NovelToon NovelToon
Perjalanan Mengubah Nasib

Perjalanan Mengubah Nasib

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO
Popularitas:437
Nilai: 5
Nama Author: clara_yang

Bagaimana jadinya jika seorang wanita yang dulunya selalu diabaikan suaminya bereinkarnasi kembali kemasalalu untuk mengubah nasibnya agar tidak berakhir tragis. jika ingin tau kelanjutannya ikuti cerita nya,,!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon clara_yang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Tangga masih bergetar, seolah serpihan ketakutan ikut turun bersamaan dengan langkah pria asing itu saat dia kabur. Bau debu, kaca pecah, dan aroma darah Reno memenuhi ruangan. Lampu ruang tamu berkedip—separuh rusak karena benturan tadi.

Kenny berdiri dengan nafas terengah, dadanya naik turun cepat. Reno bersandar pada dinding, menekan lengannya yang luka. Keduanya sama-sama diam beberapa detik, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.

Sampai suara halus terdengar dari atas.

Langkah ringan.

Pintu kamar terbuka.

Kenny langsung mendongak.

Dan di puncak tangga… berdiri seseorang yang menjadi pusat dari semua mimpi buruk malam ini.

Keyla.

Tapi wajahnya tidak terlihat seperti Keyla.

Ia tampak kosong. Pucat. Rambut masih basah oleh uap kamar mandi. Mata membesar seakan-akan apa yang baru terjadi sudah cukup untuk merenggut seluruh keberaniannya.

“K-Ken…” suaranya parau, retak, hampir tidak terdengar. “Dia… sudah pergi…?”

Kenny langsung naik dua anak tangga sekaligus.

“Keyla! Kamu nggak apa-apa? Dia menyentuh kamu? Kamu luka?” Tangan Kenny langsung memegang bahu dan lengan Keyla, mengecek setiap inci kulitnya.

Keyla menggeleng, tapi tubuhnya gemetar hebat. “Aku… aku dengar dia ada di luar pintu… dia… dia memanggilku dengan… nama itu.”

Kenny berhenti memegang.

Nama itu.

“Dira…”

Nafas Keyla tercekat saat mengucapkannya, seolah kata itu sendiri berisi racun yang menghancurkan saraf-sarafnya.

Ia tiba-tiba mundur, kedua tangan menutup telinganya. “Kenapa dia memanggil aku begitu? Kenapa—kenapa aku takut?!”

Kenny segera memeluk bahunya.

“Keyla, hey… aku di sini. Lihat aku. Lihat aku.”

Tapi Keyla tidak melihat siapa pun. Pandangannya kosong dan ketakutan seakan terseret ke masa lalu yang tidak bisa ia ingat sepenuhnya.

Reno naik tangga perlahan. Luka di lengannya masih berdarah, tapi ia menatap Keyla dengan sesuatu yang tidak pernah Kenny lihat sebelumnya.

Duka.

Rasa bersalah.

Pengakuan.

“Keyla…” Reno memanggil pelan. “Bukan salah kamu kalau kamu takut.”

Keyla menoleh padanya. “Kau… kau tahu dia? Kau tahu siapa dia sebenarnya?!”

Reno menelan ludah. “Ya. Aku tahu.”

Kenny langsung menatap tajam. “Jelaskan semuanya. SEKARANG.”

Keyla memeluk dirinya sendiri. “Aku… ingin tahu juga. Tolong… ada apa dengan aku?”

Reno Menjelaskan — Sebagian Kebenaran Terungkap

Reno menarik napas panjang. Ia menatap Keyla, bukan Kenny.

“Nama kamu bukan Keyla… bukan sejak awal.”

Keyla menggeleng cepat. “Tidak. Namaku Keyla Anjalika Putri. Itu yang tertulis di KTP. Itu—”

“Itu identitas baru,” potong Reno lembut.

Keyla berhenti bernapas.

Reno melanjutkan pelan, seakan takut Keyla runtuh jika terlalu keras.

“Nama asli kamu adalah Dira Maheswari.”

Dunia Keyla runtuh.

Ia mundur tiga langkah, punggungnya menabrak dinding. “Tidak… tidak mungkin… Dira siapa? Kenapa aku harus—”

“Kau tidak ingat karena ingatanmu dihapus,” kata Reno.

Sunyi.

Napas Keyla terhenti.

Kenny memalingkan wajah.

Itu bagian yang tidak pernah ia bayangkan.

“Kau pernah hilang.” Reno sekarang berbicara dengan suara pecah. “Tiga tahun lalu. Tidak ada yang tahu kamu di mana. Dan pria yang barusan masuk rumah ini… dia yang menyembunyikanmu.”

“N—no…” Keyla menggeleng keras. “Aku nggak kenal dia… aku nggak pernah kenal—”

Reno menatapnya dengan tatapan yang menyayat.

“Dia memanggilmu Dira karena… kamu dulu miliknya.”

Keyla menjerit kecil. “Berhenti! Jangan bicara hal-hal—”

Kenny memeluknya lagi, menahan tubuh Keyla yang bergetar keras. “Shh… sayang… sudah… aku ada di sini…”

Tapi tatapan Kenny pada Reno—adalah amarah murni.

“Yang bener aja, Ren.”

Suara Kenny dalam, penuh ancaman.

“Kamu bilang istriku… pernah ‘dimiliki’ lelaki itu?”

Reno tidak gentar.

“Bukan ‘pernah’. Dia masih menganggap begitu. Dan itu sebabnya… dia tidak akan berhenti sampai mengambil dia kembali.”

Keyla menutup wajah dengan kedua tangannya.

“Aku… milik siapa pun…? Tidak! Tidak mungkin!” Ia merosot ke lantai, tubuhnya gemetar hebat.

Kenny memeluknya erat, seperti mencoba menjadi perisai dari dunia yang ingin menghancurkannya.

Reno menatap pemandangan itu dengan rahang mengeras. “Aku tahu ini berat. Tapi kalian harus dengar semuanya sebelum dia kembali.”

Kenny menatap Reno tajam. “Kamu lebih baik punya penjelasan kenapa kamu tahu semua ini.”

Reno terdiam lama.

Lalu ia mengaku.

“Karena aku ada saat dia mengambil Dira.”

Keyla menegang.

Kenny menegang.

Reno melanjutkan perlahan.

“Dan aku… gagal menyelamatkannya.”

Air mata jatuh dari mata Reno—jarang terjadi.

“Aku mengenalmu, Keyla… sebelum kamu jadi Keyla,” katanya dengan suara pecah. “Kita tinggal di tempat yang sama. Di pusat binaan… tempat kamu dibawa sejak umur lima belas.”

Keyla terdiam seperti mayat hidup.

“Ada… tempat itu…?” bisiknya kecil. “Aku… pernah tinggal di… tempat lain?”

Reno mengangguk.

“Kau hidup di sana… bukan sebagai murid. Bukan sebagai warga. Tapi sebagai…”

Reno tidak bisa melanjutkan.

Kenny bersuara rendah. “Sebagai apa, Ren?”

Reno akhirnya membuka mulut.

“Sebagai… properti.”

Keyla memejamkan mata, tubuhnya langsung melemas dalam pelukan Kenny.

Dunia terasa runtuh di bawah kakinya.

Flashback Pertama — Retakan Ingatan

Pikiran Keyla tiba-tiba gelap.

Gelap…

Gelap…

Lalu…

SRET.

Lampu neon kuning menyala di memori samar.

Ruangan sempit.

Kasur tipis.

Bau obat-obatan.

Dan suara lembut tapi dingin.

“Dira… lihat aku.”

Keyla—atau Dira—di usia 15 tahun, berdiri ketakutan.

Sosok pria itu menunduk, menyentuh dagunya.

“Aku satu-satunya yang punya hak atas kamu.”

Kilatan kembali hilang.

Keyla terperanjat, memegangi kepalanya, menangis tanpa suara.

“Aku ingat… sedikit… aku ingat…” tangisnya pecah.

Kenny memeluknya semakin erat.

“Cukup! Jangan paksa dia ingat segalanya sekarang!” Kenny membentak Reno.

Reno menghela napas. “Dia harus ingat… kalau kita mau selamat.”

Kenny menoleh tajam. “Kita?”

Reno membalas tatapan itu. “Ya. Karena mulai sekarang… aku ikut terlibat.”

Kenny tampak tak suka.

“Kenapa?”

Reno menjawab lirih, tapi mantap.

“Karena aku gagal melindunginya dulu. Kali ini… aku tidak akan gagal lagi.”

Kenny mendekat, rahang mengeras. “Kamu dekat sama dia, ya?”

Reno menatap Kenny lurus-lurus.

“Aku menyukainya. Bahkan sebelum dia jadi Keyla.”

Kenny membeku.

Dan Keyla menunduk lebih dalam, tubuhnya berguncang.

Reno menambahkan:

“Tapi itu tidak penting sekarang. Yang penting… dia kembali. Dan dia akan menjemput Dira. Dengan atau tanpa kita.”

Kenny mengepalkan tangan. “Kalau dia berani masuk lagi, aku habisin dia.”

Reno menatap kaca jendela yang pecah.

“Dia tidak akan masuk lagi.”

Kenny menyipitkan mata. “Kenapa?”

Reno menegakkan tubuh.

“Karena dia tidak akan datang untuk mengetuk pintu lagi.”

Jeda panjang.

Reno melanjutkan.

“Kali ini… dia akan menculik.”

1
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Nangkring terus
Tsuyuri
Ngga kecewa sama sekali.
sweet_ice_cream
Jangan berhenti menulis, cerita yang menarik selalu dinantikan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!