Eldric Hugo
Seorang pria penderita myshopobia. Dalam ketakutan akan hidup sebatang kara sebagai jomblo karatan.
Tanpa sengaja ia meniduri seorang pria yang berkerja di club, dan tubuhnya tidak menunjukkan reaksi alergi.
Karina seorang gadis yang memilih untuk menyamar menjadi laki-laki, setelah dia kabur dari orang yang hendak membelinya. Karina di jual oleh ibu yang mengasuhnya selama ini.
Akankan El mengetahui siapa sebenarnya sosok yang bersamanya. Keppoin yuk
Ada dua kisah di sini semua punya porsinya masing-masing.
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
( C&N) Senjata makan tuan.
"Hai, calon suamiku!" sapa Cleo dengan lantang.
Seketika mata Naoki membulat begitu juga pada cewek yang ada di sana. Bagaimana cewek culun dan jelek seperti itu memanggil Naoki calon suamiku. Mereka yang berusaha berdandan cantik setiap hari untuk memikat Naoki saja tidak pernah di perhatikan oleh pria tampan itu.
"Heh ... siapa kamu berani-beraninya kamu duduk di sebelah Naoki!" bentak seorang wanita yang memakai baju kurang bahan.
Cleo memanyunkan bibirnya dengan matanya yang berkedip-kedip. Ia menatap wanita itu lalu menoleh kearah Naoki. Naoki, malah melipat tangannya lalu menatap Cleo dengan datar. Seperti sedang menantang gadis itu.
Apa yang akan kau lakukan sekarang?
Seperti itulah kira-kira apa yang di ucapkan Naoki lewat matanya.
Lihat saja.
Jawab Cleo juga dari matanya. Ia menaikkan kedua alisnya. Cleo kembali menatap wajah wajah itu. Dengan seringai licik Cleo bergelayut manja di lengan Naoki.
"Calon suamiku sayang, kenapa kau membiarkan badut Ancol di sini? Nanti kalau anak-anak yang main ke sana nggak bisa lihat badut gimana?" rengek Cleo manja sambil menduselkan kepalanya di lengan Naoki.
"Apa badut Ancol! berani kau menghinaku seperti itu. Apa kau tidak lihat wajahmu yang seperti topeng monyet itu, hah!" dada wanita itu naik turun menahan amarahnya.
"Kalau aku seperti topeng monyet nggak mungkinkan Naoki mau aku pegang seperti ini." Cleo mengeratkan pelukannya di lengan Naoki.
"Kau -
"Kenapa? nggak bisa jawab ya Kak! lagi pula kakak pikir dengan memakai baju murah bahan dan mengumbar pepaya milik kakak seperti itu Naoki akan tertarik, tidak akan. Naoki justru jijik karena kakak terlihat seperti wanita murahan seperti itu."
Wanita itu mengepalkan tangannya, wajahnya memerah karena malu. Seumur hidupnya ia tidak pernah di hina orang lain, tapi hari ini ia malah di permalukan seorang gadis culun seperti ini. Cewek-cewek yang ada di sana pun menahan tawanya melihat wajah wanita itu yang merah padam, pasti sangat malu.
"Naoki katakan sesuatu, dia bukan calon istrimu kan?"
Naoki tidak menjawab. Ia segera meraih tengkuk Cleo lalu menyatukan bibir mereka, bukan hanya ciuman biasa. Naoki ******* dalam, memasukkan lidahnya. Tubuh Cleo menegang, matanya membulat sempurna. Sesaat ia kehilangan kesadarannya.
Wanita itu menghentakkan kakinya kesal. Semua wanita yang mengerubungi Naoki pun ternganga, ini adalah pertama kalinya mereka melihat Naoki melakukan hal seperti itu. Melihat seorang wanita bergelayut di lengannya saja mereka sudah kaget minta ampun, lha ini Naoki malah menyuguhkan adegan hot di depan umum. Naoki melepaskan ciumannya lalu mengusap lembut bibir Cleo dengan ujung jempolnya, Cleo tergugu. Nyawanya masih melayang entah kemana.
"Aku rasa ini bisa menjawab pertanyaanmu, sekarang semua bubar!" titah Naoki.
Semua gadis itu pun membubarkan diri, termasuk wanita yang menantangnya.
"Kau akan menyesal, Ki!" ancam wanita itu sebelum berlalu pergi.
Perut Cleo bergejolak, rasanya sungguh mual seperti di aduk sendok besar.
"Kamu habis makan apa sih?" tanya Cleo kemudian menutup mulutnya karena lambungnya sudah meronta akan mendorong isinya.
Cleo bangkit dari duduknya, dengan tergesa gesa ia mencari keberadaan toilet. Naoki terlihat santai tanpa berniat membantunya sama sekali. Mata Cleo menangkap wastafel yang di gunakan untuk mencuci tangan di pojok kantin, Cleo pun segera berlari ke arah wastafel itu.
Hoek ....
Cleo mengeluarkan isi perutnya, suara muntahnya menjadi perhatian beberapa mahasiswa yang sedang berada di kantin. Lagi dan lagi Cleo terus mengeluarkan isi perutnya. Naoki yang merasa kasihan pun akhirnya melangkah mendekat ke arah Cleo, lalu memijit tengkuk wanita yang sedang memeluk wastafel itu.
"Hah ..." Cleo bernapas lega, ia pun segera berkumur untuk menghilangkan sisa muntahan di mulutnya.
"Udah enakan?" tanya Naoki datar. Perlahan ia melepaskan tangannya dari tengkuk leher Cleo.
"Kamu, apa yang kamu makan sebenarnya?!"
"Nasi rames pake sambel goreng ati ampela," jawabannya dengan santai.
Mata Cleo membulat sempurna. Cleo langsung mendaratkan pukulan di lengan Naoki, bukannya marah Naoki malah tergeletak dengan kemarahan Cleo. Ia tahu gadis itu paling tidak bisa memakan hati ayam meskipun secuil saja, tapi Naoki malah sengaja menciumnya setelah ia makan.
"Kamu sengaja kan, dasar beruang kutub. Kamu tau kan kalau aku nggak bisa makan itu, ugh.."
Perut Cleo kembali bergejolak, ia pun segera merunduk di atas wastafel untuk mengeluarkan isi perutnya yang sudah kosong. Hanya tersisa cairan lambung yang terasa pahit di mulutnya.
"Emangnya kapan aku memberikanmu makan, aku hanya menciummu setelah aku memakan itu," ujar Naoki dengan santai, tanpa ada rasa bersalah sedikitpun di wajahnya.
Sial ...! kenapa aku yang kena sih, bukankan seharusnya Naoki malu saat aku mengatakan kalau dia calon suamiku, tapi kenapa malah aku yang malu sendiri? Hais .... niat mau ngerjain malah aku yang rugi," gumam Cleo pelan tapi masih terdengar, sambil melirik tajam kepada Naoki.
Naoki malah tertawa cekikikan, mendengar gumaman Cleo. Ternyata niat Cleo ingin mempermalukannya dengan menyamar seperti itu dan mengaku sebagai calon istrinya. Sungguh hal yang lucu. Beberapa orang yang ada di kantin membeku melihat interaksi antara keduanya, apalagi Naoki sampai tertawa. Kulkas dua pintu itu bisa tertawa.
Sabar Cleo sabar, pasti ada masanya kamu akan bisa membalasnya.
Cleo memanyunkan bibirnya yang merah. Naoki meraih tangan mungil Cleo tanpa menghiraukan sang empunya tangan yang tangan mengumpat dengan tatapan elang menatapnya. Naoki menyeretnya kearah penjual minum di kantin, lalu memesankan segelas teh hangat untuk Cleo.
"Ini minumlah." Naoki menyodorkan segelas teh hangat yang baru saja di berikan penjaga kantin padanya.
"Nggak mau!" tegas Cleo sambil memalingkan wajahnya.
Gengsi kali, udah gagal bikin malu. Sekarang malah di beliin minum.
"Minum atau aku akan menciummu lagi!"
"Ciam cium emang kamu siapa?" Cleo memandangi Naoki dari atas kebawah lalu keatas lagi.
"Aku calon suamimu apa kau lupa? jadi aku berhak melakukan apa saja padamu, termasuk memakanmu di sini," Naoki sengaja melirihkan kalimat terakhirnya.
"Beruang kutub!" teriak Cleo jengkel.
Naoki tertawa terbahak bahak. Ia sampai memegangi perutnya yang kram karena terlalu banyak tertawa hari ini, dan itu karena Cleo. Wajah merah dan pipi gembung Cleo tak menghentikan tawa Naoki. Kesal, Cleo menginjak kaki Naoki.
"Hei ... kau sengaja ya!"
Naoki meringis kesakitan, sebenarnya tidak sakit karena Cleo hanya memakai sandal jepit sedang Naoki memakai sepatu. Tenaga Cleo juga tidak sebesar itu hingga bisa membuat Naoki kesakitan. Ia hanya membiarkan Cleo merasa puas.
Terang saja Cleo tersenyum puas, lalu menjulurkan lidahnya.
"Awas kau ya!"
Naoki meletakkan kembali segelas teh yang ada di tangannya. Melihat Naoki yang berancang-ancang akan membalasnya, Cleo pun segera melancarkan jurus langkah seribu. Naoki pun langsung mengaktifkan jurus langkah kuda untuk mengejar gadis tengil itu. Tanpa mereka sadari kelakuan mereka menjadi sorotan di kampus, terlebih sikap Naoki yang sangat berbeda dari biasanya.