Dia Bukan Janda

********

In the past

Awalnya Delano tak begitu menanggapi Karina karena Delano sadar siapa gadis itu bagi Jeff sahabatnya. Namun suatu hari Karina menghubunginya sambil menangis. Delano yang tak tega mendatangi lokasi Karina di hotel Ast*n. Delano terkejut mendapati baju Karina sudah sobek di bagian atas hingga dapat terlihat pakaian dalam gadis itu. Delano mendekat, tanpa di sangka Karina menangis dan memeluk tubuh Delano. Pria itu tidak bisa berbuat banyak ia hanya diam. Tapi siapa sangka disaat yang bersamaan Jeff datang dan melihat Karina dalam keadaan setengah telanjang memeluk sahabatnya. Jeff langsung menghampiri Delano dan memberikan pukulan telak di rahang Delano. Karina yang terkejut justru meringkuk di atas kasur wajah pucat dan menutup tubuhnya dengan selimut.

"Bang*sate .. lo temen macam apa hah? Karina pacar gue, calon istri gue. Tega lo ya ..!" Hardik Jeff.

"Dengerin gue, dia yang menghubungi gue. Gue mana tau kalo kejadiannya seperti ini." Pekik Delano tak kalah keras. Keduanya saling adu pandang dengan tajam.

Jeff menghampiri Karina dan menampar gadis itu.

"Dasar jala*ng sialan." Jeff menarik rambut Karina hingga kepala Karina mendongak. Namun seketika Delano mencengkeram tangan Jeff.

"Jangan kasar bro .. " Ujar Delani

"Pergi lo ..! dia urusan gue." Untuk yang kesekian kalinya tangan Jeff berhasil menampar pipi Karina hingga menyebabkan sudut bibir nya berdarah.

Delano yang iba akhirnya justru melayangkan pukulan pada Jeff dan perkelahian pun tak terelakkan. Karisa saudara kembar Karina tersenyum puas melihat saudara kembarnya terjebak dalam situasi yang dia buat. Dia akan merebut Jeff dengan cara licik. Seperti sekarang yang sedang terjadi di di hadapannya semua karena ulahnya.

"Hahahha sebentar lagi Jeff akan menjadi milikku Karina. Kau dan pria itu sungguh sangat serasi." gumam Karina lalu pergi meninggalkan hotel tanpa rasa bersalahnya.

Sejak kejadian itu Delano bertindak sebagai pelindung Karina, dan entah sejak kapan dimulainya benih cinta mereka tumbuh. Delano memutuskan untuk menikahi Karina. Namun sayang pernikahan mereka harus berakhir dengan insiden yang mengerikan itu.

Author pov

Kembali ke rumah sakit

Siang harinya Lusi membuka matanya. Ia terkejut mendapati dirinya berbaring di brankar sama seperti kedua putranya. Lusi langsung terbangun saat mengingat kedua putranya.

"Aaww .. sshh"

"Kau sudah sadar? aku panggilkan dokter dulu." Ujar Delano, ternyata pria itu menunggu Lusi di kamar rawat inap lain.

"Kenapa aku di sini?"

"Kau pingsan tadi, kata dokter kau mengalami dehidrasi dan kurang nutrisi. Sepertinya sejak kemarin kau belum makan?" Ujar Delano, Lusi hanya mengangguk membenarkan.

Tak lama dokter datang dan memeriksa Lusiana, "Anda harus banyak beristirahat. Jangan terlalu memaksakan diri anda." kata dokter yang memeriksa Lusi. Lusi hanya membalas dengan senyum getir.

"Makanlah dulu, setelah itu kembalilah beristirahat." Delano mengusap kepala Lusi tanpa sadar. Lusi segera menepis tangan Delano.

"Tolong jaga sikap anda." Kata Lusi. Ia meraih kotak makan yang ada di atas nakas dan mulai menyuapkan makanan kedalam mulutnya. Wajahnya yang pucat masih terlihat datar, namun degup jantungnya seakan menggema di ruang perawatannya.

"Bisakah kau melihat keadaan Devan dan Davin untukku?" tanya Lusiana ia ingin agar Delano segera pergi dari sana karena pria itu sudah membuat kerja jantungnya tak karuan. Namun bukannya beranjak Delano justru meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Halo ma, gimana kondisi Vano dan Vino?"

"Mereka baik sayang, dan nanti malam infus mereka bisa dilepas." Jawab Diana, wajah kedua bocah itu juga terlihat senang. Keduanya sedang bermain mainan baru yang tadi sempat Claire belikan untuk mereka.

"Bagaimana kondisi Lusi?" kini Diana balik bertanya.

"Kondisinya sudah membaik. Bahkan dia sudah memiliki tenaga untuk mengusirku ma .." Adu Delano yang seketika langsung mendapat tatapan tajam dari Lusiana.

"Hahaha .. dia bahkan sekarang melotot padaku ma." Sambung Delano, Diana tak menyangka putranya kini sudah kembali normal. Tak seperti dulu. Atau mungkin ini karena Lusiana dan anak-anaknya? Jika benar begitu, ia akan merestui keduanya untuk bersama tak peduli jika status Lusiana adalah janda.

Setelah sambungan terputus Lusiana menghela nafas panjang.

"Bisakah kau mengantarku menemui Devan dan Davin?" Tanya Lusiana ragu.

"Baiklah tunggulah dulu disini ..! aku akan ambilkan kursi roda untukmu." Delano keluar dari ruang perawatan Lusi. Lusi hanya menatap punggung Delano yang menghilang di balik pintu dengan resah.

"Kenapa disaat aku ingin menjauhi luka, justru kini luka itu yang mendatangiku?" Gumam Lusi.

*

*

*

Sementara itu di Solo di dalam toko kue milik Mitha yang saat itu sedang ramai, wajah Mitha ibu Lusiana itu tampak pucat pasi, di hadapannya kini berdiri sosok laki-laki yang dulu meninggalkan dirinya dalam keadaan mengandung.

"Mau apa kau kemari?" hardik Mitha, Pria itu tersenyum hangat kearah wanita paruh baya yang tak pernah luntur kecantikannya.

"Kenapa kau lari sejauh ini Mitha, apa tidak cukup jelas ucapanku saat itu untuk menungguku?" Tutur pria itu tegas, namun tak meninggalkan kesan lembut di setiap tutur katanya.

"Apa kau pikir aku wanita bodoh hah ..? jelas-jelas kau pergi meninggalkan aku sendirian di sana. Kau yang meninggalkan aku Suryo."

"Tapi aku kembali lagi sayang, namun kau malah menghilang dan membawa calon anak kita."

"Pergilah Suryo, jangan ganggu hidupku lagi." Desis Mitha, jujur saja untuk berhadapan dengan pria ini langsung Mitha masih belum siap. Semua rasa yang dulu pernah ia rasakan kembali menyeruak. Antara marah, rindu, cinta dan benci semua berbaur. Tapi kenapa pria ini harus muncul lagi di hadapannya setelah sekian lama tak ada kabar beritanya.

"Aku hanya ingin tau dimana anakku berada Mitha?"

"Anakmu ..? Jangan mimpi Suryo ..!" Ketus Mitha. Setelah sekian lama ia membesarkan Lusiana seorang diri dan sekarang tiba-tiba pria ini mencari putrinya.

"Kau itu lucu sekali Suryo, apa kau pikir aku akan membiarkan putriku bertemu denganmu setelah puluhan tahun kau pergi tanpa kejelasan. Pergi dari sini sekarang juga ..! Aku muak melihatmu .." Nada suara Mitha meninggi air matanya bahkan mengalir tanpa bisa ditahan. Tapi bukannya melangkah menjauh Suryo justru mendekat dan mendekap tubuh Mitha, wanita yang sangat ia cintai selama ini.

"Ampuni aku Mitha aku benar-benar mencintaimu dan aku mencarimu. Jika kau tidak percaya kau bisa tanya Diana. Selama ini aku mencari keberadaanmu. Bahkan almarhum suami Diana membantuku mencari keberadaanmu."

"Al-almarhum .. Mas Galuh me-meninggal?" Suara Mitha tercekat di tenggorokan.

"Iya Galuh meninggal karena sakit, Tapi kejadiannya sudah bertahun-tahun yang lalu," Ucap Suryo.

"Mitha, ku mohon maafkan aku. Selama ini aku mencarimu dan ibumu." Suryo menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan semua pemandangan itu tak luput dari tatapan para pelanggan di toko kue milik Mitha.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Mohon maklum ya Dunia nyata othor sedang gonjang ganjing jadi up tidak rutin. Tapi othor usahakan ga lama. Karena emang othor lagi penyesuaian sama suami yang mulai kerja sehari penuh alias dari pagi sampai malem jadi ga ada yang bantu ngawasin bocil-bocil othor.