di kota pemalang, tepatnya jalan sudirman terdapat sebuah toko boneka yang terlihat sangat biasa. pemiliknya seorang pemuda bernama sugi, semua orang menaruh hormat kepadanya, karena kesaktianya tiada tanding, segala macam ilmu hitam tidak berpengaruh padanya, ucapanya seperti mantra itu sendiri, segala jenis pusaka tidak berani menunjukan kadigdayaanya di depan sugi. para orang orang sakti yang menunjukan kesaktianya hanya di anggap orang gila di matanya. namun sugi sendiri tidak menyadari bahwa dia adalah orang sakti.
"kenapa kalian berlutut padaku...?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
wanita berkaki busuk
Karena gondoruwo itu tidak kembali kembali, dayat berfikir bahwa gondoruwo itu sudah membunuh sugi, tanpa memberi tahunya bagaimana mungkin seorang manusia kecil, mampu membunuh gondoruwo besar yang bahkan badanya hampir sebesar bukit.
Tidak berfikir lama dayat langsung berjalan ke arah rumah sugi, guna mengecek keadaan sugi dengan kedua bola matanya sendiri.
Srek...!!! Srek...!!! Bunyi daun daun kering yang di pijak, maklum saja desa pener adalah desa yang masih banyak hutan di sekitarnya, bahkan di desa pener masih ada ayam hutan yang berkeliaran.
Dayat kemudian mengendap endap ke rumah sugi. Dayat yang melihat pintu rumah sugi terbuka lebar langsung mendekat.
Dayat mencoba melirik ke dalam rumah sugi, mencoba mencari keberadaan sugi tetapi sama sekali tidak ada orang di rumah sugi. Dayat langsung berfikir bahwa mayat sugi sudah di makan oleh gondoruwo raksasa itu.
"Hahahaha, mampus kau sugi..!! Makanya ga usah sok jadi orang...!!" Gumam dayat.
"Mumpung ga ada orang, gw sikat aja semua barang barang yang berharga di dalam.."
Dayat celingak celinguk setelah merasa sepi, dayat kemudian masuk ke dalam rumah sugi, mata dayat langsung berbinar, ketika melihat ponsel sugi tergeletak begitu saja di meja.
Dengan cepat dayat mengambil ponsel sugi tidak cukup dengan ponsel sugi dayat berkeliling mencari barang barang yang lebih berharga.
Sementara sugi yang sudah selesai membuang bakai gondoruwo tidak tikus langsung pulang sesampainya di rumah sugi menaruh seroknya di pinggiran rumah.
"Hahahaha aku kaya...!!" Teriak dayat.
Sugi mengerutkan keningnya mendengar teriakan itu berasal dari dalam rumahnya. Sugi juga merasa tidak asing dengan suara itu. Mata sugi langsung membulat sempurna, sugi langsung berfikir ada maling yang masuk ke rumahnya karena dia tidak menutup pintu saat pergi.
"Bajingan tengik..., duit gw...!!!" Ucap sugi langsung berlari masuk ke rumahnya.
Sesampainya di ruang tamu sugi melihat handphonenya sudah tidak ada menggertakan giginya Sugi melirik pintu kamarnya. Mata sugi membelalak melohat dayat yang sedang memeluk uang tabunganya. Dengan wajah memerah sugi langsung berlari dengan sangat cepat melompat kemudian menendang punggung dayat.
Bugh..!!! Tendangan Sugi tepat mengenai punggung dayat tubuh dayat langsung menggulung guling dan berhenti ketika menabrak tembok.
"Mampus...!!!" Ucap sugi. Sugi kemudian berlari kembali ke arah dayat berniat untuk membuat dayat pingsan dengan cara memukulinya.
"Ehhh....!!! Udah pingsan cepet amat, apa ini cuma trik...??" Sugi menatap wajah dayat yang pingsan dengan melut menganga.
"Masa sekali tendang pingsan...?" Gumam sugi.
"Bodo amatlah..., mending iket aja ini Hama masyarakat."
Sugi kemudian mengambil tambang dan mengikat dayat. Setelah di ikat sugi kemudian keluar sebelum keluar sugi mengunci pintu kamarnya, dan tidak lupa mengunci pintu rumahnya.
Tujuan sugi adalah rumah pak rt, sugi ingin menyerahkan masalah dayat pada pak rt.
Tidak lama kemudian sugi sampai di rumah pak rt.
Tok...!! Tok...!! Sugi mengetuk pintu. "Assalamualaikum pak rt..!!"
"Walaikumsalam.." tidak lama kemudian pintu di bukakan oleh pak rt, dan istrinya.
"Eh mas sugi.. kenapa kesini mas apa ada masalah?"
Setelah kejadian di rumah pak kusno, dan bu farida sikap pak ridwan berubah kepada sugi, bukan cuma sikap pak ridwan tetapi sikap semua warga desa pener berubah pada sugi.
"Ada pak ridwan... itu dayat maling di rumah saya pak..."
"Hah..!! Serius mas... terus dayatnya kabur apa lagi di amuk masa..."
"Ga pak, dayat lagi saya iket di rumah pak, tadi saya hajar dia sampai pingsan."
"Ya sudah ayo kesana.." ucap pak ridwan kemudian berlari di ikuti oleh sugi, dan istri pak ridwan yang merasa penasaran.
Dalam perjalananya, pak ridwan dan istrinya serta sugi tidak mendapatkan kedala apapun. beberapa warga penasaran, dan ikut mengikuti mereka karena mereka merasa penasaran kenapa pak ridwan, dan istrinya serta, sugi berlari.
Sementara itu adegan berpindah ke kamar sugi, nampak dayat kelopak matanya bergerak gerak, tidak lama kemudian dayat bangun.
"Kenapa... aku bisa pingsan...?" Gumam dayat.
"Sial.., siapa yang mengikatku.."
Dayat baru menyadari tangan dan kakinya di ikat. "Aku tidak boleh terus di sini, bisa Gawat..!!"
Dayat kemudian melompat lompat seperti pocong ke arah pintu, Dayat mencoba mendobrak pintu walaupun susah.
Plekk... terdengar bunyi seperti benda kenyal yang jatuh.
Dayat tidak memperdulikanya, dia masih mencoba mendobrak pintu.
Tidak lama kemudian, bau busuk yang sangat mennyengat tercium di rongga hidung dayat.
"Bau apa ini...!!" Gumam dayat. Dayat menghebus hembuskan nafasnya, agar bau tersebut tidak tercium, tetapi tetap saja bau busuk tersebut sangat bau sehingga dayat masih bisa menciumnya.
Dayat kemudian mencari media bau tersebut, dayat melihat sebuah daging berwarna hitam, tergeletak di bawah lemari daging hitam yang di penuhi dengan belatung belatung.
"Huekkk...!!" Dayat memuntahkan isi perutnya ketika melihat daging busuk itu.
"Hihihi..!!" Tawa cekikian wanita muda terdengar di atas lemari.
Dayat mendongak menatap ke atas lemari. Betapa terkejutnya dayat, jantungnya hampir saja melompat dari tempatnya. ketika melihat seorang wanita berpakaian lusuh dengan wajah pucat, nampak bagian daging kaki wanita tersebut tidak utuh kaki kanan wanita itu busuk, dan terus menerus menyebarkan bau busuk.
"Si... siapa kamu...?" Tanya dayat.
"HIHIHIHIHIHIHI..!!" Wanita tersebut tidak menjawab, malah tertawa sangat nyaring, dengan kaki kanan, dan kirinya yang di ayun ayunkan seperti anak kecil, ketika bermain ayunan.
Dayat semakin takut, melihat hal tersebut. bau psing mulai tercium di selangkanganya, sedangakan wanita tersebut tertawa semakin nyaring, seolah menikmati rasa takut yang di alami dayat.
Brughhh...!! Dayat jatuh terduduk, wajahnya di benamkan ke pahanya agar tidak melihat wanita menyeramkan tersebut.
"HIHIHIHIHIHIHIHIHIHI.....!!!" Tawa tersebut semakin keras. Ingin sekali dayat menutupi telinganya, tetapi apalah daya tangan dayat di ikat.
Saking nyaringnya tawa wanita tersebut, bahkan telinga dayat sampai mengeluarkan darah.
Tiba tiba wanita tersebut berpindah ke depan dayat dengan sangat cepat, bagaikan lampu yang berkedip sangat cepat seperti hendak Konslet.
Wanita tersebut kemudian sedikit bercongkok. Dayat yang Mencium busuknya bau yang di keluarkan Oleh wanita itu mulai merasa kembali mual ingin sekali dia memuntahkan isi perutnya, tetapi ia sudah melakuakanya tadi.
Dengan sangat kasar wanita dengan wajah pucat dan berpakaian hitam lusuh mencengkram rahang dayat dan memaksanya mendongkat melihat wajahnya.
"LIHATTT AKUUU...!!!" Teriaknya.
Hati dayat langsung Bergetar hebat, baru pertama kali ia merasakan ketakutan sehebat itu, bahkan rasa takut ketika bertemu gondoruwo tidak ada apa apanya di banding dengan rasa takutnya sekarang.
"Am... ampun.." ucap dayat terbata bata.
Wajah wanita pucat tersebut malah menyeriangai, menampilakan gigi gigi putihnya.
Tiba tiba wanita pucat tersebut menghilang, menjadi asap hitam.