Ketika takdir menginginkannya menjadi sang penguasa, dia malah ingin hidup seperti rakyat biasa, dan walaupun takdir berhasil menjadikannya seorang Dewa yang luar biasa, namun ia lebih memilih untuk menjalani hidup layaknya manusia biasa.
Kemudian, takdir kembali membawanya menuju ke jalan untuk menjadi seorang penguasa tertinggi, namun untuk mendapatkannya, ia harus melalui halangan dan juga rintangan yang sangat berat.
Sedangkan disisi lain, ada bahaya besar yang sedang mengintai seluruh semesta sehingga membuatnya harus berjuang sekali lagi demi menciptakan kedamaian.
Akankah dia berhasil mencapai jalan itu, atau malah berpegang teguh pada keputusannya? Dan apakah dia benar-benar mampu untuk menciptakan kedamaian di seluruh semesta?
Baca kelanjutannya...
Part 1 : 1-118
Part 2 : 120-
IG: @zhie_n15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-06. Orang Yang Tidak Bisa Disinggung
Setelah itu, pangeran kedua pergi menuju ke rumah Tuan Li dengan sejumlah pasukan kekaisaran, setibanya di sana, pangeran kedua langsung mengatakan bahwa kedua pria yang tengah duduk santai menikmati secangkir teh itu adalah orang yang telah menyinggungnya.
Tidak hanya itu saja, pangeran kedua bahkan langsung memerintahkan para prajurit untuk menangkap Lin Feng dan Tuan Li, namun sayangnya, perintahnya itu malah diabaikan oleh para prajurit, bahkan kaisar dan pangeran pertama langsung menghampiri Lin Feng dan Tuan Li.
"Boleh kami ikut bergabung?" tanya kaisar.
"Jangan tanya aku, karena aku juga tamu di sini" jawab Lin Feng.
"Tentu saja, yang mulia, dan suatu kehormatan bagiku karena bisa melayani Anda di rumahku yang sederhana ini" ucap Tuan Li seraya memberikan hormat, kemudian ia menyeduh teh untuk kaisar dan pangeran pertama.
Perbuatan ayah dan kakaknya itu jelas membuat pangeran kedua kesal, pasalnya, apa yang ia harapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya, dan bukannya menangkap serta memberikan hukuman pada Tuan Li dan Lin Feng, ayah dan kakaknya justru malah ikut menikmati teh bersama mereka.
"Ayah, kakak, apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian malah ikut menikmati teh bersama musuhku?"
"Wu Lian, duduklah di sini, ayah berjanji akan menyelesaikan urusanmu dengan mereka" jawab kaisar.
Wu Lian kemudian mendekati mereka, namun ia tidak langsung duduk, "Aku akan duduk jika ayah memerintahkan mereka untuk berlutut di depanku" ucapnya.
"Hahahaha" kaisar tiba-tiba saja tertawa mendengar permintaan anak keduanya itu, "Meskipun ayah adalah seorang kaisar, tapi ayah tidak pernah meminta seorang teman untuk berlutut."
"Apa?" Wu Lian benar-benar kaget mendengar perkataan ayahnya, "Si-siapa yang ayah maksud sebagai teman?" tanya Wu Lian.
"Tuan Li adalah sahabat baik ayah, apa kau tidak tahu itu?"
Tuan Li dan kaisar negara Wu adalah teman baik, dan itulah asalan kenapa Tuan Li memiliki keberanian untuk menyinggung pangeran kedua, lalu itu jugalah yang menjadi alasan kenapa ia tidak ingin menjadi kaisar negara Wu ini, karena kaisar itu sendiri adalah teman baiknya.
Sebenarnya Lin Feng juga cukup dikejutkan oleh berita tersebut, namun ia lebih memilih untuk tidak menghiraukannya, karena pertemanan mereka tidak ada hubungannya dengan dirinya, tapi bukan berarti Lin Feng akan mengabaikan masalahnya dengan pangeran kedua begitu saja.
Pangeran kedua nampak tidak terima dengan kenyataan itu, karena bagaimanapun juga, Tuan Li sudah berani menyinggungnya dan membuatnya malu di hadapan seluruh tamu lelang. Tapi untuk saat ini, dia tidak bisa melakukan apapun pada Tuan Li, terlebih setelah mengetahui jika dia adalah sahabat baik ayahnya.
"Baiklah, karena Tuan Li adalah teman ayah, maka aku akan melupakan masalahku dengannya, tapi tidak dengan pria ini!" ucap Wu Lian.
Lin Feng tersenyum mendengar perkataan pangeran kedua, "Lalu, apa yang ingin kau lakukan sekarang?" tanya Lin Feng.
"Ayah, aku ingin ayah menangkap dan menghukum orang ini, karena dia telah berani mengambil barang yang aku inginkan dan juga mempermalukan diriku didepan umum" ucap pangeran kedua.
Kaisar Wu dan pangeran pertama kemudian mengarahkan pandangannya pada Lin Feng, sejak mereka tiba di sana, mereka memang belum membicarakan apapun bersama pemuda yang ada di hadapan mereka sekarang, karena selain tidak mengenalnya, mereka berdua juga merasakan sesuatu yang aneh saat melihatnya.
"Ayah, sebaiknya kita berhati-hati dengan orang ini" pangeran pertama berbicara dengan ayahnya melalui telepati.
"Tenang saja, ayah tahu apa yang harus ayah lakukan" ucap kaisar.
"Aku bukanlah orang jahat dan tidak bermaksud jahat, jadi kalian tidak perlu waspada seperti itu" sahut Lin Feng secara tiba-tiba.
Pangeran pertama dan sang kaisar benar-benar dikejutkan oleh perkataan Lin Feng, pasalnya, keduanya benar-benar tidak menyangka bahwa Lin Feng bisa mendengar pembicaraan mereka, padahal, mereka melakukannya dengan telepati, yang artinya, mustahil bagi orang lain untuk mendengar percakapan mereka.
Selain itu, selama ini mereka belum pernah mendengar ada seseorang yang bisa mendengar percakapan melalui teknik transmisi suara atau yang biasa disebut telepati, bahkan, tidak pernah ada teknik yang bisa membuat penggunanya mampu mendengar percakapan orang lain dengan telepati.
Intinya, benar-benar mustahil bagi seorang kultivator untuk bisa mendengar percakapan orang lain yang dilakukan dengan telepati, bahkan sehebat apapun kultivator tersebut, tetap tidak akan pernah bisa melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Lin Feng barusan. Lalu, kenapa Lin Feng bisa mendengarnya?
"Tuan, apa maksud Anda?" tanya pangeran pertama, ia berpura-pura menanyakannya seolah tidak mengerti maksud perkataan Lin Feng.
"Pangeran pertama, aku rasa kau bukan orang bodoh, jadi kau pasti tahu apa maksud perkataan ku barusan" jawab Lin Feng.
"Hahahaha, jangan salah paham, putraku tidak memiliki maksud apapun, ia hanya memperingati ayahnya agar selalu waspada dalam kondisi apapun. Jadi, aku harap kau bisa memakluminya" sahut kaisar.
"Tentu saja, lagipula aku tidak memiliki masalah apapun dengan pangeran pertama" ucap Lin Feng.
Sementara itu, Tuan Li, pangeran kedua serta semua orang yang ada di sana hanya bisa mendengarkan obrolan ketiga orang itu, pasalnya, mereka tidak mengetahui apa yang tengah mereka bicarakan.
"Ayah, ada apa ini? Kenapa ayah mengabaikan permintaanku begitu saja?" tanya pangeran kedua.
"Wu Lian, ayah rasa kaulah yang harus dihukum dan harus meminta maaf padanya" jawab kaisar.
"Apa? Kenapa malah aku?"
"Karena kau yang menyebabkan semua ini, dan aku sangat yakin, kaulah yang telah menyinggung Tuan ini terlebih dahulu!" jawab Wu Nan.
"Sudahlah, aku bisa memakluminya, jadi jangan hiraukan masalah ini lagi" sahut Lin Feng.
Untuk saat ini, Lin Feng memang sedang tidak ingin membuat masalah, karena ia masih ingin tinggal selama beberapa hari lagi di kota kekaisaran Wu ini, jika tidak, mungkin dia tidak akan pernah melepaskan pangeran kedua yang sangat sombong itu, bahkan ia tidak akan peduli jika harus berhadapan dengan sang kaisar.
Setelah saling memperkenalkan diri dan mengobrol cukup lama, kaisar Wu akhirnya berpamitan kepada Tuan Li dan juga Lin Feng, karena ia harus segera kembali ke istana kekaisaran untuk menyelesaikan urusan lain. Selain itu, ia juga mengundang mereka berdua untuk datang ke istana saat makan malam nanti.
***
Di istana kekaisaran.
Pangeran kedua yang masih sangat kesal dengan keputusan ayahnya kemudian menanyakan alasan kenapa dia tidak menangkap Lin Feng, ia juga sangat kesal karena ayah dan kakaknya itu malah menjalin hubungan baik dengan Lin Feng, bahkan mereka berdua sampai mengundangnya untuk datang ke istana.
"Wu Lian, menurutmu siapa yang tidak bisa disinggung oleh seorang kaisar?"
"Tentu saja tidak ada! Karena kaisar adalah orang yang paling berkuasa!" jawab Wu Lian.
"Kau benar, seorang kaisar memanglah orang yang sangat berkuasa, tapi masih ada beberapa orang yang tidak bisa disinggung sama sekali, bahkan oleh seorang kaisar sekalipun, dan pemuda itu adalah salah satu orangnya."
"Itu tidak mungkin! Dia hanyalah pemuda biasa, bagaimana mungkin tidak bisa disinggung oleh seorang kaisar" sahut Wu Lian.
"Dasar bodoh! Lain kali gunakan matamu dengan baik, pemuda bernama Lin Feng itu adalah orang yang sangat kuat, bahkan dia bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh seorang kultivator terkuat sekalipun!" ucap Wu Nan.
"Apa maksud kakak?"
"Percuma saja aku menjelaskannya padamu, karena kau pasti tidak akan percaya pada penjelasan ku, tapi intinya, jangan pernah menyinggung pemuda itu lagi, atau aku sendiri yang akan menghukum mu!" jawab Wu Nan.
Meskipun Wu Lian tidak bisa memahami maksud kakaknya, tapi ia tahu jika kakaknya itu tidak pernah main-main dengan ucapannya, jika kakaknya mengatakan akan menghukum dirinya, sudah pasti itulah yang akan ia dapatkan jika berani membantah perkataanya.
"Baiklah, aku tidak akan melupakan masalah ini" ucap Wu Lian.
"Baguslah! Aku harap kau tidak akan melakukan hal yang sama untuk kedepannya nanti" sahut Wu Lian.
masa dunia dewa gak ada ilmu penempaan senjata dan lagi sudah 3 novel tidak ada alkemis setau saya di dunia fantasi yg namanya dewa sudah pasti punya keahlian yg diatas normal...
jika pertarungan kecil seperti bandit atau permusuhan antar kekaisaran digunakan untuk memeperpanjang alur ok lah gpp tapi jika diceritakan detail apalagi ada dewa yg ikut campur ceritanya jadi hambar dan kurang greget... ini asura rajanya para dewa katanya cuman jentikan jari alam semesta rata dg tanah