Sovia dan Angga baru menikah beberapa Minggu, ayah Angga kemudian menikah dengan seorang wanita yang usianya sana seperti Angga. pernikahan Sovia di penuhi kebahagiaan, namun setahun setelah itu tiba-tiba banyak kejadian yang mencurigakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adi ke rumah Angga.
Adi merasa Angga sedikit berubah akhir-akhir ini, pria itu memutuskan untuk pergi ke rumah Angga untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan putranya. pagi itu Adi sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah Angga, Inggris yang baru bangun dia menatap suaminya membawa beberapa pakaian di tas kecil miliknya.
"Sayang, kamu mau ke mana? kenapa kamu membawa beberapa pakaian?" tanya Inggrid ketika melihat Adi memasukkan beberapa pakaian ke tas ransel yang tidak terlalu besar itu.
Adi menghentikan aktivitasnya Dia kemudian duduk di tepian ranjang, Adi belum mengatakan kepada Inggrid kalau dia akan pergi ke rumah Angga dan akan menginap di sana. "Sebenarnya aku mau ke rumah Angga, aku terus menelponnya tapi dia tidak kunjung datang juga. Entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang terjadi pada putraku dan menantuku." jawab Adi.
"Lalu, kenapa bawa pakaian-pakaian itu?" Inggrid kembali bertanya.
"Kalau dia tidak mau datang, aku akan ke tempatnya aku akan mencari tahu apa yang terjadi." jawab Adi.
Mendengarkan perkataan suaminya Inggrid tiba-tiba tersenyum, wanita itu duduk di samping Adi sembari membantunya mengemas pakaian. "Kamu benar sayang, jika dia tidak mau datang kemari maka kita akan datang ke tempat mereka. Entah apa yang terjadi kepada mereka, namun aku yakin mereka mengalami sedikit kesulitan." jawab Inggrid dengan nada yang penuh dengan perhatian. Namun dalam hatinya dia tersenyum begitu bahagia dan penuh kemenangan. Sudah beberapa hari ini Inggris memikirkan bahkan dia memimpikan Angga.
"Ya sudah, kalau begitu, kamu bawalah beberapa pakaian. Kita akan menginap di rumah Angga dan kita akan mencoba untuk berbicara kepada mereka." ujar Adi yang kemudian mencium kening Inggrid.
Adi berjalan keluar dari kamarnya untuk memberitahu simbok kalau dia akan pergi ke rumah Angga dan akan menginap di sana. Si mbok dan Erna yang mendengar itu nampak mereka berdua saling menatap satu sama lain.
"Kenapa harus menginap di rumah tuan Angga, tuan? apa tidak sebaiknya Tuan tidak usah ke sana?" tiba-tiba Erna langsung memutus pembicaraan majikannya dengan si mbok.
Adi yang mendengar itu nampak dia mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu berkata seperti itu, Erna. Kenapa kamu kelihatan tidak suka kalau aku menginap di rumah putraku sendiri?" tanya Adi.
Erna dan si mbok kembali saling menatap satu sama lain bagaimana tidak, mereka sudah tahu bagaimana belang dari si wanita tidak tahu malu itu. Ya tentu saja simbok dan Erna tahu pasti akan ada kejadian menakutkan di rumah Angga nanti.
"Ya bukan seperti itu, tuan. Apa tuan akan menginap di sana sendiri? kalau tuan menginap di sana sendiri tanpa nyonya sih nggak apa-apa. Kan Mbak Sofia itu sedang bekerja, pekerjaannya kan lagi rame yang aku tahu. Kalau tuan sama nyonya menginap di sana apa tidak mengganggu mereka berdua?" kata Erna.
Adi menghela nafasnya sedikit dalam, dia menatap Erna dengan tatapan mata yang sedikit tidak suka. "Entah kenapa aku tidak suka dengan kata-kata yang kamu ucapkan, Erna. Jika aku berbicara tidak usah kamu kejar ataupun kamu lanjutkan." kata Adi dengan nada sedikit marah.
Setelah Adi pergi, Erna dan si mbok saling menatap satu sama lain. Mereka tentu saja takut jika terjadi sesuatu pada rumah tangga Angga dan Sofia. "Bagaimana ini mbok? apa yang sebenarnya dipikirkan oleh wanita tidak tahu diri itu? kenapa dia terus-menerus berusaha untuk mencari cara brengsek seperti ini." ucap Erna.
"Semoga saja Allah masih memberi jalan yang terbaik untuk Sofia, semoga rumah tangga mereka dijauhkan dari para wanita tidak berhati seperti mereka." jawab si mbok.
Adi sudah bersiap-siap begitu pula dengan Inggrid, mereka berdua akhirnya pergi ke rumah Angga dengan hati yang begitu bahagia. Inggrid sudah memikirkan semua kenakalan-kenakalan yang ada di otaknya.
Sofia yang ada di rumah seperti biasanya dia masih bergulat pada pekerjaannya bersama dengan Lina, beberapa tumpukan paket sudah menunggu di luar rumah untuk dijemput kang kurir.
"Mbak beberapa stok barangnya itu sudah habis, apa Mbak nggak mau pesen lagi?" tanya Lina.
"Iya, nanti kita pergi ke konveksi yang biasanya, kita pesan beberapa barang yang stoknya sudah habis, aku tadi sudah menelpon pemilik konveksi dan memberitahu kalau di tempat ini sudah habis." jawab Sofia.
"Aku ikut ya Mbak, aku pengen sekali jalan-jalan." ucap Lina sembari menari tangan Sofia seperti anak kecil yang merengek.
"Kamu bilang dulu sama ibumu sama bapakmu, Kamu jangan tiba-tiba pergi kalau kita pulangnya malam bagaimana? sana kamu pulang pamit sama ibumu, aku akan telepon mas Angga untuk memberitahu kalau kita mau ke konveksi."
Setelah berbicara dengan Lina Sofia menelpon Angga untuk memberitahu kalau dia akan pergi ke konveksi langganannya untuk membeli beberapa barang yang sudah habis. "Kamu hati-hati ya, jangan pulang terlalu malam, nanti kalau kamu belum pulang telepon mas saja. Biar mas yang menjemputmu." kata Angga yang berada di kantornya.
"Tidak kok mas, paling nanti kalau pulang mas jemput saja, soalnya aku bawa barang sedikit banyak." jawab Sofia
"Ya sudah kalau begitu, nanti mas jemput." kata Angga.
Setelah pembicaraan itu Sofia mematikan ponselnya, dia mengambil tas dan bersiap pergi ke konveksi langganannya bersama dengan Lina. ketika Sofia dan Lina sudah keluar dari rumah dan mencari ojek untuk mengantar mereka, Adi sudah sampai di depan pagar rumah Angga, pria itu keluar dari mobilnya menatap rumah dan gudang kecil milik Sofia yang sudah tertutup rapat.
*Bersambung*
terima kasih atas dukungannya semoga kalian senang dengan novelku ini. jangan lupa baca novelku yang lain.
*istri barbar bos mafia*
*My sugar Daddy.
*Sugar baby tuan muda lumpuh*