"Kau yang memulai kan Xander? Maka jangan salahkan aku jika aku lebih gila darimu!" tekad seorang wanita bernama Arabelle Weister.
Bagaimana tidak karena sang suami tercinta ternyata sudah berselingkuh di belakangnya. Diapun menyewa seorang pria untuk membalaskan dendamnya, tetapi siapa sangka ternyata pria itu membawanya pada sebuah kebenaran dan cinta yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
Arabelle kembali ke salah satu rumah minimalis yang selama satu bulan terakhir ini ditinggalinya. Tempat itu tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk Arabelle yang hanya ditemani oleh satu orang pelayan saja.
Awalnya Arabelle menolak, karena dari awal tujuannya pergi dari Italia yaitu untuk menyendiri. Tetapi Sean berhasil membujuknya, pria itu khawatir Arabelle kenapa-napa jika dibiarkan begitu saja.
"Nona, apa yang terjadi?"
"Ban mobilku bocor, Bibi." terang Arabelle.
"Tapi, Nona tidak apa-apa kan?"
Arabelle tersenyum, selain penurut pelayannya ini memang sangat perhatian. Wanita paru baya itu selalu bersikap layaknya seorang ibu kepada anaknya, "Aku baik-baik saja."
"Syukurlah. Kalau begitu Bibi akan menyiapkan bathup."
Sambil menunggu, Arabelle membuka aksesoris yang masih melekat ditubuhnya. Wanita itu mematut diri di depan cermin memperhatikan perutnya sudah mulai sedikit menyembul.
"Ini lucu sekali!" gumamnya dengan bahagia.
...---...
Ellard dibuat jengah dengan permintaan Arion yang semakin menjadi-jadi. Sesuai dengan hasil pertemuan antar keluarga kemarin, hari pertunangan akan dilaksanakan satu minggu lagi.
Sampai hari itu tiba, Ellard akan terus dikawal oleh para bodyguard. Arion harus mencegah Ellard yang mungkin saja akan melarikan diri. Terdengar begitu berlebihan. Dan sepertinya Arion tidak tahu langkahnya ini sudah benar atau tidak.
Sebagai seorang pria tentu saja Ellard merasa tidak nyaman. Tidak ada kekuasaan yang berarti. Itulah kenapa dia tidak bisa berkutik. Tetapi jika saatnya sudah tiba maka Ellard tidak akan diam saja, ini hanya masalah waktu.
"El, tolong jemput Jasmine!"
"El, ajak Jasmine untuk makan malam!"
"El, jangan lupa hubungi Jasmine!"
Segala macam cara dilakukan Arion supaya putranya cepat dekat dan jatuh cinta pada wanita bernama Jasmine itu, tetapi nyatanya nihil. Ellard tidak pernah merasakan ketertarikan sedikitpun. Jikapun bertemu, Ellard akan memasang wajah dingin dan ketus.
"Papa memberiku dua tiket perjalanan menuju ke Paris, dia bilang itu sebagai kado pertunangan kita. Jadi kita bisa kesana setelah acara berlangsung." Jasmine terus mengajak pria itu mengobrol meskipun hanya mendapat jawaban yang sangat singkat.
"Tidak bisa, aku sibuk. Perusahaan membutuhkan aku."
Jasmine tersenyum, akhirnya Ellard berbicara sedikit panjang.
"Tapi Papa bilang dia sudah memberitahu Uncle Ar tentang ini, jadi tidak masalah jika kau pergi."
Ya, Ellard lupa jika ayahnya yang menyebalkan itu adalah dalang dari semua ini, "Terserah!"
Senyum yang semula terbit kembali tenggelam, ternyata memang susah meluluhkan hati seorang Ellard. Padahal jika dilihat dari segi manapun Jasmine adalah wanita yang sempurna. Dia baik, cantik, pintar, anggun dan berkelas, lalu kenapa Ellard menolaknya?
"Sebentar lagi malam, sebaiknya kita pulang!" ajak Ellard yang langsung berdiri begitu saja.
"Aku harus membeli beberapa barang, kau bisa menemaniku kan?"
"Cepatlah!"
Ellard tak ingin berjalan beriringan, pria itu berjalan satu langkah di belakang Jasmine. Malah seperti seorang pengawal dengan Nonanya. Tidak masalah, daripada mereka dianggap pasangan.
Saat Ellard menunggu, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Layar datar itu menampilkan sebuah kontak bernama Gerald. Tanpa pikir panjang Ellard langsung memencet tombol hijau.
"Bagaimana?"
📞 : Astaga, kau tidak sabaran sekali ya.
"Untuk sekarang jangan menggodaku, Ge. Aku sudah menunggu kabarmu sejak beberapa hari yang lalu."
📞 : Baru juga tiga hari.
"Ck, jangan berbasa-basi. Cepat katakan!"
📞 : Aku hanya mendapat sedikit informasi.
"Katakan!" kesal Ellard tidak sabaran
📞 : Mereka sudah resmi bercerai. Mantan suaminya saat ini mendekam di penjara karena terjerat kasus penganiayaan dan percobaan pembunuhan.
Detak jantung Ellard mulai tidak terkendali, rasa khawatir menyelimutinya, "Apa korbannya.."
📞 : Bukan! Korbannya adalah selingkuhannya sendiri.
Ellard kembali bernafas dengan lega, "Lalu bagaimana dengan kabar.."
📞 : Aku tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang wanita itu.
Suara Gerald terdengar menyesal, bukan menyesal karena tidak bisa membantu Ellard. Tapi menyesal karena sudah pasti dia tidak akan mendapatkan imbalan yang dijanjikan Ellard hari itu.