NovelToon NovelToon
Bucin Tolol

Bucin Tolol

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Nikahmuda / Keluarga / Cerai / Selingkuh / Konflik etika
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Adaptasi dari kisah nyata sorang wanita yang begitu mencintai pasangannya. Menutupi segala keburukan pasangan dengan kebohongan. Dan tidak mau mendengar nasehat untuk kebaikan dirinya. Hingga cinta itu membuatnya buta. Menjerumuskan diri dan ketiga anak-anaknya dalam kehidupan yang menyengsarakan mereka.

Bersumber, dari salah satu sahabat yang memberi ijin dan menceritakan masalah kehidupannya sehingga novel ini tercipta untuk pembelajaran hidup bagi kaum wanita.

Simak kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Bohong

Bab 5. Bohong

POV Lola

Seminggu berlalu, aku sudah gajian. Uang yang ku pinjam dari Umi rencananya ingin aku kembalikan sore nanti. Bulan ini aku bisa sedikit menabung karena motor Jemin pasti sudah selesai di perbaiki, pikirku.

Pinjaman-pijaman kecil Jemin padaku nggak akan aku minta kembali karena dia pun berniat mentraktir ku saat dia gajian nanti.

Gaji Jemin mungkin nggak banyak karena dia baru bekerja dan nggak sampai sebulan penuh. Dan hari ini, aku datang ke rumahnya sesuai janji kami sore ini akan menghabiskan waktu bersama dengan berkeliling kota.

"Eh, Lola..."

"Sore Ma."

"Iya. Mau pergi sama Jemin?"

"Iya Ma. Jeminnya ada?"

"Jemin lagi Mama suruh ke bengkel ambil motornya mumpung habis gajian. Kebisaan dia kalau di tunda-tunda, nanti habis lagi uangnya. Orang bengkelnya dari minggu lalu sudah tanya, kapan mau di ambil."

Loh, bukannya perbaikannya belum selesai karena nunggu sperpat datang ya?

"Mama kenal orang bengkelnya?"

"Yang punya bengkel kan orang gang sini, tetangga Mama juga. Padahal motor selesai hanya dalam 2 hari. Mama juga sudah kasih uang ke Jemin buat bayar ongkos perbaikan. Dasar si Jemin itu, di kemanakan uangnya sebenarnya!"

Jadi Jemin bohong?!

"Maaf ya La, si Jemin pasti bikin repot kamu kemarin-kemarin."

"Iya Ma, nggak apa-apa."

"Duduk saja La di dalam. Mama mau ambil uang titipan kue dulu."

"Iya Ma."

Aku harus tanya sama Jemin nanti, kenapa dia bohong sama aku.

Aku nggak tega melihat Mamanya Jemin. Aku tahu hasil penjualan kue sehari-hari nggak seberapa. Kadang laku kadang nggak habis terjual. Sedangkan uangnya terus berputar untuk modal berikutnya. Belum lagi keuntungan yang nggak seberapa itu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan anak-anaknya.

Beruntung ada Suly yang sudah bekerja dan dapat membantu biaya hidup mereka. Karena ku tahu, Jemin masih belum mampu membantu keluarganya. Buktinya, seperti kejadian barusan. Mamanya yang mengeluarkan uang untuk membayar biaya perbaikan motornya di bengkel. Dan itupun uangnya entah raib kemana oleh Jemin.

Terkadang aku berpikir, sebenarnya apa yang aku harapkan dari hubungan ku dengan Jemin. Kalau di pikir melihat keadaan sekarang dan membayangkan masa yang akan datang, hidupku mungkin nggak bisa dilalui dengan mudah nantinya. Tapi anehnya, sungguh pun aku cemas membayangkan masa depan, aku masih mencintai Jemin yang seperti itu dan takut kehilangan dirinya. Dan kata orang pun, nggak usah takut soal rejeki. Tuhan pasti memberi.

Bremm!

Suara motor yang sudah aku hafal ciri khasnya mengalihkan perhatian ku. Ku lihat Jemin datang dengan sepeda motornya. Dan dia langsung masuk begitu saja dan duduk di dekat ku.

"Mau pergi jam berapa?" Tanyanya.

"Habis berapa biaya bengkelnya?" Tanyaku.

"Tiga ratus ribu lebih."

"Kata Mama kamu sudah dikasih uang buat bayar perbaikan motor minggu lalu? Kenapa nggak di tebus? Kamu pake uangnya ya? Buat apa sih?"

Jemin terlihat kesal menatap ku.

"Aku butuh uang buat pegangan. Baru masuk kerja kamu kira gampang hanya datang dan pulang saja nggak ada keperluan lainnya?!"

"Kan kamu pakai motor aku. Dan juga bensinnya selalu aku yang isi kok."

"Terus makan ku? Rokok ku? Kuota ku? Nggak semuanya kamu tanggung kan?!"

Aku terdiam. Memang aku nggak bisa banyak membantu Jemin. Tapi seenggaknya, Jemin juga harus bisa mengatur pengeluaran dirinya apalagi di saat keadaan keuangannya sedang kurang baik.

"Seenggaknya, kamu bisa bawa bekal. Jadi kamu nggak perlu beli makanan di luar. Dan kurangi rokokmu, kalau perlu kamu berhenti merokok Yang..."

"Enak aja kamu ngomong. Kalau aku bilang kamu berhenti nggak usah dandan kalau mau pergi kerja kamu mau?"

Aku menggigit bibir bawahku sekilas. Berbicara berlawan kata dengan Jemin nggak akan pernah menang dan malah akan memicu keributan yang akhirnya membuat kami bertengkar. Aku nggak mau itu terjadi.

"Jangan atur aku. Aku bisa mengatur hidupku sendiri. Kalau kamu keberatan, kamu nggak perlu datang padaku!"

Deg,

Nggak! Kata-kata itu paling aku hindari kalau kami sudah mulai bertengkar seperti ini. Jangan sampai Jemin mengatakan yang lebih buruk lagi dari itu. Aku nggak mau hal buruk terjadi pada hubungan kami.

Aku menghela napas berat. Aku masih sayang Jemin dan nggak ingin berpisah dengannya. Jadi kali ini aku akan mengalah lagi demi kelanjutan hubungan kami.

"Maaf...kalau aku sudah buat salah." Tutur ku.

Jemin melirik padaku.

"Aahh, sudahlah! Ayo jalan saja!"

Jemin beranjak dari duduknya dan melangkah keluar rumah dengan helm di tangannya. Aku segera mengikutinya dan berhenti di depan motor kami.

"Pakai motor mu saja. Bensin motorku belum di isi."

Aku menurut saja apa kata Jemin dari pada kami harus ribut seperti tadi. Ku serahkan kunci motorku padanya. Dan kami pun berboncengan mengelilingi kota sore itu.

Untungnya marah Jemin nggak lama. Di atas motor, kami bertukar cerita dan sesekali tertawa bersama. Lalu Jemin mengajak ku makan lamongan langganan kami dengan gaji yang ia terima.

Kami menghabiskan waktu bersama sampai malam hari. Lalu Jemin mengantarkan ku pulang dan ia sendiri di Jemput temannya di rumahku.

"Mau pergi lagi?" Tanyaku.

"Biasa." Jawab Jemin, singkat.

"Jangan begadang Yang, besok pagi kamu kan mau pergi kerja lagi." Ujar ku.

"Kamu nggak usah cerewet, aku tahu kok. Sudah ya, aku pergi."

"Iya."

"Da, Lola..." Sapa dan pamit teman Jemin padaku.

Aku hanya membalasnya dengan tersenyum.

Aku dan Jemin memang masih muda. Usia kami baru menginjak 20 tahun, tahun ini. Kami hanya tamat SMA dan sama-sama memilih nggak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena faktor biaya juga niat yang nggak ada.

Aku sendiri memang memilih hanya sampai tamat SMA karena faktor ekonomi yang harus membuatku berjuang sendiri tanpa orang tua. Sedangkan Jemin pun kurang lebih sama, karena hidup ekonomi keluarganya bisa di bilang pas-pasan yang hanya memiliki seorang Ibu yang mencukupi kebutuhan mereka.

Aku menatap punggung Jemin sampai jauh, barulah aku menutup pintu rumahku dan menguncinya.

Jemin memang sangat akrab dengan teman-temannya. Mereka selalu sering kumpul bersama, bahkan bisa setiap hari jika Jemin nggak bekerja.

Selagi nggak menyentuh minuman keras dan narkoba, aku pikir nggak apa-apa Jemin bergaul dengan teman-temannya. Karena yang aku tahu, Jemin dan teman-temannya itu hanya tergila-gila main game. Dan kurasa, sangat banyak pemuda yang sama dengan Jemin dan teman-temanmya yang sangat menyukai game.

Karena game ini pemakaian kuota Jemin cukup besar. Dan terkadang mereka sampai merogoh dompet nya untuk membeli sebuah item dalam game.

Aku nggak tahu seberapa menariknya game tersebut. Sampai-sampai Jemin selalu menghabiskan waktu santainya dengan bermain game dimana pun dia berada, bahkan ketika kami sedang makan di luar berdua.

Bersambung...

Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
💜Bening🍆
utk pemikiran org normal pasi gemes sama modelan kayak lola ini..
💜Bening🍆
gk pikir panjang ekonomi blm mapan.. mana punya laki modelan jemin yg gk bisa di andalkan...tp gk bijak utk kb.. jdlah anaknya nongol lg
💜Bening🍆
emang berasa sia2 ingetin org modelan kayak lola ini
Author abal-abal
Abis lahiran tar Jemin pulang gas lagi, nambah anak lagi🤣 gitu aja terooss
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
mau gmn lagi sudah terlanjur skrg mah
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
ya walaupun sedikit diberi upah tp alhamdulilah dia masih inget sama km dan anak km lola
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
dinasehati malah ngelunjak kalau gak dinasehati kasian serba salah jadinya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
gemes loo, perempuan pasti paham rasanya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
otw empat loo
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kite merepet ampe berbuse pun percuma, bucinnya udah mendarah daging
Author abal-abal
makan tuh cinta...
Author abal-abal
mau kabur itu si Jemin.
Author abal-abal
katakan Preet 🤭 dulu juga awal2 aja kirim duit, lama-lama malah hilang tanpa kabar.
Author abal-abal
lama-lama kasian juga ya ibunya Jemin. udah gitu dia juga kan jualan
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
semua akan prett pd masanya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kamunya aja yg bkin orang mikir jelek duluan min
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
yg kota deket aja khilaf, apalagi kuta yg jaoohh gak sii
💜Bening🍆
aku kok gk caya jemin kerja di luaran n lempeng kerja.... curiga dia bakal ngulang kesalahan yg sama...
💜Bening🍆
nah liat kan la... anak otw 3 masih kecil2 kerjaan masih blm mapan apa lg soal ekonomi... kamu pikir hidup itu melulu soal cinta
💜Bening🍆
ya itu... itu... paling males sama org yg suka menggampangkan sesuatu... lihat nanti aja gmnnya... helleh
ni cirk org yg seenaknya sendiri.. klo di ingetin bebal.. tp klo terjadi masalah gk bisa seleseinnya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!