NovelToon NovelToon
Janji Dibawah Langit

Janji Dibawah Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: vin97

Alexa tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam satu malam. Tanpa pilihan, ia harus menikah dengan Angkasa-pria yang nyaris asing baginya. Bukan karena permintaan keluarga, bukan pula karena cinta, tetapi karena sebuah alasan yang tak bisa dijelaskan.

Alexa terjebak dalam kehidupan yang tak pernah ia inginkan, tapi semakin ia mencoba memahami pria itu, semakin banyak hal yang tak masuk akal dalam pernikahan mereka.

Di balik sorot mata tajam Angkasa, ada sesuatu yang tersembunyi. Sebuah kebenaran yang perlahan mulai terungkap. Saat Alexa mulai menerima takdirnya, ia menyadari bahwa pernikahan ini bukan sekadar ikatan biasa-ada janji yang harus ditepati, ada masa lalu yang belum selesai.

Namun, ketika semuanya mulai masuk akal, datanglah pilihan: bertahan dalam pernikahan yang penuh teka-teki atau melepaskan segalanya dan menghadapi konsekuensinya.

Di bawah langit yang sama, akankah hati mereka menemukan jalan untuk saling memahami? Atau pernikahan ini hanya menjadi awal da

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vin97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1 - Membawa Beban dalam Kata

Disebuah club malam, suara berdetum keras dari speaker yang begitu banyak diruangan remang-remang itu, semua tampak terlihat baik-baik saja sampai dimana seorang wanita menabrak orang lain yang ada disana.

"Kau punya mata tidak ?" Marahnya

"Kau yang salah ! Sudah tau ada orang disini, kenapa kau malah menabrakku" Gadis itu tak mau kalah.

Gadis lainnya melihat dirinya dari ujung kepala sampai kaki.

"Seorang sampah sepertimu bagaimana bisa masuk ke club ini ? Kau menjual tubuhmu ?" Ejeknya.

Dengan kesal ia mendorong wanita itu, dan menamparnya.

"Mudah sekali mulutmu berbicara !"

Wanita yang tersungkur itu tak mau kalah, ia menjambak rambutnya menarik hingga pertikaian itu muncul dan membuat riuh club malam itu.

---

Sementara ditempat lain, wanita yang tampak terlihat tenang itu sedang mencuci piring. Tampaknya ponsel yang ia letakkan di sisi meja lain bergetar.

Fokusnya pun menjadi terpecah hingga ia kemudian berjalan kearah dimana ponsel itu diletakkan.

Ia menatap panggilan dari nomor baru dilayar itu.

Meski terlihat ragu, Wanita itu kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo ?"

"Hallo ? Apa benar ini saudari Alexa ?" Suara berat itu terdengar dari ujung telepon.

"Ya.. maaf ini siapa ?" Alexa tampak ragu.

"Saya mendapatkan nomor anda dari saudari Nabila ? Anda kenal dengan yang bersangkutan ?" Tanyanya.

Alexa terkejut.

Matanya tampak membesar lalu dengan suara bergetar ia menjawab.

"Iya. Dia kakakku.. ada apa dengannya ?" Tanyanya.

"Saat ini dia dengan lainnya berada dikantor polisi"

"Dia terlihat pertengkaran dengan pengunjung lain di club malam"

Alexa semakin terkejut, ia tampak panik.

"Apa ?"

"Apa saudaraku baik-baik saja ?" Tanyanya.

"Ya.. dia baik-baik saja, tapi tidak dengan lainnya"

"Bisakah anda kekantor polisi ?" Tanyanya.

"Iya, bisa.."

"Saya akan kesana" ucap Alexa.

Ia kemudian bergegas menuju kantor polisi, ia berharap saudaranya akan baik-baik saja.

Sesampainya ia bisa melihat saudaranya hanya mengalami goresan kecil dengan rambut yang tampak berantakan.

"Malam pak" sama Alexa ketika ia berhadapan dengan polisi yang menangani kasus ini.

"Anda nona Alexa ?" tanyanya

"Iya benar pak"

"Saudara anda baik-baik saja, tapi tidak dengan korban" ucapnya

"Korban ? Bagaimana anda bisa bilang dirinya korban hanya karena ia mengalami luka lebih parah dari saya ?" Tanya wanita yang bernama Nabila itu.

"Kak..sudah" Alexa mencoba menenangkan Nabila yang terlihat emosi.

"Dia berada disana" ucap polisi.

"Dia tidak mau berakhir damai kecuali saudara anda meminta maaf padanya."

"Kak, lakukan saja.. minta maaf pada korban" ucap Alexa.

"Minta maaf ? Dia yang harus minta maaf padaku."

"Aku memang memukulnya lebih dulu, karena ia tidak bisa menjaga lisannya" ucap Nabila.

"Bagaimanapun anda memulainnya, saksi juga mengatakan bahwa anda memukulnya lebih dulu" ucap polisi.

"Jika anda tidak mau minta maaf, korban akan melanjutkan kasus ini" sambungnya.

"Lanjutkan saja. Sepertinya dipenjara lebih baik, aku tidak perlu menghabiskan banyak uang" ucap Nabila.

Alexa tampak terkejut melihat Nabila begitu tenang seolah tak peduli ia akan dipenjara.

"Bisa saya temui korban ? Saya yang akan meminta maaf padanya" ucap Alexa

"Alexa ! Apa-apaan kau ? Kau mau menjatuhkan martabat kita ? Sudah ku bilang,aku tidak salah" Nabila tampak marah mendengar Alexa akan meminta maaf pada orang yang sudah ia pukul itu.

"Kak.. minta maaf tidak akan menjatuhkan martabat kita."

"Jika kakak tidak mau, aku akan melakukannya" ucap Alexa

Alexa kemudian meminta polisi untuk mempertemukan dirinya pada korban.

Mereka kemudian berjalan keruangan lain dan mempertemukan keduanya.

Alexa tampak terkejut ketika melihat wanita itu seperti yang dikatakan polisi.

Lukanya tampak lebih parah dari saudaranya.

"Malam kak.."

"Saya saudara dari Nabila yang sudah memukul kakak"

"Saya minta maaf atas kelakuan saudara saya" ucapnya.

Gadis itu menoleh, ia menatap Alexa dari ujung kaki hingga ujung rambutnya.

"Aku tidak butuh permintaan maafmu,  saudaramu tidak punya mulut ?"

"Dia yang sudah memukul saya, dia yang harusnya meminta maaf" ucapnya.

"Kenapa ? Kakakmu tidak mau ? Kalau tidak mau.. yasudah.. aku bisa melanjutkan kasus ini dan membiarkan dirinya dipenjara"

"Kak.. tolong, jangan lakukan itu. Dia saudara saya satu-satunya." Ucap Alexa memohon.

Namun gadis itu tampak menolak permintaan Alexa dengan mengabaikannya.

"Hei !! Kau " Nabila masuk dengan kasar ia memanggil wanita itu.

"Penjarakan saja saya. Saya tidak masalah"

"Dipenjara itu lebih asik. Aku tidak perlu keluar uang untuk makan, aku hanya perlu tidur dan beristirahat" ucap Nabila.

Melihat Nabila tampak tak takut itu Alexa mencoba menahan Nabila untuk tak berbicara apapun.

"Kak.."

"Sudah ku bilang kau tidak perlu ikut campur."

"Orang-orang seperti dia hanya mau menakuti kita" ucap nabila.

"kau pikir aku hanya main-main ?" wanita itu tampak kesal yang kemudian bangkit dari kursinya.

"lalu ?" nabila mencoba menantang. yang kemudian para polisi yang bertugas  mencoba menahan mereka.

"sudah !! jangan buat keributan ditempat ini"

"baiklah. kau mau minta maaf kan ?"

"aku akan melupakan kejadian ini asal kau melakukan apa yang aku minta" ucap wanita itu.

"berlututlah, dan aku akan mencabut tuntutan ini" ucapnya

"b..berlutut?" alexa tampak ragu 

"iya ?" ucapnya menantang.

Alexa tampak tak bergeming, nabila sendiri tampak diam seolah acuh dengan pilihan alexa.

Alexa tak ingin memperpanjang masalah ini, yang akhirnya ia berlutut perlahan, menurunkan egonya walau dirinya sendiri pun tampak berat 

Wanita itu tampak senang, karena melihat alexa yang berlutut tepat dihadapannya.

Sementara Nabila hanya diam, seolah tak ingin sekalipun menatap adiknya yang berlutut demi dirinya itu.

--

Setelah menyelesaikan kasus ini secara damai, Alexa dan Nabila keluar dari kantor polisi.

"kak.. tolong lain kali untuk menahan emosi kakak" ucap alexa

"sudahku bilang, aku tidak salah. wanita itu yang memulai dulu"

"kau saja yang bodoh mau berlutut didepannya" kesal Nabila.

"kak.. aku hanya punya kakak sama ibu."

"bagaimana mungkin aku  membiarkan kakak dipenjara ?"

"bagaimana nanti jika ibu tau? dia pasti akan kepikiran dan sangat sedih" ucap Alexa

Nabila tak merespon kemudian ia melangkahkan kakinya meninggalkan kantor polisi.

"kakak mau kemana ? sini.. aku obatin dulu luka kakak" alexa mencoba mengejar nabila namun nabila menepis tangan alexa hingga dirinya hampir tersungkur.

"pulang saja kamu " ucapnya

"kakak gak pulang lagi ?" tanyanya Alexa

Namun nabila tak peduli dan memilih meninggalkan Alexa yang tampak bingung harus melakukan apalagi untuk membuat Nabila tidak menjadi keras kepala.

Alexa menatap punggung kakaknya yang perlahan menjauh. Hatinya terasa berat, seolah ada beban yang menekan dadanya. Ia tahu, kakaknya bukanlah orang jahat. Kakaknya adalah sosok yang paling ia kagumi—paling baik dan paling tulus mencintainya.

Namun, semuanya berubah sejak ayah meninggalkan mereka. Ayah pergi begitu saja, meninggalkan ibu, Alexa, dan kakaknya dalam kehancuran pernikahan orang tuanya yang menghancurkan kehidupan mereka.

Kakaknya, yang sebelumnya penuh semangat dan impian, harus mengorbankan segalanya. Ia mengubur cita-citanya dan meninggalkan bangku sekolah untuk membantu keluarga bertahan hidup. Pilihan itu memaksanya masuk ke dalam kehidupan yang kacau balau, penuh tekanan, dan kehilangan arah.

Alexa tidak pernah berhenti berharap, suatu saat, ia bisa membawa senyum itu kembali ke wajah kakaknya—senyum yang dulu selalu menjadi penguatnya

Ketika mengingat kejadian itu, tanpa sadar alexa hampir meneteskan airmatanya dan ia segera mengusap air matanya dan kemudian berjalan menuju rumahnya.

--

Keesokan harinya, Alexa bangun dan melihat ibunya sudah menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi Bu" sapa Alexa.

"Selamat pagi nak, ayo sarapan dulu. Ibu sudah siapin sarapan" ucap ibu.

Alexa tampak senang, ia semangat ketika ibu sudah menyiapkan makanan untuknya.

"Terima kasih ya Bu" ucap Alexa tak lupa berterima kasih pada ibunya.

"Sama-sama"

"Nak, kakakmu gak pulang lagi ya ?" Tanya ibu.

Alexa tertegun, entah alasan apalagi yang harus ia berikan pada ibunya agar ia tak cemas.

Namun tak selang berapa lama pintu rumah terbuka, Nabila masuk tanpa mengucapkan salam.

"Ya Tuhan.. ada apa dengan wajahmu nak ?" Ibu bangkit dan begitu terkejut melihat wajah Nabila.

To be continued...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!