NovelToon NovelToon
Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Cinta Atau Dendam, Suamiku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Pelakor jahat
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

Thalia Puspita Hakim, perempuan berusia 26 tahun itu tahu bahwa hidupnya tidak akan tenang saat memutuskan untuk menerima lamaran Bhumi Satya Dirgantara. Thalia bersedia menikah dengan Bhumi untuk melunaskan utang keluarganya. Ia pun tahu, Bhumi menginginkannya hanya karena ingin menuntaskan dendam atas kesalahannya lima tahun yang lalu.

Thalia pun tahu, statusnya sebagai istri Bhumi tak lantas membuat Bhumi menjadikannya satu-satu perempuan di hidup pria itu.

Hubungan mereka nyatanya tak sesederhana tentang dendam. Sebab ada satu rahasia besar yang Thalia sembunyikan rapat-rapat di belakang Bhumi.

Akankah keduanya bisa hidup bahagia bersama? Atau, justru akhirnya memilih bahagia dengan jalan hidup masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEKECEWAAN SUMBER KEBENCIAN

"Kamu harus coba makanan ini, Mas. Menu barunya nggak pernah mengecewakan. Percaya deh sama aku." Adelia terus mengoceh di hadapan Bhumi.

Raut senang begitu tampak di wajah cantiknya. Iringan musik romantis menambah kesyahduan dinner mereka berdua saat ini. Ia sangat senang begitu Bhumi mengiyakan permintaannya minggu lalu untuk dinner berdua.

Biasanya akan banyak alasan yang dikemukakan pria itu. Apalagi semenjak ia menikah dengan Thalia. Kesibukan Bhumi semakin bertambah. Pria yang biasanya enggan turun langsung mengurusi sesuatu itu, jadi begitu sering menangani Thalia langsung jika adik tirinya berulah.

Thalia-penghancur kebahagiannya.

Perebut tunangannya dan membuat gagal pernikahan yang sudah ia impikan sejak awal pertunangannya dengan Bhumi.

"Del," panggil Bhumi. Tatapannya begitu antusias. Meski wajahnya tanpa ekspresi, sorot mata Bhumi masih sama sejak awal mereka bertemu. Hangat.

"Iya? Ada apa? Kamu perlu sesuatu?" Adelia merespon dengan tak kalah antusias.

"Thalia dan sahabatnya itu seberapa dekat?" Bhumi mendadak serius.

Deg!

Pertanyaan apa itu? Mood Adelia hancur seketika. Mengapa harus membawa nama tukang rebut itu di malam romantis ini?

"Kenapa Mas menanyakan itu? Cemburu ya sama Julian?"

Bhumi menggeleng. "Jangan pernah berpikiran seperti itu. Saya hanya penasaran mengapa Thalia yang jarang akrab dengan pria, jadi begitu akrab dengan sahabatnya itu."

Adelia tersenyum lega. Itu artinya Bhumi hanya penasaran, bukan berarti mulai mencintai Thalia.

"Mereka sudah kenal lama, Mas. Sejak SMP bahkan. Cuma sejak dulu, Julian memang selalu mengikuti Thalia ke manapun ia pergi."

"Memungkinkan jika mereka dekat hingga punya anak?"

"Hah?" Adelia dengan cepat menutup mulutnya. "Maaf, Mas. Aku kaget."

Bhumi mengulas senyum tipis.

"Aah, Mas pasti teringat dengan ucapan Julian kemarin sore di toko bunga, ya?" tebak Adelia memastikan dan membuat Bhumi mengangguk pelan.

Wajahnya masih tanpa ekspresi dan begitu tenang. Namun, siapa yang menyangka bahwa hatinya justru menanti jawaban Adelia dengan gugup.

"Mungkin aja. Dia sama Mas aja bisa tidur bersama dan langsung membuatnya hamil. Apalagi cuma sama Julian. Bagaimanapun mereka adalah orang dewasa yang bisa saja melakukan itu dan akhirnya membuat Thalia hamil," jawab Adelia enteng.

Kalau memang dengan perkataan buruk tentang Thalia bisa membuat Bhumi semakin membenci Thalia hingga menceraikan wanita itu, maka Adelia akan melakukan itu.

Meskipun kini Bhumi sudah menikahi Thalia, tetapi Adelia tahu betapa pria itu membenci adik tirinya itu. Bhumi yang sangat berharap anak pada saat itu, harus mendengar kabar bahwa Thalia dengan sengaja menggugurkan janinnya.

"Sampai punya anak?"

Adelia tersentak. Wajah Bhumi begitu serius membahas anak Thalia dan Julian.

"Bisa aja, Mas. Sudahlah. Kenapa kamu mesti sibuk banget ngurusin itu? Ingat ya, Mas. Thalia adalah pembunuh anak kamu. Dia itu jahat dan tukang buat ulah. Papi aja sampai pusing ngurusin dia. Makanya pas kuliah dia Papi kirim ke luar negeri."

Tangan Bhumi mengepal di atas meja. Fakta kalau Thalia mempertahankan buah hatinya dengan Julian, sementara membunuh calon anak mereka dulu membuat Bhumi emosi. Mukanya merah padam.

Jalang kecil itu sekali lagi telah menelanjangi harga dirinya.

"Mas?" raut cemas itu tampak di wajah Adelia.

Bhumi berdiri tiba-tiba. Ia segera melonggarkan dasinya dan membuka jasnya.

"Maaf, Adel. Saya pergi dulu. Nanti saya minta Aji untuk mengantarkan kamu pulang."

"Loh! Mas udah janji loh. Kenapa malah mendadak sih?"

"Ada urusan penting. Sekali lagi maaf." Tiba-tiba Bhumi mengambil sesuatu dari bawah. Sebuah paper bag berlogo butik mewah ia berikan kepada Adelia. "Selamat ulang tahun, Adelia. Selamat malam."

Tanpa menghiraukan Adelia yang masih terpaku di tempat, Bhumi pun pergi.

...***...

Thalia baru saja turun dari taksi. Kalau bukan karena suara panik Aji, Thalia sama sekali tidak peduli dengan Bhumi. Bagi Thalia tidak ada hal yang lebih buruk selain harus menemui Bhumi di saat ia sudah siap tidur. Namun, kini ia sudah berada di depan sebuah bar elite.

Sesampainya di sana, dua penjaga bar tersebut langsung mengangguk dan salah satunya langsung mengantarkan Thalia menuju tempat di mana Bhumi berada.

Suasana bar ini tidak seperti bar yang dulu sering Thalia datangi. Ya bedalah, ini bar orang berduit. Kebanyakan yang ke sini adalah bos-bos besar. Musiknya tidak terlalu berdentum karena kebanyakan yang datang memang untuk membahas pekerjaan.

"Syukurlah, Nona sudah datang." Aji membuka pintu pribadi ruangan yang di dominasi warna abu-abu gelap itu.

Raut lega terlihat jelas di wajahnya.

"Kenapa nggak langsung dibawa pulang aja, Mas Aji? Saya ke sini juga nggak ada gunanya. Dia mana mau saya sentuh." Thalia menatap Aji sekilas, lalu beralih pada Bhumi yang sudah tidak sadar di sofa panjang.

Bhumi memang tidak suka Thalia sentuh, tapi pria itu sangat suka menyentuh Thalia. Menjadikan Thalia pemuas nafsunya.

"Tapi sejak tadi Pak Bhumi menyebutkan nama Nona Thalia terus. Bagaimana kalau kita bawa ke kamar atas? Sebagai member VVIP di sini, Pak Bhumi dapat akses satu kamar di sini."

Thalia sebenarnya enggan. Setelah permainan kasar Bhumi tadi pagi, Thalia rasanya ingin membunuh Bhumi. Pria ini sama saja dengan papinya. Tuan Prasetyo Hakim, yang telah membuang anaknya sendiri demi istri baru dan anak haramnya.

"Bagaimana, Nona?" Aji menatap Thalia penuh harap.

"Ya sudah. Bawa saja." Thalia akhirnya menuruti saran Aji.

Toh sama Aji lebih tahu tentang Bhumi dibandingkan dirinya sendiri.

Aji lalu meminta bantuan dua penjaga bar untuk memapah tubuh Bhumi yang tinggi besar. Di belakangnya, Thalia mengikuti langkah para pria itu dengan malas.

Beberapa menit kemudian, barulah mereka sampai di kamar yang dimaksud Aji. Mata Thalia sempat takjub dengan interior kamar ini. Tidak terlalu besar, tetapi begitu mewah. Aroma ruangannya pun begitu wangi dan segar.

"Pak Bhumi sering ke sini, Mas Aji?" Mata Thalia menyapu beberapa sudut ruangan. Terdapat beberapa pakaian Bhumi di situ.

"Hmmmh... Tidak terlalu sering, Nona. Hanya saat ada meeting padat beliau ke sini." Aji baru saja membantu Bhumi berbaring.

Saat Aji hendak membuka pakaian dan sepatu Bhumi, Thalia lebih dulu menahan pergerakannya.

"Biar saya saja, Mas Aji. Biar ada gunanya saya di sini. Mas Aji boleh pulang." Thalia dengan cepat mendekati Bhumi yang kini kemungkinan sudah tertidur itu.

Aji ragu. Namun, saat Thalia benar-benar melakukan itu barulah ia pamit pulang. Thalia hanya berdehem pelan sebagai jawaban.

Begitu Aji keluar, Thalia segera melepaskan rompi jas Bhumi. Kemeja pria itu juga Thalia buka tiga kancing atasnya. Lalu Thalia bergerak ke bawah, membuka sepatu dan kaos kaki Bhumi.

Tubuh Bhumi yang besar itu membuat tubuhnya yang mungil kecapekan. Ia mengamati Bhumi yang sedang tertidur itu dari jarak dekat. Wajah pria itu tampak begitu damai dan... tampan.

"Kalau diam begini tampannya jadi bertambah," puji Thalia merapikan rambut Bhumi. Seulas senyum lembut menghiasi wajahnya.

"Eeeugh...." erangan Thalia terdengar. Matanya mulai kembali mengantuk. Matanya menangkap sofa beludru panjang tak jauh dari ranjang. "Tidur di sana lumayan kayaknya."

Namun, saat Thalia akan berdiri, tangannya lebih dulu Bhumi tarik. Tak ayal, tubuhnya pun terjatuh ke sisi tubuh Bhumi. Jarak mereka yang dekat, membuatnya bisa merasakan deru napas hangat Bhumi.

"Dasar Jalang Kecil!" desis Bhumi dengan mata terpejam. "Mengapa kamu setega itu membunuh anak saya tetapi begitu bahagia saat berbicara dengan anakmu dengan sahabat sialanmu itu."

Deg!

Jantung Thalia berdebar kencang. Pikirannya mulai aneh. Ketakutan ia akan Bhumi mengetahui tentang Jemia tiba-tiba hadir.

Suara lirih Bhumi terdengar kembali, kali ini benar-benar mengusik ketenangan Thalia.

"Kamu bahkan begitu bahagia saat anak itu memanggilmu mama...."

*

*

*

Terima kasih untuk dukungan kalian, ya. komentar kalian bagai moodbooster untuk ku.

Ada pesan untuk Adelia?

1
Teti Hayati
weh weh weh... ada yg ketar-ketir... 😄
Teti Hayati
Ini udh ngaku...?? udah gak gengsi lagi ceritanya....??
Rahayu Ayu
Enak banget jadi Bhumi,
selalu menghina Thalia dengan menyebut JALANG, tapi tetep doyan tubuh Thalia, sampai fitnah punya anak hasil hubungan dengan Julian, giliran udah tau kl anak itu anak kandungnya sok pengin di akui ayah.
preet, bergaya mau mengumumkan pernikahan, Kemarin " otaknya ngelayap kemana aja Broo.
Rahayu Ayu: he he he...esmosi kak...🤭
total 2 replies
Teti Hayati
Rekomended..!!
Yuu mampir, nyesel dh kalo gak baca..
maksa bgt yaa, tapi emang ceritanya bagus ko.. diksinya bagus, emosi alur sesuai porsinya, gak lebay gak menye-menye...
Edelweis Namira: kamu jugaa😍
total 3 replies
Bunda
Ga rela banget kalo jalannya bhumi mulus gitu 😤
Edelweis Namira: Gaaak. aku juga gak relaaa
total 1 replies
Suhainah Haris
lalu bagaimana dengan Adelia Bumi,kamu mau poligami?
Teti Hayati
Heeeyyy....
enteng sekali pengakuan anda Tuan,
amnesia kah apa yg kau lakukan sebelum tau tentang Jemia..??
Masiih ingat gak kata ja lang yg sering kau sematkan untuk Thalia..?? dan dg tanpa beban setitikpun bilang Thalia dan Jemia hal yg "paling berharga" dihidupmu.. 😏
Arga Putri Kediri
lanjut kak thor💪💪💪😍😍😍
Arga Putri Kediri
like
partini
mau lovely doply ❤️❤️❤️
sabarrrr
Bunda
untuk bhumi thor....cuma 1.kata " MAMPUS "
Suhainah Haris
siapkan berbagai trik dan usaha ya Bumi, karena gak mudah kayaknya mengambil hati Jemia🤭
Edelweis Namira: Ayahnya udah punya pacar🤣
total 1 replies
Teti Hayati
😄😄..
kurang ka,
Edelweis Namira: Ngakak aku🤣
total 1 replies
Sur Tini
nah lho bhumi gimana tuh🤣🤣
Bunda
ini apk.dr kemarin susah bener dibukanya...giliran kebuka...kebuka,episodnya ga ada...🤣
Suhainah Haris
bisalah bonusnya di double kak😄
Suhainah Haris
jalanmu pasti gak akan mudah Bumi,Mia jelas"gak suka sama kamu,selamat berjuang,dan pastinya Adel gak akan diam
Suhainah Haris
ini baru awal Bumi, siapkan hatimu
Teti Hayati
Eeet... tidak semudah yang kau bayangkan Tuan.. 🤭
coba gimana rasanya ntar pas ketemu langsung, Jemia menolak km sebagai Papanya.. atau reaksimu saat Jemia malah berdoa untuk Papa yg katanya udah di Surga... 🤭
Edelweis Namira: Shock banget deh tu. hahahha
total 1 replies
Teti Hayati
Jeng jeng jeng...
Duaaaaar..
Booooooooom....

apa lagi yaa, yg bisa menggambarkan keterkejutan si Tuan saat ini.... 😄
Bunda: Pake soundhorex kaaa😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!