NovelToon NovelToon
[Transmigrasi]Wanita Licik Ke Tubuh Menantu Tak Diinginkan

[Transmigrasi]Wanita Licik Ke Tubuh Menantu Tak Diinginkan

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mafia / Time Travel / Konflik etika / Dendam Kesumat
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: medusa

(Cerita dewasa🌶️)

Kisah ini, berawal dari kejadian di mana Silvia di kepun dan buru oleh keluarga besar seorang ketua Mafia, lalu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya....

Kemudian ia diberih kesempatan kedua untuk hidup kembali, merasuki tubuh seorang menantu yang tak diinginkan....

Mau tau kisah selanjutnya?
yuk...silahkan mampir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32¹

...Setelah menumpahkan seluruh kesedihan dan trauma yang selama ini ia pendam, Edo terisak hebat di hadapan Antonio dan Aldo. Melihat penderitaan sahabatnya, air mata Antonio dan Aldo pun ikut menetes. Mereka berdua tak menyangka bahwa kedua orang tua yang telah mengadopsi Silvia, harus mengakhiri hidup dengan cara yang begitu tragis dan mengerikan....

"Lalu... kenapa kamu tidak membalas mereka?" tanya Antonio dengan suara bergetar, mengusap air matanya dengan kasar, mencoba menyembunyikan emosi yang meluap-luap.

"Sudah... sudah kucoba," jawab Edo dengan suara serak, getir mengingat masa lalu yang kelam. "Bahkan... aku kehilangan putra pertamaku. Dia mati di tangan para bajingan itu." Kemudian, Edo mengangkat wajahnya, menatap Antonio dengan mata merah menyala, memancarkan kebencian yang begitu dalam namun tertahan, tak mampu ia lampiaskan karena keterbatasan jaringan dan kekuasaan.

"Antonio... mereka adalah orang-orang yang sangat berbahaya dan licik. Kekuasaan mereka ada di mana-mana," lanjut Edo, suaranya kembali merendah, menundukkan kepalanya dalam keputusasaan. "Aku... aku hanya seorang agen jujur yang ingin bekerja untuk menafkahi keluarga kecilku. Aku tidak punya koneksi apa pun untuk melawan mereka."

"Mereka benar-benar keterlaluan!" geram Antonio, rahangnya mengeras, tinjunya mengepal kuat menahan amarah yang membara.

"Bahkan saat ini pun, setiap gerak-gerikku diawasi oleh mereka. Lalu, apa yang bisa kulakukan?" Edo semakin frustrasi, membayangkan betapa tidak berdayanya ia sebagai seorang sahabat, sebagai seorang pria.

"Jadi, Om membiarkan kematian Papa dan Mama begitu saja?" Suara lirih Silvia tiba-tiba memecah kesunyian ruang tengah, membuat Antonio, Edo, dan Aldo tersentak kaget dan serentak menoleh ke arahnya. Silvia berdiri di ambang pintu, matanya memerah dan berkaca-kaca, menatap Edo dengan tatapan terluka dan penuh pertanyaan.

...Rupanya, di tengah kesedihan dan keterbukaan Edo, Silvia telah berdiri di sana tanpa mereka sadari. Kedatangannya yang semula bertujuan untuk meminta bantuan Edo, justru membawanya pada kenyataan pahit dan tragis tentang kematian kedua orang tua angkatnya, yang ia dengar langsung dari orang terdekat mereka, Edo....

"Kamu..." Antonio segera berdiri dari sofa, langkahnya mendekati Silvia dengan kerutan di dahi. Tatapannya bingung, karena saat ini Silvia masih dalam penyamarannya sebagai Jeny. Ia tidak mengenali gadis di hadapannya sebagai putri sahabatnya.

"Kamu siapa?" tanya Edo, ikut berdiri dan menatap Silvia dengan kebingungan yang sama dengan Antonio dan Aldo. Mereka bertiga sama sekali tidak mengenali gadis di hadapan mereka.

"Aku adalah Silvia, Om!" jerit Silvia histeris, tangannya bergerak cepat merobek lapisan wajah palsu yang selama ini ia gunakan untuk menyamar. Air matanya mengalir deras, menatap Edo dengan tatapan penuh kekecewaan dan kesedihan yang mendalam. Kenyataan pahit tentang kematian orang tua angkatnya, ditambah kebohongan Edo selama ini, membuatnya hancur.

Bagai melihat hantu yang bangkit dari kubur, tubuh Edo membeku seketika, gemetar hebat dari ujung kepala hingga ujung kaki.

...Matanya membelalak tak percaya menatap Silvia yang kini berdiri di hadapannya tanpa penyamaran....

"Tidak mungkin... Silvia-ku sudah lama meninggal," lirih Edo dengan suara tercekat, menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "A-aku sendiri yang membawa peti matinya menuju makam dan menguburkannya... bagaimana bisa dia hidup kembali? Kamu... kamu siapa sebenarnya? Cepat katakan!" desak Edo dengan nada tinggi, tatapannya tajam dan penuh ketidakpercayaan menusuk Silvia. Kenyataan ini terlalu sulit untuk ia terima.

"Edo! Turunkan nada bicaramu! Jangan membentak istriku, dia sedang hamil!" bentak Antonio dengan suara menggelegar, matanya setajam elang menatap Edo penuh peringatan. Ia berdiri di sisi Silvia, melindunginya dari tatapan tajam Edo yang membuatnya ketakutan.

"I-istrimu?" Edo semakin kehilangan arah. Ia menatap Silvia dengan kebingungan yang tak tertahankan, lalu mengalihkan pandangannya ke arah foto yang terbingkai di atas meja. Di sana, terpampang jelas foto Silviana... istri Antonio. Kenyataan ini membuatnya limbung.

"Maaf, Tuan Antonio," jawab Silvia dengan nada dingin dan ketus, bahkan tanpa melirik sedikit pun ke arah mantan suaminya. "Kita sudah bercerai. Kedatangan saya ke sini adalah untuk bertemu Om Edo, bukan Anda."

"Tidak, Silviana," bantah Antonio tegas, langkahnya perlahan mendekati Silvia, matanya penuh permohonan. "Aku tidak akan pernah menceraikanmu. Sampai kapan pun."

"Silviana?" gumam Edo, kepalanya terasa semakin berputar mendengar nama Silvia yang kini disebut Silviana. Kebingungannya mencapai puncaknya.

"Aku bukan Silviana! Silviana sudah lama mati, Antonio! Aku adalah Silvia!" teriak Silvia dengan emosi yang meluap-luap, matanya berkilat marah menatap Antonio.

"Aku sudah tahu semuanya sejak pertama kali aku bertemu denganmu di rumah sakit," ucap Antonio tenang, namun tatapannya serius. "Tapi aku memilih untuk diam dan memantaumu secara diam-diam. Dan akhirnya, kamu sendiri yang membongkar semuanya." Ucapan Antonio itu membuat kening Silvia berkerut dalam, mencoba mencerna maksud dari kata-kata mantan suaminya.

"Apa maksudmu dengan semua ini, Antonio?" tanya Silvia, matanya menyipit menatap mantan suaminya dengan penuh curiga.

"Jangan pernah berpikir aku sebodoh itu, Silvia," jawab Antonio dengan nada dingin namun tegas. "Aku tahu betul siapa Silviana. Dia tidak pernah tertarik dengan kegiatan berbelanja yang berlebihan. Dia tidak suka berdandan apalagi menghabiskan waktu di salon. Dan yang paling penting... dia bahkan tidak tahu cara mengendarai mobil, apalagi mobil sport kesayanganmu itu, Silvia." Antonio membeberkan semua perbedaan mencolok antara dirinya dan 'Silviana' di hadapan mereka semua, termasuk Silvia sendiri yang kini terdiam membeku.

Duar!

...Bagai disambar petir di siang bolong, seluruh tubuh Silvia mendadak kaku dan membeku di tempat. Kata-kata Antonio bagaikan pukulan telak yang membuatnya terdiam tanpa bisa berkata-kata. Itu artinya, selama ini Antonio telah menaruh curiga dan diam-diam memantaunya....

"Maka dari itu," lanjut Antonio dengan nada penuh perhitungan, "aku sengaja memecat asisten pribadiku setelah mendapatkan kabar bahwa kamu melamar pekerjaan di salah satu perusahaan rekan kerjaku. Dengan begitu, aku bisa lebih leluasa mengawasimu."

"Kau!" desis Silvia geram, kedua tangannya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Amarahnya kembali tersulut mendengar pengakuan Antonio.

"Ya, aku tahu segalanya, Silvia," balas Antonio dengan tenang namun penuh penekanan. "Silviana tidak pernah lulus sekolah karena kondisi mentalnya terganggu. Semua nilainya hancur. Tapi tiba-tiba, dia bisa memahami seluk-beluk bisnis dan mampu menyelesaikan masalah perusahaan dengan begitu cekatan. Kamu sudah melakukan kesalahan besar, Silvia."

...Mendengar ucapan Antonio yang membongkar seluruh penyamarannya, Silvia dengan murka melangkah cepat mendekati mantan suaminya. Tangannya terulur menarik kerah baju Antonio dengan kasar, napasnya memburu menahan amarah yang membakar dadanya....

"Lalu kenapa kamu masih mau mengikuti permainanku selama ini, Antonio?!" tanya Silvia dengan suara bergetar oleh amarah yang mengebu-gebu.

...Bukannya marah atau membalas tatapan tajam Silvia, Antonio justru tersenyum lembut. Perlahan, kedua tangannya terangkat, menyentuh lembut kedua pipi Silvia yang memerah merona akibat air mata dan emosi yang bercampur aduk....

"Karena aku sudah jatuh cinta padamu, Silvia," bisik Antonio lirih, air matanya mulai menetes membasahi pipinya sendiri saat menatap Silvia dalam-dalam. "Saat pertama kali aku melihatmu membuka mata di rumah sakit itu... ada sesuatu yang berbeda. Aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini saat berada di dekat Silviana. Tapi bersamamu... aku merasa seperti kembali muda. Jantungku berdebar kencang setiap kali menatapmu, istriku."

Napas Antonio tercekat sejenak, sebelum melanjutkan dengan suara yang semakin bergetar. "Awalnya, aku mencoba menepis perasaan ini. Aku berusaha meyakinkan diriku bahwa ini hanya perasaan sesaat. Tapi semakin aku berusaha menjauh, semakin dalam perasaanku padamu, Silvia. Aku... aku mencintaimu."

Deg!

...Jantung Silvia berdegup kencang di dalam dadanya, bagai genderang yang dipukul bertalu-talu. Ia membeku di tempat, tatapannya terpaku pada kedua mata Antonio yang kini berlinang air mata. Pengakuan cinta yang begitu dalam dan tulus dari pria yang selama ini ia manfaatkan, benar-benar di luar dugaannya. Ada rasa hangat yang aneh menjalar di hatinya, bercampur dengan kebingungan dan rasa bersalah....

"Seperti yang kamu tahu, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini selain kamu," lanjut Antonio dengan suara tercekat oleh isak tangis yang semakin menjadi. "Leon... dan anak kita yang ada di dalam rahimmu, sayang. Jadi, aku mohon... jangan tinggalkan aku, Silvia. Kekuatan yang kumiliki selama ini... itu karena kamu. Jika kamu benar-benar ingin pergi dariku... lebih baik kamu habisi saja aku sekarang. Karena selama aku masih bernapas... aku akan selalu mengejarmu, ke mana pun kamu pergi, istriku." Air mata Antonio terus mengalir deras, membasahi pipinya saat ia menatap sendu wajah cantik Silvia yang kini tampak diliputi berbagai macam emosi.

"Maafkan aku... suamiku," bisik Silvia di tengah isak tangisnya, lalu berhambur memeluk Antonio erat.

...Air matanya membasahi bahu pria yang selama ini ia bohongi, namun kini hatinya terasa begitu hangat dan terlindungi dalam dekapannya....

Senyum bahagia merekah di wajah

...Antonio. Ia membalas pelukan Silvia dengan erat, seolah tak ingin melepaskannya lagi. Kemudian, dengan penuh kasih sayang, ia mendaratkan ciuman bertubi-tubi di kepala Silvia, merasakan kehangatan dan kelembutan istrinya kembali dalam pelukannya. Rasa sakit dan kebingungan yang selama ini ia pendam, perlahan menguap digantikan oleh kebahagiaan yang tak terhingga....

...Di tengah momen haru yang menyelimuti Antonio dan Silvia, tiba-tiba telinga Edo menangkap suara isak tangis yang lirih. Merasa sedikit terganggu dengan suara tersebut, ia menoleh ke arah Aldo....

"Kamu juga menangis?" tanya Edo sambil menahan tawa geli melihat wajah asisten Antonio yang biasanya dingin dan kaku itu kini berubah merah padam, persis seperti tomat layu yang baru saja direbus. Air mata tampak jelas mengalir di pipi Aldo, kontras dengan ekspresi datarnya selama ini.

"Huuwaaaa!" isak Aldo semakin keras, air matanya mengalir deras tanpa bisa ditahan lagi. "Siapa yang tidak akan menangis, Tuan? Setiap malam, Tuan Antonio sering begadang dan menangis seorang diri sambil menatap foto Nyonya. Bukan cuma itu saja, Tuan Antonio pun sering pingsan dan hampir masuk ruang ICU karena serangan jantungnya kembali kambuh!" ucap Aldo terbata-bata di tengah tangisnya, tanpa sadar telah membocorkan rahasia besar majikannya.

...Padahal, Antonio selalu memperingatkannya dengan keras untuk tidak pernah membicarakan hal itu kepada siapa pun. Namun, hari ini, terbawa oleh suasana haru dan kelegaan melihat Antonio dan Silvia bersatu kembali, Aldo tanpa sengaja telah keceplosan dan membeberkan semua penderitaan yang selama ini dialami oleh Antonio....

"Apa itu benar, suamiku?" tanya Silvia, melepaskan pelukannya dan menatap Antonio dengan mata menyipit penuh amarah.

"I-iya... dan itu karena kamu yang seenaknya kabur, Sayang," protes Antonio, memasang wajah kesal sambil menatap Silvia yang kini balik menatapnya tajam.

"Lalu, bagaimana kamu tahu aku hamil?" tanya Silvia dengan nada penuh selidik, curiga dengan pengetahuan Antonio tentang kehamilannya.

"Karena anak kita menyiksaku, Sayang," jawab Antonio dengan nada sedikit merajuk. "Aku pingsan di kantor dan dibawa ke rumah sakit. Dokter bilang aku mengalami couvade syndrome... kehamilan simpatik. Kalau bukan karena kamu yang sedang mengandung, lalu karena siapa lagi?"

"Siapa tahu ada wanita lain yang hamil di luar sana," tuduh Silvia, meskipun jauh di lubuk hatinya ia tahu itu tidak mungkin. Ada sedikit rasa bersalah yang membuatnya mencari alasan lain.

"Kau ini!" Dengan geram bercampur rindu, Antonio meraih tengkuk Silvia, menariknya mendekat dan langsung mencium bibirnya dengan penuh gairah dan kerinduan di hadapan Edo dan Aldo. Ciuman itu dalam dan melumat, seolah menyalurkan segala emosi yang selama ini tertahan.

...Melihat pemandangan yang begitu intim dan romantis di depannya, Aldo yang masih perjaka ting-ting sontak memerah dan buru-buru menutup matanya dengan kedua tangan, merasa salah tingkah. Sementara itu, Edo hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum tipis, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain, membiarkan pasangan suami istri itu menikmati momen kebersamaan mereka....

(Bersambung)

1
Mama Nakal
kalo menurut aku sih storynya makin seru ajaaa...aku suka alur storynya...gak bertele² juga bagikuh...yah Thor terus semangat yah untuk berkarya nya....
Ricka Monika
aduh Silvia ngapain di ceritain biarkan sj tuh rahasiamu SMP Pedro mati
Nonna Mel
bingung pada kalimat yang merupakan ayah mendiang mertuany,,maksunya yang merupakan ayah mertua mendiang kakanya x thor...?

lain x dicek ulang deh tulisannya biar reader gg bingung menafsirkannya
klo ada masukan jgn marah ya thor semangat 💪💪
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: ok, terima kasih./Pray/
total 1 replies
Ricka Monika
yg salah suaminya kenapa orang lain yg dituduh merebut suaminya,aneh perlu diruqiah nih orang🤣🤭
hibatul wafiroh
keren papah mertuanya
aku suka Antonio semoga jadian Ama silvia
Ricka Monika
sama sama selingkuh aja PD marah marah
Ricka Monika
serem x wajahnya Antonio
Ricka Monika
Silvia cantik banget dan aku suka bibir seksinya
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Alfa Kristanti
Luar biasa
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
mampuss kauu Etaaa 🤣🤣🤣
Sweet Girl
kok sering double double ya Tor...?
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: Thor minta tolong, komen di bab yang terdapat ada doublenya, biar Thor perbaiki.🙏
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: Efek samping akibat terlalu begadan sambil merevisi ulang./Frown/
total 2 replies
Nanin Rahayu
Leon kasihan thorr
Sweet Girl
lhaaaa keintiman yang kemarin apa kabar?
pakek pengaman Ndak...?
Sri Mulyaningsih
Luar biasa
Sweet Girl
bwahahaha makanya jangan main main lagi, kamu Silvia...
siti fatimah
Luar biasa
Nazwa nabila
Leon jelek amat
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: matamu perlu diperiksa.
total 1 replies
ira rodi
kenapa tidak tayangkan vidio tamara bunuh devian....
Aries suratman Suratman
Iya Thor Makin kesini kok Alur Ceritanya
jadi Begini... tidak sesuai dengan harapan, Seharusnya Silvia itu karakternya Wanita kuat Ahli IT, Beladiri, Ahli menggunakan senjata api/pedang Terus punya anak buah dll
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: baca aja novel genre huru-hara
judulnya-TUKAN KOMPLAIN GAK PUNYA OTAK.

Silahkan mencoba☺️🙏.
total 1 replies
Aries suratman Suratman
Apakah Silvia Tidak punya teman atau Orang yang Bisa Diandalkan untuk Balas dendam
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: maksudmu mengandalkan orang lain? lalu untuk apa dia menjadi MC, lebih jadi beban. dan makan tidur dirumah.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!