Finn kembali untuk membalaskan dendam kematian kedua orang tuanya. Dengan bantuan ayah angkatnya, Finn meminta dijodohkan dengan putri dari pembunuh kedua orang tuanya, yaitu Selena.
Ditengah rencana perjodohan, seorang gadis bernama Giselle muncul dan mulai mengganggu hidup Finn.
"Jika aku boleh memilih, aku tidak ingin terlahir menjadi keturunan keluarga Milano. Aku ingin melihat dunia luar, Finn... Merasakan hidup layaknya manusia pada umumnya," ~ Giselle.
"Aku akan membawamu keluar dan melihat dunia. Jika aku memintamu untuk menikah denganku, apa kamu mau?" ~ Finn.
Cinta yang mulai tumbuh diantara keduanya akankah mampu meluluhkan dendam yang sudah mendarah daging?
100% fiksi, bagi yang tidak suka boleh langsung skip tanpa meninggalkan rating atau komentar jelek. Selamat membaca dan salam dunia perhaluan, Terimakasih 🙏 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 : TDCDD
Begitu turun dari dalam taksi, Giselle langsung buru-buru masuk ke dalam restaurant. Giselle memakai kacamata berwarna coklat untuk menutupi wajahnya supaya tidak dikenali oleh anggota keluarganya disana. Namun langkahnya terhenti saat dia menabrak punggung seseorang yang tengah berdiri di sana.
"Aduh...!" Giselle mengaduh sambil membenarkan kacamatanya yang hampir saja lepas dari wajahnya.
Giselle hendak melayangkan protes, namun dia urungkan niatnya saat melihat pria itu membalikkan tubuhnya dan menatap dingin padanya. Tentu saja Giselle masih ingat jika itu pria yang menolongnya semalam. Giselle menaikkan kacamatanya ke atas kepala untuk memastikan lagi penglihatannya.
"Kamu yang semalam menolongku kan? Kamu masih mengenalku tidak? Semalam aku naik ke dalam mobilmu dan kamu menurunkan aku dijalan," Giselle begitu bersemangat bercerita, sementara Finn tidak menanggapinya sama sekali.
"Oya, sepatuku sepertinya tertinggal di mobilmu, apa kamu menyimpannya untukku?" tanya Giselle lagi. "Eh tidak, tidak... Kamu tidak perlu mengembalikannya, itu untuk kamu saja. Kamu bisa menyimpan dan memakaikannya bila perlu," Giselle terkekeh pelan, namun pria dihadapannya masih nampak acuh dan memilih tidak menanggapi candaan Giselle.
Giselle menatap ke sekelilingnya, pandangnya jatuh pada empat orang yang tengah duduk di meja paling ujung didalam restaurant tersebut. Buru-buru Giselle memakai kacamatanya lagi dengan benar, memegangi kedua lengan Finn dan menyembunyikan wajahnya didepan dada pria itu.
"Apa yang kamu lakukan!" Finn memprotes.
"Shhh..." Giselle memiringkan kepalanya ke samping untuk mengintip kearah dimana keluarganya sedang duduk bersama Tuan Mark. Finn memperhatikan wajah gadis itu dari dekat.
"Itu pasti Tuan Mark Edison," Giselle menatap penuh kagum pada sosok pria yang usianya seumuran dengan papanya. Tuan Mark masih nampak tampan dan gagah meski usianya tak lagi muda.
"Tapi dimana Finn Edison? Kenapa dia belum datang? Apa dia ingin menolak perjodohan ini?" Giselle begitu asyik bermonolog dalam hati, sampai-sampai dia melupakan pria yang mulai tidak nyaman karena jarak mereka yang sangat dekat sekali, tubuh mereka bahkan hampir menempel.
"Kamu..."
"Lain kali saja ngobrolnya," Giselle langsung memotong ucapan Finn. "Aku masih ada urusan penting. Aku pergi dulu ya?" Giselle melambaikan tangannya, lalu berlalu dari hadapan Finn.
Finn menghela nafas panjang, sosok Giselle masuk ke dalam sebuah lorong kecil dan sudah tidak terlihat lagi, sepertinya gadis itu pergi ke toilet. Finn memutar kembali tubuhnya dan menghampiri meja dimana Tuan Mark sedang duduk bersama Tuan Andreas, Sonia dan juga Selena.
"Oh Finn, kamu sudah datang." sapa Tuan Mark. "Perkenalkan, dia ini adalah Tuan Andreas Milano, ini istrinya dan itu putrinya yang bernama Selena."
Selena begitu terkesima melihat ketampanan Finn, matanya sampai tidak berkedip. Dengan malu-malu Selena menyambut uluran tangan Finn yang ingin menyalaminya, sebelumnya Finn sudah menyalami kedua orang tua Selena lebih dulu.
Finn duduk samping Selena. Jantung Selena berdegup lebih kencang dari sebelumnya, dia seperti hampir kehilangan nafas. Selena menundukkan sedikit wajahnya untuk menutupi pipinya yang mungkin sudah sangat merona.
"Bagaimana Finn, apa kamu menyukai Selena? Dia sangat cantik bukan?" puji Tuan Mark, Finn hanya tersenyum tipis dan mengangguk kecil.
"Baiklah, kalau begitu ayo kita makan dulu. Nanti kita lanjutkan lagi ngobrol-ngobrolnya," sambung Tuan Mark.
Sementara itu, Giselle tengah merapikan dandanannya didalam toilet. Saat ini dia tengah berdiri di depan cermin dan sedang memoles kembali wajahnya dengan bedak tipis-tipis. Untung saja Finn belum datang sehingga Giselle memiliki waktu untuk merapikan penampilannya. Giselle ingin terlihat cantik didepan Finn supaya pria itu jatuh cinta padanya.
Sebenarnya Giselle sangat tidak berbakat untuk menaklukkan hati seorang pria, apalagi sampai membuatnya jatuh cinta. Giselle belum pernah dekat apalagi mengenal laki-laki manapun kecuali para bodyguard yang selalu menjaganya.
Selesai dengan riasannya, Giselle memakai kacamatanya kembali dan berjalan keluar dari toilet. Giselle sengaja duduk di meja yang jaraknya agak sedikit jauhan dari keluarganya, jika Sonia atau papanya melihatnya ada disana, maka tamatlah riwayatnya.
Giselle sengaja tidak memesan makanan meskipun perutnya sangat lapar, dia hanya memesan minuman dingin saja. Didepan sana, Finn duduk memunggunginya, sehingga Giselle tidak bisa melihat seperti apa wajah lelaki itu dengan jelas.
Hampir satu jam Giselle duduk disana, bahkan dia sudah menghabiskan dua gelas minuman dingin, perutnya rasanya sangat kembung sekali. Sementara Tuan Mark dan Tuan Andreas masih asyik mengobrol setelah menyelesaikan makan malam mereka. Mereka tengah membicarakan rencana pertunangan Finn dan Selena.
"Finn, kamu antar Selena pulang ya?" titah Tuan Mark, dia sengaja ingin membuat Finn lebih dekat lagi dengan Selena.
"Baik, Yah." Finn bergegas bangun, lalu dia menarikkan kursi Selena kebelakang.
"Kalau begitu kami permisi pulang dulu," pamit Finn.
Selena mencium pipi mama dan papanya lebih dulu sebelum pergi. Dimejanya, Giselle sudah tidak sabar untuk melihat wajah Finn. Matanya melebar sempurna saat Finn dan Selena membalikkan tubuhnya, mereka berjalan saling beriringan meninggalkan ruangan tersebut.
"Jadi, dia..." Giselle memalingkan wajahnya ke samping saat Finn menoleh ke arahnya, jantungnya didalam sana langsung berdisko ria. Rasa gugup, takut, panik bercampur jadi satu, jangan sampai Selena juga ikut menoleh.
Giselle memegangi dadanya, rasanya dia masih tidak percaya jika pria yang dia temui sejak semalam ternyata adalah Finn Edison. Tau begini, sudah dari semalam dia mendekati Finn supaya bisa saling mengenal lebih jauh.
Giselle mengeluarkan kertas dan pulpen dari dalam tas selempangnya, dia mulai menuliskan sesuatu disana. Pengorbanannya untuk sampai disana sangatlah besar, dia tidak ingin kehilangan Finn begitu saja. Finn satu-satunya orang yang bisa dia manfaatkan untuk saat ini.
Seorang petugas valet membawakan mobil Finn sampai ke depan restaurant. Finn membukakan pintu mobil untuk Selena.
"Silahkan..." ucap Finn. Selena tersenyum dan masuk ke dalam mobil Finn.
Finn menutup pintu mobil, dia menoleh ke arah pintu utama dan melihat gadis yang tadi menabraknya keluar dari sana. Gadis itu berjalan kearahnya dengan wajah menunduk sambil satu tangannya memegangi kacamata yang dipakainya. Finn sedikit terkesiap saat gadis itu menyelipkan sesuatu ditangannya, lalu buru-buru pergi tanpa menoleh kembali ke belakang.
Sementara dari dalam mobil, Selena menatap sosok wanita yang sedang berjalan memunggunginya, sosok itu seperti familiar dimatanya. Namun Selena tidak menaruh curiga sama sekali jika wanita yang sedang berjalan pergi meninggalkan halaman restaurant itu adalah Giselle.
Giselle sudah semakin jauh, bahkan bayangannya juga sudah tidak terlihat. Finn menatap kertas kecil yang ada ditangannya. Karena penasaran, Finn membuka kertas itu dan membaca isinya.
( Aku berubah pikiran. Aku ingin mengambil kembali sepatuku yang tertinggal di mobil kamu semalam. Diujung jalan sana ada halte, setelah mengantarkan pacarmu, cepat temui aku! )
...✨✨✨...