[Peringatan!! Judul Novel Tidak Sesuai Dengan Isi Ceritanya]
Tumbuhnya Tujuh Buah Surgawi sejak sekian lama berhasil menggemparkan dunia persilatan.
Tujuh Buah Surgawi bukanlah buah biasa, siapapun yang memakan walau hanya salah satu dari ketujuhnya maka dia akan menjadi pendekar yang tak tertandingi.
Sehingga tidak mengherankan jika buah itu tumbuh banyak pendekar yang menginginkannya, perebutan hingga saling membunuh dan membantai bukanlah sesuatu yang asing.
Zhou Yuan adalah salah satu pemakan Buah Surgawi kedelapan yang tidak dicatat dalam sejarah, buah kedelapan itu dinamai buah kematian, sesaat ia hendak memakannya banyak orang yang menginginkannya hingga suatu ketika Zhou Yuan harus di kepung oleh banyak pendekar yang membuatnya terbunuh.
Sebelum kematiannya, Zhou Yuan memakan Buah Kematian, buah itu membuat Zhou Yuan berengkarnasi setelah seratus tahun kematiannya. Zhou Yuan berniat membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 12 — Kota Riva
"Ibu?"
Zhou Yuan tidak menduga bahwa orang yang mendekati kediaman Xiao Rou adalah ibunya, sepertinya ibunya itu datang berencana untuk menemui dirinya.
Zhou Yuan memberikan hormatnya begitu juga dengan Xiao Rou, setelah beberapa hari di kediaman Keluarga Zhou, gadis itu sudah mengenal Lin Ruyue termasuk statusnya sebagai ibu Zhou Yuan.
"Apa Ibu mengganggumu, Yuan'er?" Lin Ruyue tersenyum menyapa anaknya.
Zhou Yuan menggeleng, ia atau Xiao Rou sama-sama sedang beristirahat sekarang.
"Bagaimana perkembangan Yuan'er, Rou'er? Apa permainan pedangnya meningkat?" Lin Ruyue kemudian menyapa gadis berambut merah tersebut.
"Saudara Zhou belajar dengan baik, Bibi." Jawab Xiao Rou tersenyum tipis.
Xiao Rou sudah diminta Zhou Yuan agar menutupi fakta bahwa dia mengajarkan dirinya, sebab itu sekarang ia pura-pura menjadi guru Zhou Yuan di hadapan Lin Ruyue.
Lin Ruyue mengangguk pelan kemudian ia mengutarakan maksud dan tujuannya yaitu mengajak anaknya pergi ke pasar kota.
"Rou'er, kalau kau mau ikut juga kau bisa pergi bersama Yuan'er?"
"Tidak Bibi, terimakasih, aku harus berlatih teknik pedang kakekku disini..." Xiao Rou menolaknya pelan, ia masih ingin belajar pedang setelah diberi petunjuk oleh Zhou Yuan sebelumnya.
Lin Ruyue mengangguk, tidak masalah, padahal sebelumnya ia ingin membeli sesuatu pada gadis itu di pasar kota.
"Ibu, apa benar kita akan pergi ke pasar kota?" Zhou Yuan bertanya memastikan.
Setelah tujuh tahun dirinya terlahir kembali, Zhou Yuan tidak pernah keluar dari kediamannya karena memang Zhou Yuan sendiri tidak tertarik untuk keluar.
Lin Ruyue mengangguk sebelum menjelaskan niatnya. "Kupikir kau sudah cukup dewasa melihat dunia luar, Yuan'er, tidak ada salahnya jika melakukannya sekarang, apa kau mau ikut bersama ibu?"
Zhou Yuan tidak menolak, perkataan Ibunya benar, tidak ada salahnya ia melihat kota yang dipimpin Keluarga Zhou itu.
Lin Ruyue kemudian menjelaskan bahwa selain mengajak Zhou Yuan jalan-jalan, ia juga mempunyai misi untuk melihat keadaan pasar kota. Di beberapa kasus minggu ini harga sayuran naik, Lin Ruyue ingin menyelidiki sebab itu terjadi.
Lin Ruyue kemudian mengajak Zhou Yuan menaiki kereta kuda yang sudah disiapkan, di sana terdapat enam pengawal yang sudah menunggunya.
Zhou Yuan berdecak kagum ketika melihat ukiran kereta tersebut, selain tampak mewah, kuda yang ditumpanginya juga sangat perkasa dan gagah.
Dalam sekali lihat saja, orang-orang akan menyadari bahwa kereta tersebut berasal dari kalangan atas.
"Ini pertama kalinya kau keluar rumah, Yuan'er, kau mungkin akan terkejut dengan suasana kota kita?" Lin Ruyue tersenyum lembut saat keduanya sudah duduk di dalam kereta.
"Aku tidak sabar melihatnya, Ibu." Zhou Yuan menjawabnya dengan senyuman canggung.
Zhou Yuan tidak yakin akan terkejut hanya karena melihat sebuah kota, di kehidupan pertama ia telah berkelana ke berbagai penjuru termasuk mengunjungi kota-kota.
Lin Ruyue kemudian memerintahkan petugasnya untuk bergerak, kereta kuda segera memacu meninggalkan kediaman Keluarga Zhou.
Zhou Yuan duduk di dekat jendela sambil menoleh ke arah luar untuk melihat-lihat suasana kota yang dikatakan ibunya, baru beberapa langkah meninggalkan kediamannya, Zhou Yuan sudah dibuat terpana.
Zhou Yuan batuk pelan, ia melihat ke arah ibunya yang ternyata sudah menduga reaksinya bakal seperti itu.
"Ibu, kota apa ini?" Tanya Zhou Yuan dengan heran.
Zhou Yuan sudah membaca titik lokasinya di kehidupan kedua ini tetapi setelah melihat kota didepannya ia tidak yakin buku yang dibacanya itu benar.
"Kau tidak pernah membacanya di perpustakaan, Yuan'er..." Lin Ruyue tertawa kecil. "Ini juga adalah yang ingin Ibu ajarkan untukmu sekarang, tentang dimana tempat kita tinggal sekarang."
Zhou Yuan menatap ibunya, sepertinya ini sudah direncanakan, ibunya jelas ingin memberitahu dirinya terhadap sesuatu.
"Yuan'er, apa kau pernah membaca buku tentang Benua Dataran Utara?"
Zhou Yuan sudah mengetahuinya tetapi ia tetap menggeleng. Zhou Yuan ingin menghargai perasaan ibunya yang ingin mengajarinya. "Belum, Ibu."
Lin Ruyue tersenyum hangat. "Benua Daratan Utara adalah nama dari tempat kita tinggal sekarang, benua sangat luas, di bagi empat kekaisaran wilayah..."
Lin Ruyue kemudian menjelaskan panjang lebar pada anaknya, Zhou Yuan yang memperhatikan itu tersenyum tipis karena sudah mengetahui semua itu bahkan lebih dari pengetahuan ibunya.
Di Benua daratan Utara terdapat empat Kekaisaran yang menguasai setiap wilayahnya, Kekaisaran Bulan, Kekaisaran Matahari, Kekaisaran Bintang, dan Kekaisaran Bumi.
Tempat dimana ia sekarang tinggal adalah Kekaisaran Bulan. Kekaisaran terkecil wilayahnya dari tiga Kekaisaran lainnya.
Setiap wilayah Kekaisaran akan dipimpin oleh seorang Keluarga Kekaisaran, status itu menunjukkan bahwa keluarga mereka lebih tinggi jabatannya daripada Keluarga Bangsawan.
Jika Keluarga Bangsawan hanya memimpin kota maka Keluarga Kekaisaran memimpin satu Kekaisaran secara keseluruhan. Bisa dibilang Keluarga Kekaisaran adalah pemimpin dari semua Keluarga Bangsawan.
Di dunia persilatan Keluarga Bangsawan atau Keluarga Kekaisaran memang bagian dari pemerintahan yang memimpin wilayah dan warga biasa. Mereka juga adalah pelaku yang menciptakan aturan serta hukum.
"Ibu, kenapa sistem pemerintahan harus ada peraturannya, bukankah lebih baik seseorang terbebas dari apapun?" Tanya Zhou Yuan, pura-pura bingung.
Zhou Yuan melihat ibunya sangat senang menjelaskan jadi tidak ada salahnya kalau sekarang ia pura-pura menjadi anak kecil biasa.
Lin Ruyue tersenyum lembut. "Umumnya setiap manusia bebas mau bertindak apapun di dunia ini, adanya aturan berguna untuk membatasi kebebasan itu sendiri dari sesuatu yang dilarang..."
"Ibu, lalu apa gunanya sebuah hukuman?"
"Hukuman itu di rancang untuk orang yang melanggar aturan. Yuan'er, coba bayangkan jika suatu wilayah tanpa aturan, mereka akan kacau, saling mencuri, saling membunuh, warganya tidak sejahtera, adanya aturan dan pemerintah untuk mencegah semua itu terjadi."
Zhou Yuan memangut-mangutkan kepalanya karena alasan yang lain, ia takjub karena pemahaman ibunya tentang dunia pemerintahan yang cukup luas.
Perhatian Zhou Yuan mendadak teralihkan ke arah pohon tabebuya yang berwarna ungu berdiri di salah satu pinggiran jalan. Pohon itu sangat indah, berjajar rapih di setiap bangunan kota.
'Kota Riva, kota ini sungguh sangat indah..." Zhou Yuan teringat bahwa sebelumnya ia terpana oleh kota di depannya.
Kota Riva adalah kota yang dipimpin oleh Keluarga Zhou yang terletak disebelah timur Kekaisaran Bulan. Kota Riva merupakan kota menengah, ukurannya tidak terlalu luas namun termasuk kota yang padat.
Dari buku yang dibacanya, Zhou Yuan jadi mengetahui alasan Kota Riva menjadi kota terindah nomor satu di Kekaisaran Bulan.
Kota itu sangat rapih dan memiliki ukuran simetris dari setiap bangunannya, belum lagi ada banyak pohon tabebuya di sepanjang jalan, membuat kota Riva tampak lebih berwarna.
Zhou Yuan belum pernah mendengar Kota Riva di kehidupan pertama, ia yakin kota tercantik itu terbentuk setelah seratus tahun dirinya meninggal.
Kereta Zhou Yuan akhirnya sampai di keramaian yang padat penduduknya, melihat kereta Bangsawan Keluarga Zhou datang para warga sekitarnya tampak bahagia dan menyambutnya dengan senyuman.