Ye Fan, pemuda 15 tahun dari Klan Ye—klan kelas tiga di Kota Pelangi—dikenal sebagai anak ajaib dalam seni pedang. Namun hidupnya hancur ketika klannya diserang oleh puluhan pendekar tingkat ahli yang mengincar pusaka mereka, Pedang Giok Langit.
Seluruh klan terbantai. Hanya Ye Fan yang selamat.
Dengan luka di jiwanya dan kemarahan yang membakar hatinya, ia bersumpah untuk menjadi lebih kuat, merebut kembali Pedang Giok Langit, dan membalaskan dendam Klan Ye yang telah musnah.
Ikuti perjalanan Ye Fan di PENDEKAR PEDANG Halilintar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23: Munculnya Harta
Setelah sebulan penuh perburuan intensif, Ye Fan dan timnya menemukan gua yang sangat tersembunyi. Mereka tahu bahwa proses yang akan dilakukan Ye Fan membutuhkan waktu dan ketenangan absolut. Liu Fang, Lu Xueqi, dan Ma Yue bertugas menjaga pintu masuk, menyadari betapa pentingnya peningkatan kekuatan Ye Fan bagi keselamatan mereka.
Ye Fan duduk bersila dan mengeluarkan dua Inti Jiwa Tingkat 4: Inti Jiwa Belut Listrik dan Inti Jiwa Singa Api. Dua Inti Jiwa yang bisa ia dapatkan selama sebulan penuh berburu di Lembah Sungai Naga.
Ia memulai proses penyerapan secara simultan. Ini adalah hal yang berbahaya, karena dua energi elemental yang bertolak belakang bisa menyebabkan konflik di meridiannya, tetapi fondasi Tulang Emas dan Kitab Pemurnian Langit memberikan kepercayaan diri.
Ye Fan memulai dengan fokus pada Inti Jiwa Singa Api.
Inti jiwa ini memancarkan energi api yang membara. Ye Fan telah memiliki resistensi yang signifikan dari penyerapan Inti Jiwa Singa Api sebelumnya di Pegunungan Binatang Buas. Penyerapan kali ini berfungsi sebagai peningkatan lanjutan.
Saat energi api memasuki tubuhnya, alih-alih merasakan sakit, energi itu mengalir ke kulit dan meridiannya. Lapisan resistensi yang telah ada kini menjadi lebih tebal dan lebih padat.
Suhu api terasa seperti air hangat. Jika Pendekar Emas Puncak biasa menyerangku dengan Elemen Api, aku bisa mengabaikan sebagian besar kerusakan.
Resistensi api Ye Fan kini mencapai tingkat yang menakutkan, memungkinkannya menahan serangan api yang setara dengan kekuatannya sendiri tanpa cedera serius, sebuah aset yang jarang dimiliki oleh seorang Pendekar Petir.
Setelah menstabilkan resistensi apinya, Ye Fan mengalihkan fokusnya pada Inti Jiwa Belut Listrik. Inilah yang paling ia nantikan.
Inti jiwa ini adalah esensi dari kecepatan dan listrik murni. Ketika diserap, alih-alih meningkatkan volume Tenaga Dalam, energi ini memurnikan dan memadatkan Elemen Petir di dalam dirinya.
Setiap kilatan Petir di meridiannya menjadi lebih jernih, lebih biru, dan jauh lebih responsif. Petirnya tidak lagi bercampur dengan Tenaga Dalam Emas biasa; ia menjadi Petir yang murni dan mematikan.
ZZZZRRTTT!
Ye Fan merasakan lonjakan kecepatan pada reaksi sarafnya. Kecepatan Kilatan Kematian miliknya meningkat lagi. Kontrolnya atas Elemen Petir kini begitu sempurna sehingga ia bisa menahan listriknya di ujung bilah pedang tanpa sedikit pun bocor, membuatnya menjadi senjata pamungkas yang diam dan mematikan.
Setelah proses yang memakan waktu satu hari penuh, Ye Fan membuka matanya. Ia tidak menembus Ranah Ahli, tetapi kualitas kekuatannya telah melampaui Pendekar Emas Puncak manapun.
Ia memiliki:
Kapasitas Tenaga Dalam yang sangat besar (berkat Permata Iblis).
Resistensi superior terhadap Api.
Elemen Petir yang telah dimurnikan hingga mendekati kesempurnaan.
Ia telah mencapai batas absolut dari Ranah Emas Puncak. Ia adalah Pendekar Emas Puncak yang tidak tertandingi, siap untuk menghadapi Pendekar Ahli mana pun, atau bahkan Binatang Buas Tingkat 5.
...
Ye Fan melangkah keluar dari gua. Udara pagi yang sejuk di Lembah Sungai Naga menyambutnya, membawa aroma spiritual yang kuat. Wajahnya terlihat segar, dan auranya—meskipun tersembunyi—jauh lebih tenang dan padat dari sebelumnya. Ia telah menyelesaikan penyerapan Inti Jiwa ganda, dan kini terasa lebih kuat.
Lu Xueqi, Liu Fang, dan Ma Yue, yang tidur di mulut gua sebagai penjaga, segera terbangun ketika merasakan kehadirannya.
"Kau selesai berkultivasi?" tanya Lu Xueqi, menatap Ye Fan dengan mata yang menilai. "Aura Petirmu ... terasa jauh lebih halus."
Liu Fang, meskipun baru saja bangun, tidak bisa menahan rasa penasarannya. Ia melangkah maju, memindai Ye Fan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Sialan! Kau pasti sudah menyentuh batas Ranah Emas Puncak," kata Liu Fang, ekspresinya campuran kekaguman dan frustrasi. "Bakatmu memang monster! Tapi ingat, Ye Fan, aku juga tidak akan kalah darimu!"
Ye Fan menanggapi tantangan itu dengan anggukan serius. Kekuatan yang ia peroleh bukan hanya untuk membalas dendam Klan Ye yang hancur, tetapi kini juga didorong oleh impian besarnya untuk mencapai puncak kultivasi. Persaingan sehat dari Liu Fang justru memperkuat tekadnya.
Mereka kemudian mulai mendiskusikan rencana hari itu—kembali berburu Binatang Buas Tingkat 4. Namun, Lu Xueqi menyela.
"Tunggu sebentar," kata Lu Xueqi, menunjuk ke puncak gunung tertinggi di tengah lembah, yang dikenal sebagai Puncak Naga. "Tadi malam, saat semua orang tertidur, aku melihat sesuatu."
"Aku melihat cahaya bersinar yang sangat terang di puncaknya. Cahayanya hanya muncul sekejap, tetapi energi yang dipancarkannya terasa sangat berharga."
Liu Fang, yang mendengarnya, membenarkan. "Benar! Aku juga merasakan kilatan energi itu, tetapi aku mengira itu hanya ilusi karena aku terlalu lelah. Itu pasti sesuatu yang luar biasa, mungkin harta alam!"
Rencana berburu Binatang Iblis dan Binatang Buas segera terlupakan. Rasa penasaran dan potensi harta karun itu terlalu besar untuk diabaikan.
"Kita harus pergi ke sana," putus Ye Fan. "Apapun itu, sumber daya yang mampu memancarkan cahaya sejauh itu pasti layak untuk kita ambil."
Mereka berempat segera berlari menuju puncak gunung. Namun, saat mereka mendekati dasar gunung, pemandangan yang menyambut mereka membuat mata Ye Fan menyipit.
Bukan hanya mereka yang tertarik.
Tiba-tiba, puluhan Pendekar Tingkat Emas—dari Emas Awal yang tampak cemas, Emas Menengah yang bersemangat, hingga beberapa Emas Puncak yang tenang—terlihat bergegas menuju puncak dari berbagai arah. Mereka datang bergelombang, dengan mata penuh keserakahan dan persaingan.
"Ada apa ini?" tanya Ma Yue, terkejut melihat kerumunan besar Pendekar di Lembah yang biasanya sepi.
Saat mereka bergabung dengan arus Pendekar yang bergerak naik, desas-desus segera terdengar jelas di telinga mereka.
"Kalian tahu? Cahaya tadi malam itu adalah pertanda!"
"Dikatakan bahwa di puncak gunung itu telah muncul ... sebuah Pedang Pusaka Legendaris! Pusaka yang tersembunyi selama ribuan tahun!"
"Siapa pun yang berhasil mendapatkannya akan memiliki kekuatan untuk mengguncang kekaisaran!"
Wajah keempat jenius Kota Awan itu berubah drastis. Ini bukan hanya harta alam, tetapi artefak kuno yang akan menarik perhatian seluruh dunia persilatan. Persaingan di puncak gunung itu akan jauh lebih brutal daripada melawan Binatang Iblis mana pun.