Istri Pengganti

Bab 6. Kecemasan

Fionna yang baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat ke arah Alvaro yang masih tertidur itu lalu ia melirik ke arah jam yang sudah menunjukan pukul delapan pagi. Tiba-tiba saja timbul niat jahil di pikiran nya. Fionna beranjak dan mendekati pria yang masih tertidur itu dengan langkah memindik-mindik, ia melambaikan tangan ke wajah Alvaro untuk memastikan yang memang masih tertidur pulas itu, Fionna tersenyum puas dengan niat jahil nya itu

Tepat pukul sembilan Alvaro baru saja terbangun dari tidur nya, hari ini adalah hari sabtu. Di hari libur ini tentu saja dirinya bangun sedikit telat, Alvaro beranjak dari kasur nya untuk pergi ke kamar mandi

Sementara itu Fionna kini tengah asik menonton televisi di lantai satu, beberapa menit kemudian saat ia sedang asik-asik nya menonton film itu. Alvaro datang dan langsung mematikan televisi itu, Fionna yang sedang menyaksikan drama yang sedang seru-seru nya itu protes karena Alvaro mengganggu nya, pria itu menatap wajah Fionna dengan datar

Gadis kecil setinggi dada Alvaro itu berdiri dan menatap Alvaro dengan tatapan menantang, ia terus protes dan meminta remot tv itu di berikan padanya. Alvaro melipat kedua lengan nya dengan wajah datar nya itu

“Se-jak kapan wajah tampan ku jadi tempat untuk melukis!”kata Alvaro sembari memajukan langkah nya dan membuat Fionna segera memundurkan langkah nya juga. Fionna menatap wajah Alvaro yang menatap nya sungguh dekat itu. Seperti biasa diri nya terpojok duduk di sofa, Alvaro membungkukan tubuh nya dan terus menatap gadis itu dengan jarak yang sangat dekat

Fionna menutup mata nya dan mendorong tubuh pria yang berstatus suami nya itu. Ia segera menghindar sembari tertawa mengejek, kedua nya pun saling kejar-kejaran mengelilingi ruangan itu, Fionna terus tertawa konyol sementara Alvaro menatap dengan kesal mengejar gadis mungil ini begitu lincah menghindar dari nya

Brakk

Saat tengah asik kejar-kejaran Alvaro tersandung dan terjatuh, sontak itu berhasil membuat Fionna terkejut tapi bukan terkejut khawatir. Ia terkejut dan tertawa bahak melihat Alvaro yang jatuh tersandung itu. Gadis itu pun segera berlari menuju atas menggunakan tangga. “Fionna!!”

Alvaro memanggil nya namun Fionna menoleh dengan memeletkan lidah nya, wanita itu tertawa begitu puas melihat kejadian ini. Alvaro pun bangkit dan duduk di sofa.

_

Pukul satu siang, Fionna yang terbangun dari tidur siang nya itu pergi keluar kamar,Ia keluar dari lift dengan mata yang masih mengantuk itu

Di bawah Alvaro yang melihat gadis itu baru saja turun melipatkan kedua lengan nya dan segera menghampiri gadis itu dengan urusan yang belum selesai nya. Fionna yang baru teringat pun merasa panik dan berlari ke arah dapur

“Hey jangan ganggu!”tegas Fionna pada Alvaro yang terus mendekat itu. Fionna memundurkan langkah nya namun Alvaro yang berhasil menangkap tubuh wanita itu segera menarik ke dekapan nya. Fionna berontak namun tetap saja pria itu menahan dirinya di dekapan nya dengan tatapan yang tak lepas-lepas

Saat ia mulai semakin mendekatkan wajah nya pada Fionna, gadis itu pun segera mendorong nya dengan kuat. Alvaro tertawa puas dan segera pergi duduk di sebuah meja makan.

“Untuk apa kau mengikutiku”

“Aku belum makan!”

“Dan aku ingin kau layani aku, cepat masak untuk makan siang ku.”Fionna memutarkan bola matanya dengan malas, lalu ia pun segera mikirkan akan masak apa. Alvaro menatap gadis itu dengan senyuman miring nya, akhirnya Fionna pun memilih untuk memasak Carbonara di menu makan siang nya

Makanan yang di masaknya pun telah jadi, hidangan itu benar-benar terlihat lezat dan tentu saja sangat harum. Alvaro tak sabar untuk menyantap makanan itu, namun dengan gengsi nya ia tetap terlihat santai di hadapan Fionna itu, ia seakan-akan menatap biasa saja pada hidangan makanan itu

“Silahkan di makan tuan”

Fionna pun segera menyantap carbonara buatan nya, begitupun Alvaro. Ia beraksi dengan ekspresi datar nya yang se akan-akan terlihat biasa saja, padahal dirinya benar-benar menyukai setiap rasa dari masakan istrinya itu. Benar kata Satya. Seharusnya dirinya lah yang benar-benar beruntung memiliki istri seperti Fionna, namun pikiran itu terbuyarkan saat melihat Fionna yang menyebalkan itu, kedua nya pun menyantap makanan dengan hanya ada sebuah keheningan

Fionna yang selesai makan siang itu mendapat telpon dari seseorang yang tak lain Satya, ia pun beranjak meninggalkan meja makan untuk mengangkat telpon nya, Alvaro masih menyantap makanan itu dengan tatapan tajam nya. Tapi ia tak menghiraukan itu dan segera menghabisi makanan nya yang belum habis itu

***

“Kemana kau?!”

Alvaro yang sedang duduk santai itu terkejut melihat Fionna yang tiba-tiba saja berpakaian rapih dan tentu saja wanita itu akan pergi. Suaminya yang sedang duduk santai itu di lewati tanpa menghiraukan nya, segera Alvaro pun membuntuti gadis itu yang akan pergi dari rumah

Saat ia di luar, ia mendapatkan mobil Satya yang telah menunggu nya. Pria itu hanya memutarkan bola mata nya dengan malas lalu memasuki rumah nya kembali. Fionna pun pergi dari rumah bersama Satya sang adik nya itu.

Alvaro yang merasa bosan pun ikut pergi dari rumah untuk bermain biliard. Ia melajukan mobil dengan kecepatan sedang untuk menemui teman-teman nya yang akan pergi bermain biliard bersama itu

Sesampai nya disana, Alvaro segera menemui teman yang sudah menunggu nya itu, Richard, ia adalah sahabat sejak kecil Alvaro. Mereka berdua adalah sahabat yang tak pernah terpisahkan.

Selesai bermain biliard Alvaro duduk dengan wajah murung nya, membuat Richard memahami bahwa dirinya sedang di ambang sebuah masalah. Ia pun segera menghampiri Alvaro dan menepuk bahu hingga membuat dirinya terkejut dan tertawa

“Ada apa bro”

“Tidak ada”sahut Alvaro sembari meminum sebotol air mineral, tentu saja Richard yang mengetahui sifat nya tak percaya pada perkataan nya. Lalu Richard yang terus bertanya pun berhasil membuat Alvaro bercerita dengan ekspresi malu nya

“Haha apa kau sudah mulai mencintai wanita itu?”

“Entahlah”

“Wanita itu benar-benar menyebalkan, tak mungkin aku mencintai nya.”kata Alvaro dan hanya di balas tawa oleh Richard.

“Tapi dia sudah menjadi istri mu bro, bagaimanapun kau harus menghargai nya.”

“Aku tak peduli”

Richard menghela nafas lalu hanya menganggukan kepala nya, ia tentu saja tak mau terlalu ikut campur dengan urusan rumah tangga orang. Ia hanya cukup memberi saran pada Alvaro

Sementara itu Fionna dan Satya tengah asik berkarya, Fionna menunjukan bakat nya pada Satya yang membuat pria itu bertepuk tangan dengan ekspresi terharu dan bangga nya.

“Wow!”

Fionna ternyata memiliki bakat desainer, tentu saja itu bertambah membuat Satya semakin kagum kepadanya. Fionna pun bercerita bahwa dirinya pernah bermimpi menjadi seorang desainer terkenal, namun karena tuntutan kedua orang tua nya semua yang ia mimpikan terkubur dalam-dalam

Satya turut merasakan apa yang di rasakan oleh Fionna, namun dia berusaha membuat Fionna bangkit kembali dalam keterpurukan nya. Memang semua itu tak ada yang bisa membentang orang tua, namun tentu saja dengan mengubur mimpi nya dalam-dalam adalah tuntutan yang benar-benar menyakitkan. Satya berusaha menyemangati gadis itu kembali

Fionna hanya tersenyum dan banyak berterimakasih pada Satya yang slalu mengsupport dirinya di situasi apapun, Satya memandang wajah Fionna dengan tatapan yang sangat dalam. Dirinya benar-benar merasa bangga pada wanita yang ada di hadapan nya, dan dirinya berandai bahwa Fionna adalah miliknya. Namun kenyataan nya tidak begitu

Satya yang terus menatap Fionna dengan perasaan tersembunyi nya itu, Fionna lagi-lagi membuyarkan lamunan pria itu. Kedua nya pun tertawa bersama

“Kau ini senang sekali melamun.”kata Fionna dengan gelengan kepala nya, Fionna pun melanjutkan berkarya di kertas. Satya terus menatap wajah gadis indah ini, begitu sempurna wanita ini. Pikir nya begitu.

...***...

Pukul tujuh malam lewat lima belas menit, Fionna kembali ke rumah dan memasuki rumah. Hari ini ia sangat merasa bahagia karena dirinya kembali bersemangat menggapai impian nya untuk menjadi seorang desainer itu yang sudah lama terkubur kini mempunyai keinginan kembali, Lalu ia pun segera melanjutkan langkah nya untuk memasuki rumah

Fionna masuk ke dalam kamar yang ternyata Alvaro tak ada di rumah juga. Ia pun tak terlalu menghiraukan nya, ia segera berinisiatif untuk mandi

Kini tiba-tiba saja hujan begitu besar, Fionna yang tengah asik bermain ponsel pun menutup telinga dengan ketakutan setelah mendengar petir yang begitu bergemuruh, gadis itu merasa ketakutan dan berselimut menutupi seluruh tubuh dan wajah nya

Namun tiba-tiba saja ia mengingat Alvaro yang tak ada di rumah itu, dengan berfikir yang panjang ia pun memberanikan diri untuk menelpon suami nya itu dengan perasaan sedikit malas nya. Tetapi tak ada satu pun telpon yang di jawab oleh suami nya itu, Fionna pun mengirim beberapa text para suami nya dan melihat ke arah jendela, hujan begitu sangat lebat dengan petir yang bergemuruh

“Dimana sih dia, menyebalkan!”

Tinnn..

Tiba-tiba saja Fionna langsung beranjak dari kasur nya dan pergi ke bawah untuk melihat Alvaro yang baru saja pulang itu. Ia entah mengapa sangat mencemaskan Alvaro. Gadis itu berlari dan benar saja Alvaro kembali dengan tubuh yang basah kuyup, Fionna pun segera menghampiri suami nya

Di kamar ia menggesak rambut Alvaro yang basah kuyup itu, pria itu hanya terdiam dengan tatapan tajam nya. Fionna yang mencemaskan nya pun meminta Alvaro untuk segera mandi dan mengganti pakaian nya agar tidak masuk angin

Selesai semua Fionna menarik pria bertubuh kekar itu yang ialah suaminya sendiri. Alvaro di pinta untuk duduk di kursi meja rias miliknya

“Mau apa sih?”

“Sudah kau diam saja bodoh!”tegas Fionna dan membuat pria itu terdiam, Fionna pun sibuk mencari hair dyer nya, lalu ia pun menyalakan hair dyer itu untuk membantu mengeringkan rambut suami nya

“Di lihat-lihat dia memang sangat cantik, tapi sisi buruk nya itu sangat menyebalkan, membuatku gedeg”batin Alvaro sembari tersenyum miring, selesai mengeringkan rambut Fionna pun meminta Alvaro untuk segera beristirahat, dan dirinya bergegas ke bawah untuk membuatkan air jahe hangat

Tak lama ia pun kembali ke kamar dengan secangkir air jahe yang ia buatkan untuk Alvaro. “Apa ini?!”

“Sudah kau minum saja, ini untuk menghangatkan tubuh mu agar kau tidak masuk angin.”

“Aku tak menyukai air jahe!”

Fionna menghela nafas dan memaksa pria itu untuk tetap meminum nya, lalu Alvaro yang tak mau di paksa itu akhirnya memilih untuk meminum nya sendiri

“Dari tadi kan bisa, segala hal harus penuh paksaan!”

Fionna mulai mengambil posisi dan merebahkan tubuh nya di samping Alvaro, tak lupa ia memberi batas di tengah dengan guling dan bantal yang menumpuk sebagai batas tempat tidur dirinya dan Alvaro. Ia pun merebahkan tubuhnya dengan membelakangi suami nya itu, Alvaro melirik sekilas dan tersenyum miring