Kisah seorang gadis yang terpaksa menjadi pelayan pebisnis misterius dan kejam agar organ tubuhnya tidak dijual oleh pria itu akibat ulah ibunya sendiri.
Namun, ia tetap berusaha melarikan diri dari sangkar Tuannya.
Sebuah rahasia besar sang CEO terkuak saat pelayan itu hadir dalam kehidupannya yang membuat pria itu marah besar dan berencana membuat hancur kehidupan gadis itu.
Bagaimana kelanjutan cerita mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
“Pak.. Dia sedang bersama,.” Suara di seberang sana terhenti, tiba-tiba ia ragu harus berkata jujur atau tidak.
“Apa? Kalau bicara yang jelas!” Bentaknya.
“Anna sedang bersama pak Dareen.”
Damian mendengus, “Ok. Kalian kesini.” Perintahnya.
Damian tersenyum licik. Rencana jahat dan gilanya mengalir begitu saja setelah mendengar informasi yang sangat dia benci.
Anna berjalan di bawah cahaya lampu jalan yang sudah mulai redup. Malam yang tenang di kota kecil tempat tinggalnya seolah menyembunyikan kegelisahan yang ia rasakan belakangan ini. Ia merasa ada yang aneh, seperti selalu di awasi, tetapi tidak tahu oleh siapa.
Setiap ia pulang bekerja menuju panti, hatinya selalu terusik. Dirinya hanya terus meyakinkan itu hanyalah rasa takut yang tidak berdasar.
Langkahnya menjadi sedikit cepat, ia merasa ketakutan mulai menyelimuti dirinya. Matanya sibuk melirik ke sana dan ke sini. Di sisi jalan, Ia hanya melihat sebuah mobil hitam yang berukuran besar dalam keadaan mati.
Ia berjalan sedikit demi sedikit dengan rasa takut. Dirinya semakin merinding ketika mendekati mobil itu.
Brakk!!!
Anna terkejut. Jantungnya berdegup kencang seakan orang-orang juga bisa mendengarnya. Tiba-tiba saja pintu mobil terbuka dan beberapa pria berbaju hitam keluar dari sana.
Anna tak mampu lagi menahan ketakutannya. Dengan cepat ia berlari menjauhi mobil itu. Entah mereka hanya orang yang tinggal disana atau tidak. Anna tak peduli itu. Ia hanya merasa harus lari secepat mungkin.
Namun, sialnya. Dia tak pernah memeriksa ke belakang. Lengannya ditarik oleh oranglain.
“Toloo..ng!”
“Hmmp”
Anna memberontak. Tiba-tiba mulutnya ditutup kain dengan aroma yang asing. Kedua tangannya diikat kebelakang. Anna panik. Ia mulai menangis. Tubuhnya yang terus memberontak menghabiskan tenaganya. Kakinya mulai melemah. Perlahan pandangannya mulai mengabur dan pada akhirnya, yang Ia lihat hanya kegelapan.p
“Angkat, tapi jangan sampai terluka sedikit pun.” Titahnya.
Semua berjalan cepat dan terorganisir, seolah-olah ini hanyalah rutinitas biasa bagi mereka.
Di tengah perjalanan, goncangan mobil yang melaju kencang sedikit membuat Anna tersadar.
Matanya mulai berkedip lambat dan kepalanya terasa amat pusing. Ia melihat seorang pria samar-samar sebelum akhirnya ia kembali pingsan.
Setelah satu jam perjalanan, akhirnya Anna terbangun sepenuhnya. Ia mendapati dirinya berada di sebuah
ruangan besar dan mewah yang didominasi warna hitam. Ia melihat tangannya masih terikat. Jantungnya berdebar keras saat mencoba memahami apa yang sedang terjadi.
Krieet..
Suara pintu terbuka membuat Anna terkejut. Disana ia melihat seorang pria gagah dengan senyuman dingin dan penuh kemenangan. Ia adalah Damian.
Anna terbelalak.
“Apa maksud anda menculik saya?!” ujar Anna sedikit lantang.
Damian tak lekas menjawab. Namun ia mengeluarkan ipad dan sebuah memutarkan video. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau ibunya sedang menangis, memohon dan membuat perjanjian jahat.
“Tapi, aku sudah tidak ada hubungannya dengan dia.” Tegas Anna.
“Aku tidak peduli apa kau ada hubungan atau tidak. Hutang tetaplah hutang. Perjanjian yang tertulis dan resmi tak bisa di abaikan saja. Kau pilih, membayar hutang ibumu atau organmu untukku?”
Nafas Anna tercekat. Lidahnya seakan beku. Ia tak menyangka hidupnya akan sepelik ini, keluarganya menjadi sejahat ini padanya yang hanya berusaha untuk tetap hidup dalam kesengsaraan.
Perlahan air mata membasahi pipinya. Ia terisak. Dadanya sesak.
“Aku tak butuh tangisanmu. Kau pilih cepat!”
“Saya,.. Tolong saya..”
Damian semakin tersenyum, ada perasaan aneh merasuki hatinya melihat Anna meminta pertolongannya.
Dengan nada penuh kekuasaan, ia memaksa Anna untuk menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa ia akan menjadi pelayan pribadi di mansionnya.
Ini bukan sekadar pekerjaan, ini adalah cara Damian memastikan Anna selalu berada di bawah kendalinya. Dia ingin mengurung Anna dalam lingkaran kekuasaannya.
Anna yang masih dalam ketakutan mencoba melawan dan memikirkan pilihan lain. Namun, Damian benar-benar tak memberikannya pilihan lain.
Hanya hidup dalam keadaan mati atau benar-benar mati.
.
.
Next👉🏻
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩