" Sial! hanya dia yang bisa membuat ku kembali bergairah setelah sekian lama aku tak berselera kepada seorang wanita. " Batin Devan menatap gadis yg ada di hadapan nya.
Siapa kah gadis itu? yuk simak kisah nya🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5
Setelah selesai makan malam, Wijaya mengajak putri nya untuk duduk di ruang keluarga.
"sini duduk, sayang." Wijaya menepuk tempat kosong di sebelah nya.
Radha tidak banyak protes dan langsung duduk di sebelah papa nya. "apa yang mau papa bicarakan?" Radha to the point.
Huh
Wijaya menghela nafas berat sebelum berbicara. "ternyata benar apa yang kamu katakan jika Wina memang wanita j*la*g!" tegas Wijaya. "papa sudah mencari tau nya." sambung nya.
"syukur lah jika papa sudah tau, aku lega. Jadi sekarang apa keputusan papa selanjutnya?" tanya Radha.
"seperti apa yang sudah papa katakan, papa tidak akan menikahi wanita itu." tegas Wijaya.
Radha tersenyum lega mendengar keputusan papa nya, lantas Radha menggenggam kedua tangan Wijaya.
"maafkan Radha pah. Radha tidak melarang papa untuk menikah lagi, hanya saja Radha berharap papa menikah lagi dengan wanita yang baik dan menyayangi papa dengan tulus seperti mendiang mama." lirih Radha.
"kenapa harus minta maaf hmm? Seharusnya papa berterima kasih pada putri papa yang cantik ini." balas Wijaya sambil tersenyum manis. Wijaya tidak marah pada putri nya sama sekali, justru ia bersyukur memiliki harta yang sangat berharga.
"maaf jika Radha terkesan egois melarang papa menikah dengan tante Wina." sambung Radha.
"Tidak sayang, justru kamu yang menyelamatkan papa dari wanita ular seperti Wina. Terimakasih nak." Wijaya berucap tulus.
"Radha sayang papa." Radha berhambur ke pelukan papa nya, suasana menjadi haru. seketika tangis Radha tidak bisa di tahan.
"ssstt, jangan menangis. Papa menyayangi mu lebih dari apapun." ucap Wijaya sambil mengusap kepala putri nya dengan sayang.
Akhirnya anak dan ayah itu larut dalam suasana haru.
.
.
.
.
Di tempat yang berbeda, tepat nya di sebuah kamar yang di desain khusus untuk anak laki laki. Terdapat seorang anak yang sedang berbaring di atas ranjang dengan seorang pria dewasa juga seorang dokter.
"Bagaimana keadaan nya?" tanya Devan tanpa mengalihkan tatapan nya dari putra kecil nya yang kini sedang tertidur dengan tangan mungil nya yang di balut perban.
"putramu mengalami cedera yang cukup serius di tangan kanan nya, mungkin karena di saat ia terjatuh bertumpu kepada tangan nya itu." jelas dokter pribadi keluarga Devan.
"apakah bisa di sembuhkan?" kini tatapan nya beralih menatap dokter Ricard, sangat terlihat sekali raut khawatir di wajah pria itu.
"tentu saja bisa, hanya saja butuh waktu yang cukup lama." jawab dokter Ricard.
"berapa lama?"
"kurang lebih dua sampai tiga bulan untuk pulih total."
Devan mengusap wajah nya frustasi. Devan sangat tidak tega melihat putra nya, apalagi jika mengingat Rega tidak merasakan kasih sayang seorang ibu semenjak Cindy meninggalkan nya.
"kasihan sekali putramu di tinggal begitu saja oleh ibu nya." lirih dokter Ricard. "apakah ada kabar mengenai Cindy?" tanya dokter Ricard. dokter Ricard dan Devan berteman sejak lama, jadi terkadang mereka membahas hal pribadi.
"entahlah, menurut orang yang ku suruh menyelidiki nya. Cindy berada di Amerika saat ini." jawab Devan dengan datar.
"mengapa kau tidak menyusul nya?" Ricard mengerut kening.
Devan tersenyum sinis. "untuk apa aku menyusul nya, jika dia ingat kepada putra nya dia akan pulang tanpa aku harus menjemput nya." balas Devan. "tapi kenyataannya, dia sama sekali tidak mengingat Rega. Buktinya selama tiga tahun wanita itu pergi tidak pernah memberi kabar sama sekali bahkan hanya untuk menanyakan Rega." jelas Devan.
Ricard menepuk bahu Devan untuk menguatkan pria itu. "sabar bro, mungkin kau harus mencari ibu baru untuk Rega." saran Ricard.
Devan menghela nafas. "akan aku pikirkan."
Ricard mengangguk "kalau begitu aku permisi, setiap hari aku akan kesini untuk mengecek keadaan keponakan ku." tutur Ricard.
"terimakasih." jawab Devan.
Ricard kembali menepuk bahu Devan, kemudian berlalu dari sana.
.
.
.
.
Keesokan hari nya seperti biasa Radha akan berangkat ke kampus. Namun kali ini, Radha mendapatkan jadwal kuliah siang. Jadi Radha menyempatkan diri untuk duduk di taman kampus sambil mempelajari beberapa materi.
Tak lama Hana datang menghampiri Radha. Gadis itu sebelum nya sudah tau keberadaan Radha di taman kampus karena sudah janjian untuk bertemu di sana.
Hana langsung duduk di sebelah Radha. Kali ini wajah gadis itu di tekuk, tidak ceria seperti biasa nya.
Radha mengerutkan kening. "tumben banget wajah nya di tekuk? Biasa nya ceria sepanjang hari." sindir Radha.
"gak semangat ah, karena ga ada prof. Devan. Jadi gak bisa cuci mata" keluh Hana dengan memanyunkan bibir nya beberapa senti.
Radha semakin mengerutkan kening nya. "maksud kamu gimana sih?"
"emang kamu gak lihat grup kampus, kalau hari ini prof. Devan izin karena menjaga anak nya yang sakit?" tanya Hana.
Deg
Seketika Radha teringat kejadian di mall kemarin sore. "apa anak prof. Devan sakit karena jatuh kemarin ya?" batin Radha.
Perasaan nya menjadi tidak enak, apalagi mengingat ancaman Devan. Dan sampai sekarang Radha belum menemui pria itu.
"yeh.. di tanya malah bengong." suara Hana menyadarkan Radha.
"eum.. Aku belum membuka ponsel ku dari semalam, jadi tidak tahu." balas Radha.
Huh
Hana menghela nafas mendengar jawaban Radha. Menurut Hana, sahabat nya itu cukup limited edition, karena di zaman sekarang kebanyakan orang tidak pernah lepas dari ponsel bahkan sedang makan maupun buang air sambil bermain ponsel. Justru Radha malah belum membuka ponsel nya sejak semalam.
.
.
.
.
Setelah mata kuliah nya selesai, Radha langsung pulang. Dan saat ini Radha sedang dalam perjalanan menuju rumah nya dengan mengendarai mobil sport milik nya hadiah dari sang papa saat ulang tahun nya yang ke 22 tahun.
Sepanjang perjalanan, Radha terus memikirkan ancaman Devan tempo hari. Entahlah, seperti nya Radha tidak mempunyai keberanian untuk menemui pria itu. Saat sedang menyetir sambil melamun, Radha di kejut kan oleh sebuah mobil yang tiba tiba menyalip nya di jalan yang sepi kemudian menghadang mobil nya. Radha sangat terkejut sehingga spontan menginjak rem.
Ckiiiit
"Akh..astagaa.." teriak Radha. Tapi untung saja Radha langsung menginjak rem sehingga tidak menabrak mobil tersebut.
Sementara pemilik mobil depan langsung keluar menghampiri Radha, rupanya mereka dua orang pria dengan pakaian hitam, entah siapa Radha tak mengetahui nya.
kedua pria tersebut memaksa Radha untuk turun. Radha sangat takut, akan tetapi ia terpaksa turun karena pria itu mengancam akan menghancurkan kaca mobil nya.
"siapa kalian, kenapa menghalangi jalan ku?" tanya Radha.
"Maaf nona, kami hanya menjalankan perintah, sekarang anda harus ikut kami." jawab pria itu.
"tidak, aku tidak mau!' bantah Radha. "siapa yang menyuruh kalian?" teriak Radha.
Melihat Radha yang pasti akan berontak membuat kedua pria itu tak punya pilihan lain selain membius Radha.
"emmbh..."
Tak lama kemudian Radha tak sadarkan diri.
Jangan lupa dukungan nya lee☺️