NovelToon NovelToon
Aku Cinta Kamu, Dia, Dan Mereka

Aku Cinta Kamu, Dia, Dan Mereka

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi
Popularitas:329
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Ibadurahman

Di sebuah sekolah yang lebih mirip medan pertarungan daripada tempat belajar, Nana Aoi—putri dari seorang ketua Yakuza—harus menghadapi kenyataan pahit. Cintanya kepada Yuki Kaze, seorang pria yang telah mengisi hatinya, berubah menjadi rasa sakit saat ingatan Yuki menghilang.

Demi mempertahankan Yuki di sisinya, Ayaka Ito, seorang gadis yang juga mencintainya, mengambil kesempatan atas amnesia Yuki. Ayaka bukan hanya sekadar rival cinta bagi Nana, tapi juga seseorang yang mendapat tugas dari ayah Nana sendiri untuk melindunginya. Dengan posisi yang sulit, Ayaka menikmati setiap momen bersama Yuki, sementara Nana harus menanggung luka di hatinya.

Di sisi lain, Yuna dan Yui tetap setia menemani Nana, memberikan dukungan di tengah keterpurukannya. Namun, keadaan semakin memburuk ketika Nana harus menghadapi duel brutal melawan Kexin Yue, pemimpin kelas dua. Kekalahan Nana dari Kexin membuatnya terluka parah, dan ia pun harus dirawat di rumah sakit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ibadurahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13.

Lapangan belakang SMA Kageyama kini menjadi medan perang.Dua kelompok berdiri saling berhadapan. Tatapan tajam, napas memburu, kepalan tangan sudah siap menghantam.

“MAJU!”

Perintah dari kedua kubu berkumandang bersamaan. Dalam hitungan detik, DENTUMAN KAKI BERLARI. Teriakan perang memenuhi udara. Pertarungan dimulai.

Yuki berdiri di tengah kekacauan. Ini pertama kalinya ia melihat Nana bertarung secara langsung. Dan yuki sangat kagum melihat Nana. Nana bergerak dengan gesit, menghindari setiap serangan dengan refleks tajam. Begitu lawan mendekat,

BUG!

Pukulan Nana menghantam wajah salah satu siswa. Lawan itu langsung terhuyung ke belakang, jatuh tersungkur. Nana tidak berhenti. Dia menerjang ke depan, melayangkan tendangan ke perut lawan lain. Satu lagi tumbang. Satu lagi jatuh. Dan satu lagi,

“Gila..” gumam Yuki, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Namun sebelum dia bisa menikmati pertarungan lebih lama,

BUG!

Sebuah pukulan keras menghantam punggungnya dari belakang. Yuki tersungkur. “Sial” desisnya. Naoki yang tidak jauh darinya langsung menarik tangannya, membantu Yuki bangkit. “Jangan lengah, bodoh!” bentak Naoki.

Yuki tertawa kecil meskipun punggungnya masih terasa nyeri. “Baiklah,, gue gak mau kalah sama cewek gue.”

Dari sisi lain lapangan, Keisuke yang masih sibuk menghajar lawan mendengar perkataan Yuki dan mendengus. “Jangan banyak bacot, anjir!, cepat lawan mereka” bentaknya, sebelum kembali meninju wajah musuh di depannya.

Yuki menyeringai. Dia mengayunkan tinjunya. Dalam sekali pukulan,

BUG!

Lawan langsung tumbang. Lagi. Dan lagi. Setiap pukulan selalu telak.

Dan Naoki baru menyadari sesuatu. Dia menyikut Keisuke yang ada di sebelahnya. “Kei, lihat si bodoh itu.”

Keisuke menoleh. Dia memandang Yuki yang terus melangkah maju, menumbangkan musuh satu per satu hanya dengan satu pukulan. Wajahnya serius. Matanya penuh fokus. Dan,Tangan yang dia gunakan. “Lu sadar gak? Si bodoh itu pake tangan kiri.” bisik Naoki.

Keisuke membelalak. “Jadi dia kidal?!”

Namun mereka tidak punya waktu untuk berpikir lebih jauh.Pertarungan semakin sengit. Satu per satu siswa dari kedua kubu mulai tumbang. Nafas mulai berat, tubuh penuh luka, tapi tidak ada yang mundur.

Di sisi lain lapangan, tiga pemimpin lawan masih berdiri tegap. Kazuya, Yui Nakahara, dan Kai Takashi hanya menyaksikan pertarungan sejauh ini. Namun saat melihat pasukan mereka mulai berjatuhan, Mereka akhirnya turun.

Kai Takashi melangkah santai, postur tubuhnya yang besar terlihat mendominasi.

Yui Nakahara memutar lehernya, suara ‘krek’ terdengar jelas.

Kazuya menyeringai licik, matanya tertuju pada Yuna. "Saatnya kita bereskan ini." kata Kazuya.

BUUGH!

Kai Takashi mendaratkan pukulan brutal ke wajah Naoki. Naoki terpental, jatuh terhuyung ke tanah.

"Naoki!" Teriak Keisuke. Melihat Naoki tumbang, ia sedikit lengah,

BUMP!

Keisuke baru hendak bergerak, namun pukulan keras dari Yui menghantam rahangnya. Keisuke juga terjatuh. Dengan turunnya para pemimpin lawan, pasukan Nana dan Yuki mulai tumbang satu per satu. Kini yang tersisa di pihak mereka hanya Nana, Yuki, dan Yuna.

Pertarungan berhenti sejenak, Mereka saling berhadapan. Di sisi kiri, Yuna berhadapan dengan Kazuya. Di tengah, Nana berhadapan dengan Yui Nakahara. Dan di kanan, Yuki berhadapan dengan Kai Takashi.

Dari belakang para pemimpin lawan, masih ada banyak siswa yang berdiri. Sedangkan di pihak Nana, Hanya mereka bertiga yang tersisa.

Kazuya menyeringai. "Yakin masih mau lanjut?" teriaknya.

Nana, Yuki, dan Yuna saling berpandangan. Lalu mengangguk. Mereka tidak akan mundur.

Pertarungan Dimulai Lagi. Yuna menerjang Kazuya lebih dulu. Nana melaju ke arah Yui Nakahara. Dan Yuki berhadapan langsung dengan Kai Takashi.

BUUGH!

Nana menendang Yui, tubuhnya hampir tumbang.

BUMP!

Yuna mengayunkan pukulan ke wajah Kazuya, membuatnya terhuyung. Kazuya tidak mau kalah, dia bangkit dan membalas Yuna.

Namun ketika melihat Yui terpojok oleh nana, Kai Takashi bergerak lebih cepat ke arah Nana.

BUMP!

Tendangan Kai mengenai perut Nana. Nana terpental jauh, jatuh menghantam tanah.

"Nana!" teriak Yuki. Matanya membelalak. Darah menetes dari sudut bibir Nana. Nana yang sudah kelelahan dari awal sudah bertarung, ketika mendapat tendangan dari kai Takashi, Dia tidak bisa bangkit lagi.

"Brengsek!". Yuki menerjang ke arah Kai. Namun, belum sampai tendangan Yuki, tiba-tiba,,

BUGG!

pukulan Kazuya menghantam punggung Yuki dari belakang. Yuki tersungkur. Saat dia menoleh, dia melihat Yuna juga sudah tumbang.

Sekarang Hanya tinggal Yuki yang masih bisa berdiri. Dia harus melawan dua orang sekaligus, kai dan Kazuya. Saat kai berlari dengan kecepatan penuh, melayangkan tendangannya ke arah Yuki. Yuki berhasil menghindar, sehingga tendangan kai Takashi mengenai Kazuya yang berada di belakang yuki. Kazuya terpental jauh, tendangan kuat kai membuatnya tidak bisa bangkit lagi.

Kai Takashi menatap Yuki dengan kesal. "Brengsek".

Akhirnya hanya tinggal mereka berdua yang masih berdiri, kini satu lawan satu.

Yuki mengertakkan giginya, mengepalkan tinju. Namun dia masih menghawatirkan Nana, Dia melihat ke arah Nana yang masih tergeletak. Mata Nana menatapnya lemah. Dan dengan suara lirih, dia berteriak: "Jangan sampai kalah, sayang!"

Jantung Yuki berdegup kencang. Dia terdiam sesaat. Lalu, tersenyum. Untuk pertama kalinya, Nana memanggilnya ‘sayang’.

Kai Takashi tidak mau membuang waktu. Dia langsung meninju wajah Yuki.

BUG!

Yuki terhuyung, darah mengalir dari bibirnya. Tapi Dia tidak terjatuh. Seakan ada kekuatan yang baru saja memasuki jiwanya, ya,,, itu adalah kekuatan cinta.

Kai Takashi terkejut.“Kenapa lu masih bisa berdiri?!”

Yuki menyeka darah dari bibirnya, lalu tertawa kecil. “Lu tau gak?", Dia menatap Kai dengan mata tajam."Rasa sakit udah bersahabat sama gue sejak lama."

Kai menggeram. Dia melayangkan tinju lagi. Namun kali ini Yuki menghindar!. Lalu, dengan kecepatan penuh, Yuki mengangkat kaki kirinya, ini pertama kalinya kaki kiri digunakan untuk menendang lawan selama pertarungan.

BUAAGH!

Tendangan keras menghantam perut Kai. Kai terpental jauh, jatuh dengan suara dentuman keras. Semua mata tertuju padanya. Kai berusaha bangkit, Namun tubuhnya tidak bisa bergerak. "Sialan" gumamnya.

Semua orang terdiam melihat Yuki yang masih berdiri, meskipun sempoyongan. Kemudian Yuki berteriak ke langit, mengeluarkan semua emosinya. "URAAAAAAAH!"

Nana merasa terharu melihat kemenangan Yuki, ia mengingat kembali saat Yuki pertama kali masuk sekolah, dia di bully, ia terus mendapatkan pukulan dari kazuya, dan siswa lainnya, tidak hanya itu bahkan siswa sekelaspun ikut membullynya, tapi sekarang dia berdiri tegak mengalahkan orang yang paling kuat di kelas 1. Tanpa sadar Nana meneteskan air mata. "Lu kuat sekali, beibz" ucap Nana dengan suara lemah.

Keisuke dan Naoki tidak bisa berkata apa-apa. Mereka semua tahu Yuki telah memenangkan pertarungan ini.

Yuki berjalan tertatih ke arah Nana. Tubuhnya penuh luka, napasnya masih tersengal, tapi dia tidak peduli. Dia berjongkok di samping Nana dan menyentuh bahunya dengan lembut. “Bangun Nana.”

Nana tersenyum dalam tangis, melihat pacarnya berada disisinya. Namun dia tidak melupakan sahabatnya, "Di mana Yuna?" tanyanya dengan suara lemah.

Yuki tidak menjawab. Dia hanya tersenyum tipis, lalu memapah Nana dengan hati-hati. Mereka berjalan perlahan di tengah lapangan, melewati tubuh-tubuh yang tergeletak kelelahan. Saat mereka sampai, Yuna masih terbaring di tanah, matanya menatap langit kosong. Nana segera duduk di sampingnya, menyentuh tangan Yuna. Yuna tersenyum kecil. "Menang, ya?". Nana mengangguk.

Yuki kembali berdiri dan melangkah ke arah Kai Takashi. Kai yang masih terbaring di tanah menatapnya dengan mata penuh ketakutan. Dadanya naik turun, keringat bercucuran di wajahnya. "Apa dia akan membunuh gue?", Kai menelan ludah, tubuhnya gemetar. Yuki terus berjalan mendekat, tanpa ekspresi. Kai tidak bisa bergerak. Ia hanya pasrah menerima apapun yang akan terjadi, "Inilah akhir hidup gue?" pikirnya. Dia memejamkan mata, pasrah. Tapi, Tidak ada rasa sakit. Tidak ada pukulan. Tidak ada tendangan. Kai membuka matanya perlahan. Dia melihat Yuki berdiri di depannya, mengulurkan tangan dengan senyum lelah. "Bangun, Kai. Sudah selesai."

Kai terdiam. Jantungnya berdegup kencang, tapi bukan karena takut, melainkan karena rasa kagum. Perlahan, dia menerima uluran tangan Yuki. Yuki menariknya ke atas. Kai kini duduk di sampingnya, menatap lapangan yang dipenuhi tubuh-tubuh yang kelelahan.

Lalu, Yuki menghela napas panjang. "Masa remaja yang indah bukan?"

Kai terseyum kecil, menoleh ke arah Yuki. "Kau hebat... 'kawan'."

**

Dari kejauhan, sepasang mata mengamati mereka dengan tenang. Ia adalah Ayaka Ito.Dia menyaksikan semua yang terjadi sejak awal. Dari pertarungan brutal hingga momen ini, Momen di mana Yuki berdiri sebagai pemenang. "Gue tidak menyangka dia bisa menang," gumam Ayaka pelan. Tapi yang lebih penting, Tidak ada korban jiwa. Dia merasa lega, Kemudian, Ayaka tersenyum tipis. "Akan gue kasih, sesuatu yang berharga dalam hidup gue sebagai hadiah untuk lu, Yuki." Bisiknya, sebelum berbalik pergi.

1
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!