Setelah kekacauan besar yang mengguncang seluruh negeri, Xander kembali menghadapi ancaman yang jauh lebih berbahaya. Warisan terakhir Xylorr terungkap, suku pedalaman muncul ke dunia luar, dan Osvaldo Tolliver membawa misteri baru yang mengubah arah permainan.
Musuh bergerak dari segala sisi, para pengkhianat mulai menampakkan diri, dan keputusan Xander kini menentukan siapa yang akan bertahan hidup.
Di jilid kelima ini, rahasia lama akan terbongkar, kekuatan baru muncul, dan pertempuran sesungguhnya dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Alexis tampak gembira bisa bermain bersama anak-anak suku pedalaman meski dengan penjagaan yang sangat ketat. Ia mencipratkan air pada Suhni, Jyrik, dan anak-anak lain. Suasana begitu ramai dengan tawa dan teriakan.
Alexis dengan malu-malu menendang sebuah bola pada Suhni, lantas bersembunyi di belakang Xander seraya mengamati Suhni, Jyrik, dan yang lain.
Suhni tampak kebingungan ketika melihat benda itu, memperhatikan dengan saksama. Ia kemudian menendang bola itu pada Alexis, dan Alexis kembali menendangnya. Hanya dalam beberapa gerakan saja, Alexis dan Suhni mulai saling menendang bola. Anak-anak yang lain mulai ikut bermain.
Xylorr tersenyum ketika melihat pemandangan itu. Ia merasa sangat lega dan bahagia karena dirinya dan keluarganya bisa bertemu dengan Xander. Setelah semua ini, kehidupan mereka akan berubah ke babak baru.
Xylorr mengatakan pada para pria dan tetua suku untuk bersikap tenang dan tidak mencirikan tanda permusuhan. Ia juga menjelaskan bahwa selama berada di tempat ini, Xander dan pasukannya memperlakukannya, Karnu, Sambu, dan Jani dengan sangat baik.
Dragon ikut bermain dengan Alexis dan anak-anak suku pedalaman yang lain. Mereka kejar mengejar untuk mendapatkan bola. Xander memperhatikan dari sisi halaman, sedangkan Lizzy dan Lydia tampak sangat khawatir.
"Alexis memiliki teman-teman yang unik," ujar Larvin sambil tertawa.
"Dia tampak sangat bahagia." Samuel menyahut. "Dia memang luar biasa."
Alexis melambaikan tangan pada Lizzy. "Aku baik-baik saja, Bu. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku sedang bersenang-senang."
"Aku tetap saja khawatir." Lizzy mengembus napas panjang. "Alexis memang tampak bersenang-senang dengan teman barunya. Dia sama sekali tidak ragu untuk dekat dan bergaul bersama mereka."
Alexis mendekat pada Xander, lalu berbisik.
"Baiklah, aku mengerti." Xander menoleh pada Govin. "Bawakan mobil mainan milik Alexis sekarang. Dia ingin mengajak teman-temannya bermain."
Govin memberi tanda pada pengawal lain untuk membawa mobil dan mainan Alexis. Dalam waktu singkat, sebuah bus kecil dan beberapa gerobak mainan dibawa oleh beberapa pengawal ke halaman.
Alexis segera menaiki bus mainan. "Naiklah ke dalam bus sekarang. Aku akan mengantar kalian berkeliling halaman."
"Yuha rageu Ekna (Ayo segera naik). Rangu hanbeka rek lanja-lanja (Kita semua akan berjalan-jalan)," ujar Dragon seraya menaiki bus mainan, duduk di samping Alexis.
"Dragon, kau bisa bicara bahasa mereka." Alexis tampak terkejut. "Kau harus mengajariku secepatnya setelah ini."
"Dengan senang hati, Tuan."
Beberapa pria suku pedalaman mulai mendekat, tetapi Xylorr kembali menenangkan mereka. Mereka akhirnya kembali ke sisi halaman.
Suhni dengan malu-malu menaiki bus mainan, disusul oleh Jyrik dan anak-anak laki-laki yang lain, sedangkan anak perempuan justru tertarik dengan beberapa mainan baru di gerobak.
Alexis mulai melajukan bus mainan di halaman. Suhni, Jyrik, dan anak-anak lain terkejut meski mereka sudah pernah menaiki mobil. Mereka melambaikan tangan pada orang tua mereka yang berkumpul di sisi halaman. Para pengawal segera mengikuti pergerakan bus mainan untuk berjaga-jaga.
Xander tersenyum ketika melihat Alexis sangat bahagia. Ia menoleh pada beberapa pria suku pedalaman, tersenyum saat mendapatkan sebuah rencana. "Govin, kumpulkan beberapa pengawal utama kita satu jam lagi, termasuk Bernard, Garrick, Darren, dan beberapa pria suku pedalaman. Aku memiliki sebuah rencana untuk mereka."
"Aku mengerti, Tuan." Govin segera menghubungi bawahannya.
Alexis mengajari Suhni untuk mengendalikan bus mainan.
Komunikasi mereka sangat terbatas di mana Alexis hanya akan berbicara seraya menggerakkan badan, dan Dragon hanya mampu mengingat beberapa kosakata dan berbicara kalimat sederhana. Meski begitu, hal itu tidak mengurangi permainan mereka.
Bus mainan yang dikendalikan oleh Suhni justru akan menabrak semak-semak. Beberapa anak suku pedalaman terjatuh dan berguling-guling, sedangkan Alexis berhasil selamat setelah Dragon dan beberapa pengawal bergerak cepat.
Alexis tertawa terbahak-bahak. "Kau sudah lumayan bisa mengendalikan bus mainan ini, Suhni. Kau harus tetap belajar."
Alexis, Dragon, dan anak-anak suku pedalaman terus bermain di halaman. Sementara itu, Xylorr, Karnu, dan beberapa pria suku pedalaman diminta untuk berkumpul di ruangan bersama Xander, Govin, Bernard, dan yang lain.
"Aku memiliki sebuah rencana untuk kalian, suku pedalaman. Akan tetapi, semua keputusannya kembali pada kalian," ujar Xander.
Rome menerjemahkan ucapan Xander dengan bahasa suku pedalaman.
"Kondisi hutan Daintree masih berbahaya untuk sekarang. Musuh kemungkinan akan kembali menyerang, dan jika kalian berada di sana, kalian akan menjadi incaran mereka. Aku menawarkan kalian untuk tinggal di bagian hutan yang berada di dekat kediaman utama. Kami akan menyediakan semua kebutuhan kalian."
Xylorr menoleh pada Karnu dan yang lain. Beberapa tetua suku mulai berbisik pada Xylorr mengenai rencana Xander.
Xylorr memberikan anggukan persetujuan karena ia dan yang lain tidak memiliki pilihan lain untuk saat ini. Ia masih harus mendiskusikan lokasi tempat tinggal dengan anggota suku pedalaman yang lain.
"Aku juga menawarkan kalian pelatihan beladiri, penggunaan senjata serta semua hal mengenai kehidupan modern. Hal ini sebagai upaya untuk membantu kalian melawan musuh yang akan mencelakai kalian di masa depan," ucap Xander.
Rome kembali menerjemahkan ucapan Xander. Xylorr dan anggota suku pedalaman tampak terkejut. Menerima tawaran dari Xander berarti mereka harus memulai sebuah jalan baru yang berbeda dengan leluhur-leluhur mereka.
Xander sangat berharap jika Xylorr dan yang lain setuju dengan rencananya. Ia tidak selamanya bisa membantu anggota suku pedalaman, dan mereka tidak selamanya bisa terus bersamanya dan pasukannya.
Xander menyadari bahwa rencananya akan mengubah kehidupan anggota suku pedalaman secara drastis. Mereka yang sebelumnya tidak tersentuh kehidupan modern justru akan belajar dan berusaha untuk membiasakan diri. "Aku tidak akan memaksa kalian untuk setuju. Hanya saja, aku ingin membantu kalian dengan semua hal yang aku miliki."
"Baha," gumam Karnu seraya mengamati Xander.
Beberapa tetua suku pedalaman mulai memberikan usul dan pendapat mereka mengenai rencana yang diberikan oleh Xander.
Bernard mengamati Xander sesaat. Ia setuju dengan rencana tersebut karena hal itulah yang bisa suku pedalaman itu lakukan untuk sekarang. Mereka akan menghadapi musuh yang kuat, dan untuk itulah mereka harus berubah dan bertambah kuat.
Xylorr memejamkan mata erat-erat, mendengar bisikan dari tetua suku. Ia tersenyum ketika mendapatkan penglihatan di mana Suhni, Jyrik, dan anak-anak lain tengah berlatih di bawah arahan pasukan Xander, begitupun dengan Karnu dan para pria.
"Baha." Karnu menyentuh bahu Xylorr.
Xylorr membuka mata, menekan tombol maju. "Rangu teu sabi keuntusmu nganraso (Aku tidak bisa memutuskan sendiri). Rangu duku mongngo jeung nu anli (Aku harus bicara dengan yang lain)."
"Aku mengerti." Xander mengangguk.
Xylorr dan anggota suku pedalaman meninggalkan ruangan. Mereka langsung mengumpulkan semua anggota, termasuk anak-anak yang tengah bermain.
"Rencanamu sangat bagus, Alexander. Kita tidak bisa terus menerus membantu mereka, dan mereka tidak selamanya bisa bergantung pada bantuan kita. Ini keputusan yang sangat berat bagi mereka, tapi aku berharap mereka akan setuju dengan rencanamu," ujar Bernard.
Xander menoleh pada Darren. "Aku akan menunjukmu sebagai penanggungjawab pelatihan suku pedalaman, Darren. Aku yakin kau mengetahui alasannya."
Darren menoleh pada Bernard. "Aku mengerti."
"Tuan, Luka dan Luke Vane akan tiba di kediaman utama dalam waktu satu jam lagi," bisik Xander.
"Govin, kau tahu apa yang harus kau lakukan."
Sementara itu, Edward, Caesar, Franklin, Theron, Troy, Tyler, Leonel, dan Leandro masih terjebak di ruangan bernuansa horor selama beberapa waktu. Sayangnya, Osvaldo belum menunjukkan akan menemui mereka.
"Dasar sialan! Sampai kapan aku akan berada di ruangan sialan ini?" pekik Franklin, "ruangan ini benar-benar membuatku mual."
"Siapa sebenarnya pria bernama Osvaldo Tolliver itu? Dia memiliki dua sisi yang sangat bertentangan." Caesar menendang tengkorak yang menggelinding ke kakinya.
Asher memasuki ruangan bersama beberapa pengawal. "Duduklah, aku akan menjelaskan sesuatu pada kalian."
"Di mana Osvaldo? Kenapa dia tidak datang dan menjelaskannya sendiri?" teriak Franklin seraya mendekat.
Asher menekan sebuah tombol, dan tiba-tiba saja Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain tiba-tiba saja tersengat listrik.
"Jangan bertingkah di depanku," ujar Asher dengan suara dingin.
Siap-siap panas dingin!
Cerita terbaru aku “Reinkarnasi Sang Kultivator Mesum” resmi rilis!
Kisah seorang kultivator yang hidup kembali dengan tubuh baru… dan sistem paling nakal yang pernah ada!
Kamu wajib baca kalau suka kultivasi + sistem + harem + MC licik yang bikin greget!