Update rutin 1-5 Bab ... Selamat membaca.
Jangan lupa tinggalkan jejak di komentar...
Long Tian, seorang pendekar jenius yang lahir di Alam Dewa, membawa bakat dan kekuatan yang melampaui batas. Namun, kehebatannya justru menjadi kutukan. Dibenci dan ditakuti oleh para pendekar lainnya, ia dianggap ancaman yang tak bisa dibiarkan. Suatu hari, empat pendekar terkuat dari ranah yang sama bersatu untuk menghancurkannya. Dalam pertarungan epik, Long Tian harus menghadapi kekuatan gabungan yang mengancam nyawanya—apakah ia mampu bertahan, ataukah takdir Alam Dewa akan berubah selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Saat melangkah lebih dalam ke Lembah Kegelapan, Long Tian mendengar suara bentrokan yang menggema di udara. Suara Qi yang beradu dan pekikan orang-orang terdengar jelas, menandakan pertarungan sengit sedang berlangsung. Matanya menyipit, lalu dia melesat ke udara, melayang di atas pepohonan untuk melihat apa yang terjadi.
Dari atas, pemandangan itu tersaji dengan jelas. Puluhan pendekar dari tiga sekte berbeda sedang bertempur sengit. Qi dengan berbagai warna melesat di udara, menciptakan kilatan cahaya yang menggetarkan bumi. Setiap serangan menunjukkan kekuatan yang luar biasa, bukti bahwa mereka bukan pendekar biasa.
Long Tian memperhatikan dengan tenang. Sekte Bulan Sabit, Sekte Harimau Putih, dan Sekte Angin Timur—itu yang bisa dia simpulkan dari jubah dan lambang yang dikenakan para pendekar. Ketiga sekte ini jelas sedang bersaing memperebutkan sesuatu yang sangat berharga.
Pandangan Long Tian segera tertuju pada seorang pendekar muda dari Sekte Bulan Sabit yang berada di tengah pertempuran. Di tangannya tergenggam sebuah batu giok bercahaya biru yang memancarkan Qi spiritual yang kuat. Itu dia batu gioknya, pikir Long Tian. Energi yang dipancarkan batu itu begitu besar hingga bahkan dari jarak ini dia bisa merasakannya.
Para pendekar lainnya terus menyerang pemegang batu giok itu dengan penuh keganasan. Mereka mengeluarkan berbagai teknik serangan tingkat tinggi, namun pemuda itu mampu bertahan dengan kemampuan luar biasa.
“Apa mereka semua murid inti?” gumam Long Tian sambil melayang di udara.
Rasa penasarannya meningkat. Ini adalah pertama kalinya dia melihat pendekar-pendekar dari Alam Bawah bertarung, dan dia ingin tahu seberapa kuat mereka. Dengan satu gerakan, Long Tian menukik turun ke medan pertempuran, mendarat dengan tenang di tengah kekacauan. Aura yang dia pancarkan langsung menarik perhatian semua orang.
“Siapa dia?!” salah satu pendekar dari Sekte Harimau Putih berteriak, matanya melebar melihat Long Tian.
“Berani sekali orang ini memasuki medan perang tanpa membawa senjata!” seru pendekar lain dari Sekte Angin Timur dengan nada sinis.
Long Tian hanya tersenyum kecil. “Aku hanya ingin melihat apa yang terjadi di sini. Tapi batu giok itu menarik perhatianku, jadi aku pikir aku akan bergabung.”
Seorang pendekar dari Sekte Bulan Sabit mencibir. “Bergabung? Dasar bodoh! Batu giok ini adalah milik kami, murid-murid inti dari tiga sekte besar Kekaisaran Guang. Kalau kau tidak ingin mati, pergi dari sini!”
Long Tian mengangkat alis, sedikit terhibur dengan pernyataan itu. “Murid inti? Sepertinya terdengar hebat.”
Seorang pendekar dari Sekte Angin Timur menyeringai dingin. “Sepertinya kau tidak tahu siapa kami. Kami semua berada di ranah Pemurnian Qi tingkat lima, kekuatan tertinggi di antara murid inti! Orang sepertimu tidak punya tempat di sini!”
“Ranah Pemurnian Qi tingkat lima?” Long Tian bergumam pelan, matanya menyipit. Dia mengingat istilah itu, mencoba memahaminya. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar tentang tingkatan kultivasi di Alam Bawah. Namun, dari cara mereka berbicara, dia tahu bahwa tingkat itu adalah sesuatu yang dibanggakan di sini.
Sebelum dia sempat merenung lebih jauh, salah satu pendekar dari Sekte Harimau Putih menyerang. Qi berwarna putih keperakan melesat ke arah Long Tian, berbentuk seperti cakar harimau yang besar.
Long Tian tetap berdiri di tempatnya, tidak bergerak sedikit pun. Saat serangan itu mendekat, dia mengangkat tangan dengan santai, menahan cakar Qi itu dengan telapak tangannya.
“Apakah ini kekuatan yang kalian banggakan?” tanyanya dengan nada datar. Dengan sedikit tekanan, Qi itu pecah seperti kaca, dan sisa energinya menghilang ke udara.
Semua pendekar di medan perang terdiam, mata mereka terbelalak melihat Long Tian menangkal serangan itu tanpa usaha.
“Dia… menghancurkan Qi itu dengan tangan kosong!” salah satu pendekar dari Sekte Bulan Sabit berteriak dengan nada tak percaya.
Long Tian melangkah maju, tubuhnya dikelilingi aura tenang namun penuh tekanan. Seorang pendekar dari Sekte Angin Timur mencoba menyerangnya dengan teknik lain, tapi Long Tian hanya mengelak dengan gerakan sederhana, lalu memukulnya dengan telapak tangan.
Bam!
Pendekar itu terhempas beberapa meter, jatuh tak sadarkan diri.
“Siapa dia sebenarnya?” bisik seorang murid Sekte Harimau Putih dengan wajah pucat.
Sementara itu, Long Tian mengarahkan pandangannya ke pemuda Sekte Bulan Sabit yang memegang batu giok. “Batu giok itu. Serahkan padaku, dan aku tidak akan melukai kalian lebih jauh.”
Pemuda itu menggertakkan giginya, Qi bulan sabit memancar dari tubuhnya. “Tidak! Batu giok ini milik Sekte Bulan Sabit! Aku tidak peduli siapa kau, aku tidak akan menyerahkannya!”
Namun, sebelum dia sempat melancarkan serangan, Long Tian sudah berada di hadapannya. Dengan satu gerakan sederhana, dia menepuk bahu pemuda itu, membuat tubuhnya lumpuh seketika. Batu giok itu terlepas dari tangannya, melayang di udara.
Long Tian menangkapnya dengan tenang, mengamati batu giok itu sejenak sebelum memasukkannya ke dalam cincin ruangnya.
“Aku sudah cukup bersenang-senang. Terima kasih atas hadiah ini,” katanya ringan sebelum melesat ke udara, meninggalkan para pendekar yang masih terpana dengan kekuatan dan kecepatannya. Sosok Long Tian menghilang di balik kabut Lembah Kegelapan, membawa batu giok yang menjadi rebutan itu.
...
Setelah meninggalkan medan pertempuran di Lembah Kegelapan, Long Tian melayang di udara, mencari tempat yang cukup aman untuk melakukan kultivasi. Tatapannya menyapu lanskap lembah, hingga dia melihat sebuah bukit kosong yang terletak di pinggir lembah, jauh dari keramaian. Bukit itu dikelilingi pepohonan lebat, namun puncaknya bersih dan lapang, memberikan suasana yang tenang dan aman.
Dia mendarat perlahan di puncak bukit, memastikan bahwa tidak ada bahaya di sekitarnya. Angin lembut berhembus, membawa aroma tanah yang basah dan dedaunan hijau. Long Tian menghela napas pelan, lalu mengeluarkan batu giok bercahaya biru dari cincin ruangnya. Batu itu bersinar redup di bawah sinar bulan, memancarkan energi Qi spiritual yang terasa kuat untuk ukuran Alam Bawah.
“Batu ini…” Long Tian memandangi batu giok itu dengan saksama. Cahaya birunya terlihat menenangkan, tapi baginya, energi yang terkandung di dalamnya masih terasa kecil, jauh dari cukup untuk benar-benar memulihkan dirinya.
Dia segera duduk bersila di tengah bukit, memegang batu giok itu dengan kedua tangannya. Napasnya menjadi tenang, pikirannya terfokus, dan dia masuk ke dalam posisi meditasi. Perlahan, teknik Seni Raja Langit, teknik kultivasi tingkat tertinggi yang dia kembangkan sendiri di Alam Dewa, mulai diaktifkan.
Qi spiritual dari batu giok itu mulai diserap oleh tubuhnya, mengalir ke setiap meridian seperti aliran sungai yang jernih. Teknik Seni Raja Langit bekerja dengan sempurna, memaksimalkan setiap tetes energi yang dapat diserap dari batu giok itu. Namun, saat proses itu berlangsung, Long Tian segera menyadari sebuah fakta yang menggelitik di pikirannya.
“Qi ini… begitu sedikit.”
Matanya tetap terpejam, namun ekspresi wajahnya menunjukkan sedikit kekecewaan. Batu giok itu, yang menjadi rebutan di antara murid-murid inti dari tiga sekte besar, ternyata hanya mampu memberikan sedikit Qi baginya.
“Alam Bawah… sumber daya di sini terlalu kecil. Bahkan dengan teknik seefisien Seni Raja Langit, aku hanya bisa memulihkan sebagian kecil Qi dan energi jiwaku.”
Long Tian terus berkultivasi hingga sinar bulan semakin redup, dan malam berganti ke fajar. Energi dari batu giok itu perlahan habis, meninggalkan batu yang kini tidak bercahaya lagi. Dia membuka matanya, menghela napas panjang.
Meskipun sedikit Qi dan energi jiwanya telah pulih, perbedaan besar antara Alam Bawah dan Alam Dewa membuatnya harus berpikir keras untuk mencari sumber daya yang lebih besar. Bagi seorang pendekar yang terbiasa dengan lautan Qi di Alam Dewa, Alam Bawah seperti oase kecil di tengah gurun.
Dia berdiri, menatap batu giok yang kini tak berguna lagi di tangannya sebelum membuangnya.
“Aku harus mencari cara lain. Jika terus seperti ini, akan membutuhkan waktu sangat lama untuk memulihkan kekuatanku.”
Dengan tubuh yang sedikit lebih bugar, Long Tian memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
🤭🤭🤭🤭