NovelToon NovelToon
2 Bunga Setangkai

2 Bunga Setangkai

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Poligami / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:389.9k
Nilai: 5
Nama Author: cawica

Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Insha

Insha berjalan menuju kamar mandi, pintu kamar mandi terbuka tetapi ada bayangan seorang di dalamnya.

Kak Salma pasti masih berada di musolla, ayah pun sedang sholat di kamar, lalu

siapa di kamar mandi ? mas Han..

Insha pun terdiam mematung jauh beberapa meter dari pintu

kamar mandi

, apa yang di lakukan

mas Han di dalam sana, kenapa pintunya tetap terbuka.. dalam hati Insha

bergumam, ia ingin melihat apa yang di lakukan suaminya disana, tapi ia juga

malu.

Apa aku harus

memanggilnya dulu, atau aku lihat saja langsung ke dalam, ahh tidak-tidak nanti

kalau mas Han tidak pakai baju harus bagaimana aku?

Langkah Insha maju kemudian ia mundur lagi sampai beberapa

kali karna kebingungan apa yang harus ia lakukan. Insha pun memutuskan untuk

kembali ke dalam kamar untuk menunggu Hanafi selesai, tetapi baru saja ia

selanhkah mundur menjauhi  kamar mandi

‘’Insha ini..’’

Hanafi sudah memanggilnya,Insha pun terdiam ingin

membalikkan badan ia takut kalau-kalau suaminya itu tak memakai baju.

Jantungnya berdebar lidahnya seperti kaku ingin menjawab panggilan itu. Dengan

perlahan ia pun menoleh ke arah Hanafi menundukkan kepala, terlihat jelas wajah

merah merona Insha, ia juga sedikit memejamkan matanya.

‘’Insha ini..dimana airnya?’’ melihat Istrinya tak menjawab

dan juga menundukkan kepala dengan wajah bersemu merah itu seakan Hanafi

mengerti apa yang ada di fikiran istrinya itu.Hanafi tergelak kecil dan

berjalan mendekati insha.

‘’Sayang, aku tanya dimana airnya kenapa kau diam

saja’’sambil memegang lembut dan mengangkat dagu Insha, terlihat wajah Hanafi

yang tampan dengan senyum manisnya.

‘’eeh anu mas, itu..iya saya akan mengisinya’’ hati Insha

makin berdebar mendengar panggilan Hanafi padanya, juga karna sentuhan di dagu

Insha yang membuat ia bisa melihat jelas wajah tampan suaminya yang semakin

membuatnya tak bisa berkata-kata.

‘’Dimana tombol airnya Insha’’

‘’Tombol air apa mas?’’

‘’Ya ini buat mengisi air, dimana beri tahu aku, biar aku

yang memencetnya’’kepala Hanafi menoleh kesana kemari berharap menemukannya

sendiri.

Insha belum sempat menjawab ia sudah tertawa geli melihat

perilaku suaminya ‘’saya yang akan mengisi airnya mas, mas Han duduk saja

didapur sebentar ya,’’ Insha pun beranjak membuka pintu belakang dan menuju

keluar rumah dengan tawanya yang masih melekat di wajah manisnya.

Begitu pintu di buka hawa dingin langsung menyeruak masuk,

tubuh hanafi yang semula terdiam melihat Insha berusaha menyilangkan tangan di

dadanya secepat kilat karna merasakan hembusan angin yang dingin itu.

‘’Insha kau mau kemana, diluar sangat dingin kembalilah’’

tak mendapat jawaban Hanafi mengikuti langkah Insha keluar dan melihat suasana

yang sudah mulai gelap. Ia mendapati istrinya dengan penerangan seadanya di

depan sebuah sumur yang cukup besar dan sedang memegang tali untuk menarik air.

‘’Apa yang kau lakukan Insha, cepatlah masuk disini dingin

sekali’’

‘’Saya sedang mengisi air mas Han,disini tidak ada pemancar

air jadi harus mengambil air dari sumur seperti ini’’ Insha memandangi wajah

suaminya dengan tersenyum.

‘’Mas Han masuk saja, disini memang dingin saya sudah biasa

melakukannya’’

‘’apaa...apa kamu melakukan ini setiap hari’’Hanafi mendekat

masih dengan tangannya yang menyilang di dada. Membuat Insha semakin tergelak

melihat tingkah suaminya seperti anak kecil yang kedinginan.

‘’iya mas, sudah mas Han masuk saja tunggu di kamar

mandi  sebentar lagi airnya juga penuh’’

‘’Kalau begini saja aku juga bisa, mana aku saja yang akan

mengisinya,’’ Hanafi berusaha merebut tali yabf ada di tangan Insha dan mulai

menarik air.

‘’Berat juga ya..apa tidak ada cara lain untuk mengambil air

di sumur ini, kenapa tidak memakai PDAM saja sih, kenapa harus berjuang seberat

ini buat mendapatkan air, berapa kali kamu menarik air disini dalam sehari ‘’

Hanafi bertanya pada Insha sambil nafasnya terengah-engah.

‘’Kan sudah saya bilang saya saja mas yang menarik airnya,

tentu berat kalau mas Han belum terbiasa. Ya setiap airnya habis saya akan

mengisinya, sehari bisa berkali-kali  tidak pasti.’’

‘’Lebih baik uangnya dibuat untuk makan setiap hari mas daripada

saya harus membayar air perbulannya yang tentunya tidak murah’’ jawab Insha

sambil beranjak ke dalam melihat air di kamar mandi yang sudah mulai penuh

Hanafi yang merasa bersalah bertanya seperti itu kepada

istrinya ia terdiam. Memikirkan keluarga istrinya setiap hari harus menarik air

seperti ini yang tentu tidak mudah baginya apa lagi bagi seorang perempuan

seperti Insha.

Maafkan saya Insha,

saya menyesal tidak mengenalmu dari dulu dan harus membiarkanmu hidup seperti

ini. Saya akan mengurusnya besok, mulai besok tidak ada orang yang akan menarik

air di sumur ini lagi. Gumam Hanafi didalam lamunannya.

‘’Sudah cukup mas Han, airnya sudah penuh’’ teriak Insha

dari dalam kamar mandi

‘’Oh iya..tinggal satu lagi Insha’’

Hanafi pun masuk kedalam rumah dan mengunci pintu belakang

seperti semula. Setelah itu Insha dan Hanafi bergantian mengambil air wudlu dan

melakukan sholat magrib. Sedikit terburu-buru karna waktu magrib segera

berakhir. Itu karna terlalu lama Hanafi menarik air tadi. Belum sempat makan malam

adzan isya’ sudah berkumandang, Hanafi pun segera menunaikan sholat isya’ juga

sebelum beranjak meninggalkan kamarnya.

Kamar yang di tempati Insha pun tak terlalu luas hanya

berukuran 3x3 meter di sudut ruangan terdapat lemari berukuran sedang, di

sebelahnya ada sebuah meja kecil tempat beberapa bedak Insha tergeletak disana

juga tempat tidur yang mungkin cukup sempit untuk 2 orang dewasa. Ruangan

dikamarnya menyisakan sedikit celah untuk melaksanakan sholat. Dirumahnya tak

ada tempat khusus untuk melakukan sholat. Sebenarnya Hanafi pun ingin mengajak

istrinya untuk sholat berjamaah yang pertama kalinya, tapi melihat keadaan

disana Hanafi mengurungkan niatnya.

Setelah melakukan sholat isya’ di kamar Salma Insha beranjak

untuk segera menyiapkan makan malam di dapur. Salma pun baru terlihat pulang

dari musolla dengan mengenakan mukenahnya.

‘’Ayo kak cepat taruh mukenaknya kita makan malam bersama’’

‘’ iya In..sebentar ya kamu duluan saja, aku akan memanggil

bapak juga’’

‘’Iya kak, aku akan mengajak mas Hanafi juga untuk makan’’

Insha berjalan menuju kamarnya yang bersebelahan dengan

kamar Salma. Terlihat Hanafi telah selesai dengan sholatnya dan sedang memegang

ponselnya mengetikkan sesuatu disana. Yang tentu Insha tidak tahu Hanafi sedang

berhubungan dengan siapa.

‘’Mas Han’’

‘’Iya sayang’’Hanafi menoleh secepat kilat dan tersenyum

manis, masih dengan mengenakan baju yang ia kenakan untuk sholat tadi dan juga

sarung yang masih menempel pada kakinya.

‘’Ayo kita makan dulu mas,bersama kak Salma dan ayah juga’’

‘’Oh iya, kamu duluan ya, aku mau ganti baju dulu, setelah

itu aku kesana’’

Insha mengangguk faham dan meninggalkan Hanafi  menuju dapur dengan jantung yang masih

berdebar mendengar panggilan sayang dari Hanafi tadi.Hanafi pun segera mengganti baju dan berjalan menuju dapur. Disana sudah terlihat mertuanya, Salma dan juga Insha duduk menunggunya.

''Sini le, kita makan dulu'' Sambut ayah Insha sambil menunjuk kursi di sampingnya.

''Iya pak, maaf sudah menunggu lama'' jawab Hanafi sambil duduk di kursi.

Insha pun mengambil piring yang telah diisi nasi lengkap dengan lauk pauknya, dan juga Salma telah asyik dengan makanannya sendiri. Meja di dapur itu cukup kecil untuk ukuran 4 orang disana. Di tambah lagi dengan lauk pauk yang cukup banyak, yang telah di masak oleh para pembantu Hanafi sore tadi, membuat meja itu semakin sempit dengan menyisakan sedikit celah di pinggir meja untuk makan. Mereka menyantap makanan dan berbincang-bincang, dalam beberapa menit Hanafi sudah akrab dengan keluarga inti istrinya itu. Tidak di ragukan lagi itu karena Hanafi telah banyak berpengalaman dalam menghadapi banyak orang saat berbisnis. Membuatnya semakin pandai dalam mengambil hati siapa saja lawan bicaranya.

Makan malam telah usai, ayah dan juga Salma kembali ke dalam kamar untuk beristirahat. Menyisakan Hanafi dan juga Insha yang masih berada didapur. Insha mencuci piring yang telah di gunakan tadi, sedangkan Hanafi membantu Insha membereskan makanan yang masih tersisa di meja. Malam pun semakin larut Hanafi beranjak menuju kamar begitu pun Insha yang berada di belakangnya, ia sedikit berjalan tertinggal karena ia masih mematikan lampu di dapur. Hanafi pun sudah terlihat memasuki kamarnya Insha berjalan perlahan mengikutinya.

 

Bersambung...

1
Mochika mochika
Luar biasa
CikCintania
Maaf ngak kesian langsung sma Salma.. Pelakor tetap Pelakor apa pn alasannya..
Daffa.Nakhlah Rafie
salma walaupun sdh meninggal tttp meninggalkan luka bg insha bahkan smpai bercerai.
Daffa.Nakhlah Rafie
tdk usah mau ngurus ank hanafi sm salma krn akn mengingatkn perselingkuhan mereka beda kl ngurus ank panti asuhan.
Daffa.Nakhlah Rafie
hanafi sempt menyebut ada benih cintany di rahim salma berti hanafi jg cinta dong sm salma.munafik km hanafi dn salma
Daffa.Nakhlah Rafie
kok gak dijelasi thor gmn salma bs hamil kn jd penasaran
Nurliana Saragih
Pras,Salma dah gak mencintaimu lagi tapi dia mencintai Adik Ipar tapi suami juga!!!
😡😡😡
Nurliana Saragih
Perkataan yang ambigu?!
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
Nurliana Saragih
Sebenarnya PU WANITA disini siapa,Insha atau Salma sih???
Nurliana Saragih
Orang tua gila yang bilang kalo anak perempuan yang gak baik hanya karena dia mandul!!!
😡😡😡
Lintang Maudy
mana ada pelakor masuk syurga, yg ada neraka..ada" saja dirimu thor
gaby: Kalo pelakor masuk surga, makin bny anak gadis yg bercita2 jd pelakor. Dgn alsn biar bisa masuk surga/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
meilanyokey
Alhamdulillah, terimakasih Thor happy ending ❤️❤️❤️
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
Bagus ceritanya terima kasih banyak thor🥰🥰
🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜
welcome baby boy😊
Inru
Mampir disini, ya Kak.. 🤗
Mitha Lestari
lanjut thor
Salmah Salmah
lebih insha bersama pres thor
Diasita Duwihayati
lanjuttt
Nila dini
jelas sakit hatilah insha.
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.
Nila dini
tetap aja salah lah Hanafi.. istri mana yg rela suaminya punya anak dari wanita lain. terus sekarang harus merawat anak itu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!