuk menebus semua yang sudah kalian lakukan sebelumnya.
"Aku tidak bisa. Aku cuma manusia biasa. Kalian pergi saja". ujarku tiba" dengan nada tidak peduli
Mereka tidak mengatakan apapun, juga tidak melawan. Mereka langsung kembali ke kursi mereka masing" dan suasana kelas berlanjut sunyi.
Tidak lama setelah itu pelajaran pun dimulai. Hingga tiba akhirnya jam pulang sekolah.
TENG.... TENG... TENG...
Semua orang mulai meninggalkan kelas dan pergi.
"Vien, ayo cepat kita pulang". ujar Reha
"Iya, sebentar. Kau tunggu saja dulu diluar". jawab Vien
Lalu dia berjalan ke arah ku dan mengatakan.
"Elly, kutunggu di jembatan biru seperti janji kita sebelumnya". ujar Vien kepadaku
"Oke". jawabku singkat
Lalu dia pun berjalan pergi meninggalkan kelas. Menghampiri Reha yang sudah menunggu dilluar.
Baiklah. Sekarang, ayo kita selesaikan satu lagi urusan yang menyebalkan ini-
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
