NovelToon NovelToon
Anak Tersembunyi Sang Kapten

Anak Tersembunyi Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Menikahi tentara
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Deyulia

Setelah lulus SMA, Syafana menikah siri dengan kekasihnya yang baru saja lulus Bintara TNI-AD. Sebagai pengikat bahwa Dallas dan Syafana sudah memiliki ikatan sah. Pernikahan itu dirahasiakan dari tetangga maupun kedinasan.

Baru beberapa hari pernikahan siri itu digelar, terpaksa Dallas harus mengikuti pendidikan selama dua tahun. Mereka berpisah untuk sementara.

"Nanti setelah Kakak selesai pendidikan dan masa dinas dua tahun, kakak janji akan membawa pernikahan kita menjadi pernikahan yang tercatat di secara negara," janji Dallas.

"Kak Dallas janji, harus jaga hati," balas Syafana.

Namun baru sebulan masa pendidikan, Dallas tiba-tiba saja menalak cerai Syafana. Syafana hilang kata-kata, sembari melepas Hp nya ke ubin, tangan Syafana mengusap perutnya yang kini sudah ditumbuhi janin. Tangis Syafana pecah seketika.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Kebingungan Bu Sarma

     Daisya menatap sang mama iba, demi bisa mengembalikan kehangatan sikap Dallas, Bu Delima selalu menunjukkan perhatian dari hal-hal yang terkecil sampai makanan kesukaan Dallas. Kesalahan yang lalu karena memaksa Dallas dijodohkan dengan Bidan Dista, membuat Bu Delima dan sang suami masih belum mendapatkan maaf dari Dallas.

     "Tadi mama ada yang antar nyebrang, dia merasa bersalah karena mama tiba-tiba nyebrang. Padahal mama sebetulnya yang salah, karena tidak melihat arah kanan saat mau nyebrang. Untungnya perempuan itu tidak marah, dia justru turun dan mengantar mama nyebrang," cerita Bu Delima seraya menunjuk ke arah Syafana pergi.

     "Tuh, kan, Mama. Sudah Dais bilang, tidak perlu keluar dari mobil. Kalau Mama mau belikan bolu pandan kesukaan Als, Mama tinggal bilang ingin ke toko kue sebrang itu. Kan kami juga bisa sekalian ke sana, Mas Ferdi juga pasti mau antar Mama. Beruntung perempuan itu tidak marah atau kenapa-kenapa. Dia juga rela antar Mama nyebrang." Mata Daisya melihat ke arah perempuan yang dikatakan Bu Delima tadi.

     "Yang pakai hijab oren itu, kan, Ma?" tanya Daisya.

     "Iya," seru Bu Delima.

     "Untung saja dia orangnya baik. Sampai turun dulu dan antar Mama. Semoga kamu selamat dan lancar perjalanannya Mbak, dan selalu bahagia dalam kehidupannya," ucap Daisya tulus.

     "Ayo, sebaiknya kita pulang. Mas Ferdi sepertinya sudah kembali ke mobil." Daisya menuntun lengan Bu Delima menuju mobilnya. Mereka memasuki mobil, tidak lama dari itu, mobil pun melaju meninggalkan pelataran parkir.

***

     Setelah mengantarkan ibu-ibu yang mau nyebrang tadi, sejenak Syafana mampir ke toko buah untuk membeli oleh-oleh buat ibu dan bapaknya.

     Tidak berapa lama, motor Syafana tiba di depan rumah kedua orang tuanya. Hatinya lega. Motor itu dimasukkan ke dalam halaman rumah dan diparkir dengan benar.

     "Assalamualaikum," salam Syafana.

     Dari dalam, muncul Bu Sarma dengan senyum mengembang di wajahnya. Perempuan 55 tahun itu bahagia melihat kedatangan Syafa.

     "Syafa. Alhamdulillah kamu datang dengan selamat. Naik apa kamu, apakah kaki kamu yang tertimpa motor itu sudah tidak sakit lagi?" cecar Bu Sarma seraya menerima uluran tangan Syafa.

     "Alhamdulillah Bu, Syafa sudah sehat. Kaki Syafa sudah tidak sakit lagi. Syafa ke sini naik motor, karena kaki Syafa sudah kembali normal." Syafa menjawab seraya bergegas menuju dapur untuk menyimpan buah-buahan dan kotak bolu pemberian Bidan Dista tadi.

     "Syukurlah Syafa. Beberapa minggu yang lalu Saka juga kemari menengok kami. Dia semakin tampan saja. Lalu dengan gembira Saka menceritakan kalau tes Cabanya berjalan dengan lancar, dan sejauh ini tesnya masih lolos. Semoga saja sampai pantokhir dia lulus. Saka benar-benar mirip papanya," tutur Bu Sarma. Entah sadar atau tidak, Bu Sarma kembali mengungkit papanya Saka, yakni Dallas.

     Ucapan sang ibu membuat Syafana mengelus dada yang tiba-tiba sesak. Belum selesai pikirannya dijejali cerita Bidan Dista yang seakan-akan sosok dalam cerita Bidan itu adalah Dallas. Kini sang ibu kembali mengungkit Dallas, bagaimana bisa Syafa mengubur ingatannya tentang Dallas, kalau akhir-akhir ini pikirannya dipenuhi nama Dallas kembali?

     "Bapak ke mana, Bu? Kok sepi?" Syafana berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Sembari mengiris bolu pemberian Bidan Dista tadi, di dapur.

     "Bapak tadi ke pos depan. Katanya mau beli tembakau," jawab Bu Sarma sembari menghampiri Syafana di dapur.

     "Apa yang kamu iris itu Sya?"

     "Ini bolu pemberian pelanggan Syafa, Bu. Hari ini, kan Syafa mengantarkan pesanannya ke Ciasem, Margatilu. Pulangnya malah dikasih oleh-oleh bolu pisang tepung beras ketan. Ciciplah, Bu. Ini masih hangat karena baru saja diangkat dari oven saat memberikan pada Syafa," ujar Syafana.

    "Sepertinya enak kalau masih panas. Wangi lagi, ya. Pintar bikin bolu ternyata pelangganmu itu, Sya. Dia buka usaha kue?"

     "Bukan, Bu. Tapi dia seorang Bidan. Yang buat bolu ini pembantunya," jawab Syafana sembari meraih satu irisan lalu disantapnya.

     "Lumayan juga. Tapi, bolu buatan kamu juga tidak kalah enak dari bolu buatan pembantunya pelanggan butikmu ini, Sya. Apalagi bolu pandan, kamu selalu buat saat masih di rumah ini untuk Dallas, dia sangat suka bolu buatanmu, bahkan dia selalu memuji-mujinya." Lagi-lagi Bu Sarma mengungkit lagi nama Dallas, membuat Syafana sedikit keselek.

     Syafana berdiri lalu meraih dua gelas untuknya dan juga ibunya. Dia tuangkan air teh panas dari teko yang baru beberapa saat tadi diseduh Bu Sarma.

     "Minumnya, Bu." Syafana meletakkan satu gelas di depan ibunya. Wangi teh tubruk menusuk hidung, wanginya menyegarkan.

     "Hati-hati masih panas Sya, teh panas-panas begini cocoknya memang dengan bolu seperti ini," ucap Bu Sarma lagi seraya perlahan menyeruput teh tubruk yang sudah disaring.

     "Sya, beberapa hari setelah Saka datang ke rumah. Mantan suamimu datang lagi ke rumah. Seperti biasa, dia datang hanya untuk meminta maaf dari kami. Dia juga mempertanyakan anak kalian, karena mantan suamimu yakin kalau kamu saat itu sedang mengandung." Tiba-tiba saja Bu Sarma menceritakan kedatangan Dallas ke rumah ini.

     Syafana diam, dia sama sekali tidak mau membahas nama itu lagi. Baginya Dallas sudah ditelan bumi dan tidak mau ada dalam pikirannya lagi.

     "Dia ingin kejujuran dari kami atau kamu tentang anak itu. Dan kenapa disembunyikan? Dia bilang, seandainya kata maaf dari kamu dan kami tidak diberikan, setidaknya biarkan darah dagingnya tahu dan mengakui dia sebagai papanya. Dia berkata sambil menangis, bahkan selalu bersimpuh di kaki Bapak. Ibu jadi merasa bersalah, setiap dia datang, kami selalu perlakukan dia tidak baik." Bu Sarma menjeda sejenak ucapannya.

     "Kami juga sebetulnya tidak ingin dia datang ke sini, kami pun masih merasakan sakit hati yang kamu rasakan, tapi kami bisa apa? Kami tidak bisa mengusir secara langsung sampai harus marah dan meneriakinya. Kami takut tetangga mendengar kericuhan di rumah kami," lanjut Bu Sarma terdengar serba salah.

     Syafa menghela nafas dalam. Dia menjadi semakin bingung mendapat cerita tentang Dallas yang selalu datang ke rumah ini.

     "Syafa serahkan pada Ibu dan bapak untuk menghadapi dia. Yang jelas Syafa tidak mau lagi berurusan dengan dia. Biarkan saja dia ke sini terus memohon dan meminta, bukan kita yang minta, kan Bu?" balas Syafa akhirnya bersuara.

     "Memang kita tidak minta. Hanya bapak dan ibu tidak enak saja selalu memperlakukan dia tidak baik. Bapak merasa berdosa, tiap dia datang bapak selalu memberikan sikap yang marah dan arogan. Tapi lama-lama bapak merasa jenuh dan lelah kalau harus menghadapi kedatangan dia lagi. Bapak sudah tua, dia sebenarnya tidak ingin memperlakukan siapapun termasuk mantanmu dengan sikap yang tidak baik. Bapak ingin bertobat, bapak sudah tua," tutur Bu Sarma sembari berkaca-kaca menatap Syafana.

     Syafana paham tentang perasaan sang bapak yang diceritakan Bu Sarma barusan. Syafa merasa berdosa juga, karena telah membawa kedua orang tuanya ke dalam masalah yang berkaitan dengan Dallas.

     "Syafa minta maaf, Bu. Kalau begitu, katakan saja sama dia, kalau Syafa tidak ijinkan dia untuk datang ke rumah bapak dan ibu lagi," putus Syafa.

     "Lantas, kalau dia masih ke sini, ibu dan bapak harus apa? Sekali-kali dia harus kamu temui sebab semua keputusan hanya ada padamu. Ibu dan bapak bukan tidak memihakmu. Tapi, setelah dipikir-pikir kedatangan dia yang memohon-mohon, justru mengundang dosa buat kami berdua. Kami sudah berulang kali memperlakukan dia dengan tidak baik, tapi dia malah tidak kapok-kapok datang," tutur Bu Sarma lagi terlihat sedih.

1
Sri Wahyuni
minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin.....selalu d tunggu updatenya kakak ❤️
dyah EkaPratiwi
mohon maaf lahir batin Thor
Lina Zascia Amandia: Sama2 Kak...
total 1 replies
Esther Lestari
Selamat hari raya Idul Fitri. Minal Aidzin Walfaidzin🙏
Lina Zascia Amandia: Sama2 Kak...
total 1 replies
Rizky Tria
selamat hari raya idul fitri, minal aidzin walfaidzin 🙏
Lina Zascia Amandia: Sama2 Kak..
total 1 replies
Reni
selamat hari raya idul Fitri minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin 🙏 😊
Lina Zascia Amandia: Sama2 Kak
total 1 replies
werdi kaboel
saya tidak punya kampung., jd lebaran cuma silaturahmi ke tempat keluarga aja
Lina Zascia Amandia: Gpp Kak, dekat gak kaluar biaya byk.
total 1 replies
SJR
Assalamu'alaikum, mampir thor saling suportnya 🙏
Lina Zascia Amandia: Waalaikumsalam.
total 1 replies
Sh
aku maunya ga jadi enak banget Dallas..betul kalau kemarin ga main talak aja tapi jantan dikit...masih boleh balik..cuma ceritanya pusing ya...istri siri vs. istri sah...tapi masalahnya keduanya masih single dan masih ada rasa...terus anak yang mendukung...tinggal pilih...masih pertahankan ego atau maafkan ,lupakan, melangkah ke depan hidup baru ... pasti bahagia menanti
Bambang Suboko
sya terimalah Dallas demi
Sakala nunggu apa lagi tdk usa ego
Juwita Eli
pelit sekarang update nya
Lina Zascia Amandia: Sedang dlm perjalanan mudik Kak, maaf yaa.
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
terharu. apa tanggapan sakala andai tau kebenarannya selama ini ya?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semangat semuanya
Lina Zascia Amandia: Semangat juga Kak...
total 1 replies
Misiyah Waluyo
/Rose/
Lina Zascia Amandia: Makasih Kk.
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
mengharukan. perjuangan masih lanjut, Dallas
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kasihan Dallas, tapi sakitnya syafana pun tak bisa diabaikan. 🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🧐🧐🥺
Lina Zascia Amandia: Iya betul Kak..
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tak sengaja ketemu mantan mama mertua.
Tiara Bella
sedih bngt.....sabar ya syafana
Tiara Bella
aku mampir dan menyimak ya Thor
Lina Zascia Amandia: Makasih Kak...
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
masa lalu yang terhubung
Titik Subekti
kembali sama dallas aja thor jd kluarga yg samawa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!