Metha Safira Maharani, wanita cantik dan memiliki kesempurnaan fisik, nyatanya tak mampu menahan suaminya untuk tak mendua, Ryan Dewantara, suami yang begitu dia cintai nyatanya selingkuh dan menikahi dengan wanita lain. Jika banyak istri sah yang melabrak dan mempertahankan suaminya yang tak setia. Tidak dengan Metha, dia memilih mengalah dan mengiklaskan suaminya bahagia dengan perempuan lain. Melepaskan adalah jalan yang dia pilih untuk meraih kebahagiannya sendiri. Untuk apa bertahan jika sudah tak ada yang bisa dipertahankan. Tapi sebelum itu, dia memberi suami dan selingkuhannya itu pelajaran.
Metha diam diam menceraikan suaminya dan menikah lagi dengan sahabat lamanya, Evan Anggika, pria tampan dan mapan yang mau menerima dia apa adanya. Saat dia sudah bahagia dengan rumah tangganya bersama Evan, mantan suaminya kembali dan memohon untuk hidup bersama lagi. Dia tak terima Metha menceraikannya secara sepihak. Apa yang akan dilakukan Metha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luapan Sakit Hati Metha
Ryan masih terus berusaha mendekati Metha, sayangnya perempuan itu selalu punya cara untuk menghindar atau melepaskan diri.
"Metha tunggu!!" Metha sudah jengah, sudah dua hari ini Ryan terus mengganggunya
"mau apalagi sih Yan, kamu ngerti bahasa manusia ga sih?" kesal Metha
"aku minta waktu untuk bicara berdua, tidak lama Met, aku mohon" Metha berfikir sejenak, kemudian mengangguk, mereka pergi ke Cafe seberang kantor, Metha tak lupa mengabari Evan akan hal ini, kalau tidak, suaminya itu bisa marah bertahun tahun, heheh lebay.
"Apa yang mau kau katakan?" belum menjawab ponsel Metha sudah berbunyi dan ternyata dari Evan
"ya hallo"
"baiklah, love you" Metha meletakkan ponselnya lagi, rupanya Evan meminta Metha tak mematikan ponselnya agar mendengar percakapan mereka
"jadi apa yang mau kau katakan, cepatlah, aku tak punya banyak waktu" ucap Metha
"Apa kabar Met?" Ryan tersenyum, Evan mencebik dibalik telepon, Ryan meminta istrinya bertemu dan bicara empat mata hanya menanyakan kabar, dasar modus, pikir Evan
"kau lihat kan, aku baik, bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya" Ryan tersenyum kecut, Metha memang terlihat baik baik saja meski sudah dia sakiti
"aku ingin minta maaf Met, sungguh aku tak bermaksud menyakitimu, aku....aku khilaf" Ryan tertunduk, dan terlihat jelas jika mantan suaminya itu menyesal
"Yan, aku.... mungkin bisa memaafkanmu, sayangnya hingga saat ini rasa sakit atas penghianatanmu masih sangat terasa, jadi semua penyesalanmu tidak ada gunanya sekarang" Ryan mendongak menatap Metha, wanita itu tersenyum sinis, Ryan mencoba memegang tangan Metha, tapi Metha segera menarik tangannya
"aku...aku minta maaf Met, aku memang salah karena telah menghianatimu, aku sungguh menyesal"
"Apa penyesalanmu saat ini berguna? Jawabannya tidak!"
"Met, tidak bisakah kita mulai semua dari awal?" Evan mengepalkan tangan, dasar pria tak tahu diri, beraninya dia meminta itu pada istrinya
"kau tak salah bicara?"
"aku berharap kamu bisa memaafkanku dan memulai semuanya dari awal"
"hahah, Ryan, Ryan, setelah semua yang kamu lakukan, dengan tidak tahu dirinya kamu meminta kembali? Dimana pikiran kamu, seharusnya kamu pikirkan akibatnya sebelum bertindak, jangan hanya menuruti nafsu, kamu bahkan lupa denganmu saat bercinta dengan gundikmu, kalian bahkan menikah diam diam dibelakangku, menurutmu bagaimana perasaanku?" Metha tersenyum getir mengingat semua lukanya
" maka dari itu Met, aku ingin menebus semuanya dan memulai kembali dari awal"
"Apa kau ingat permintaanku padamu sebelum kita menikah?" Ryan mengangguk, "dan kau mengingkari itu Ryan, masihkan aku bisa kembali padamu? Jika kau dengan mudah meminta kembali maka akupun dengan mudah menolak permintaanmu"
"tapi Met"
"dulu kita saling mencintai, aku percaya padamu dengan segenap jiwaku, tapi apa yang kamu lakukan? Kamu menghianati aku Ryan, kamu menduakan aku bahkan menikahi wanita lain, apa kamu bisa membayangkan betapa hancurnya aku? Oh...tentu saja tidak, karena kau sudah terlena dengan pesona gundikmu, selama kita menikah, apa aku pernah menuntutmu macam macam? Apa aku pernah mengeluh padamu, tidak, aku menerimamu apa adanya, bahkan ketika kau tak jujur soal gajimu, aku diam, aku berfikir mungkin kau butuh pegangan, sayang, rupanya semua kau berikan pada gundik tercintamu itu, aku menolak percaya dengan ucapan orang tentangmu yang mendua, dengan kepercayaan bodoh yang selalu aku pegang, nyatanya hanya mengantarkan aku dalam kehancuran, saat aku sibuk mencarimu, kau sibuk bercinta di kontrakan kalian, tidakkah itu menyakitkan?" Ryan menatap Metha dengan rasa bersalah, bahkan Metha tahu perihal rumah kontrakannya dengan Fika
"Met, aku sungguh menyesal dengan hal itu, aku dan Fika sudah berpisah, semua aku lakukan demi dirimu, aku mohon maafkan aku dan mari kita bersama lagi"
"kau memang tidak tahu diri Ryan"
"aku tahu, tapi...."
"aku tak mau kembali padamu, dan kau tahu betul akan hal itu" potong Metha
"jadi kau lebih memilih Evan yang jauh lebih segalanya dari aku?" Metha mengepalkan tangan begitupun dengan Evan dibalik telepon
"terserah kau mau bilang apa, yang jelas aku sangat bahagia bersama Evan, aku harap kau tahu diri dan tak mengusik hubungan kami" Metha hendak berdiri namun ucapan Ryan membuatnya kembali duduk
"kau masih istriku, dan aku tak akan membiarkan siapapun bersamamu!!"
"jika kau bisa mendua akupun sama, ingat Ryan kau yang salah disini, jadi jangan sok mengatur hidupku lagi, ah ya jangan lupa datang di ulang tahun Evan, aku punya kejutan untukmu" Metha benar benar meninggalkan Ryan, sementara tak jauh darisana, seorang perempuan tersenyum,
"kau hanya ditakdirkan untuk bersamaku Ryan!!"
