Dealova William gadis cantik mahasiswi seni rupa yang akan mengadakan pameran lukisan. Dia bersikeras akan ikut memamerkan lukisan almarhum Nenek Buyut nya. Namun Sang Mama melarangnya dan terjadilah saling rebut lukisan itu.. lukisan itu pun terjatuh dan menimpa tubuh Dealova menyebabkan dia tidak sadarkan diri..
Akan tetapi di saat Dealova membuka kedua matanya dia melihat tempat dan orang orang yang sangat asing baginya.. Dia pun juga sangat asing dengan tubuhnya sendiri.. jiwa Dealova terperangkap masuk ke dalam tubuh kurus petani perempuan yang punya tiga orang anak dan suami yang kasar.
Bagaimana kisah Dealova apakah dia bisa bertahan dari kehidupan mewah nya menjadi petani miskin yang tertindas? Apa Dealova bisa mengubah takdir perempuan miskin itu? Dan apa ada hubungannya dengan lukisan Nenek Buyut dengan fenomena kejadian yang dialami Dealova ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13.
“Ayo cepat sedikit tidak lama lagi kan tiba di jalan yang rata dan banyak rumah rumah nya...” Ucap Dealova sambil terus mempercepat langkah kaki nya, dia tidak bisa menggandeng tangan mungil Anjel karena kedua tangannya membawa barang bawaan. Sedangkan tangan kanan Anjel terus memegang senter untuk menerangi jalan di depan nya agar dia tidak lagi terantuk batu.
Sesaat kemudian..
“Kalian mau ke mana hah?” suara seorang laki laki dewasa di belakang mereka. Suara yang belum pernah didengar oleh Dealova.
Dealova pun mau tak mau menoleh di belakang,, jantung nya berdebar debar lebih kencang saat melihat seorang laki laki yang tubuh nya gagah tinggi besar dan di tangannya membawa obor, wajah nya tidak begitu jelas terlihat karena gelap nya malam, obor dipegang dengan tangan ke atas membuat wajahnya justru tertutup oleh bayang bayang tangan kekar nya..
“Hah siapa lagi dia ini? Apa teman mabok laki laki tidak berguna itu?” gumam Dealova di dalam hati sambil terus mempercepat langkah kaki nya agar cepat sampai di jalan yang rata dan banyak rumah rumah warga.
“Tidak tahu Om.. Papa mengusir kami, jadi kami harus pergi.. entah Mama mau ke mana. Mungkin akan ke rumah Nenek.” Ucap Kakak yang sudah mengenal sosok laki laki itu yang juga merupakan orang desa itu.
“Apa nenek kalian mau menerima.” Ucap laki laki itu sambil menatap Kakak Antony.
“Mamak kamu sudah mengusir kamu Gina. Ayo tinggal di rumah ku kalian kerja di kebun ku saja.” Ucap laki laki itu yang sudah tahu kisah Regina Jelita.
“Ma gimana Ma, kita tinggal di rumah Om Patrik saja ya Ma..” ucap Kakak Antony
“Iya yok Ma.. aku sudah capek kakiku sakit, Om Patrik baik kok Ma...” Ucap Anjel yang jalannya sudah agak pincang pincang karena jempol kaki nya sakit.
Dealova hanya menggeleng gelengkan kepala nya. Dan terus melangkah dengan cepat. Dia sangat takut dengan laki laki yang baru dilihatnya malam ini.
“Ma kita mau ke mana?” tanya Kakak Antony lagi.
“Kita jalan terus, ikuti aku..” ucap Dealova, dan laki laki bertubuh gagah tinggi besar itu terus mengikuti langkah kaki mereka bahkan menawarkan diri untuk membawakan barang barang mereka..
Di saat sudah melewati rumah Nenek , Dealova terus melanjutkan langkah nya..
“Mau ke mana kamu Gina?” tanya laki laki itu lagi dan Dealova tetap membisu sambil terus mempercepat langkahnya..
“Ma kita mau ke mana, rumah Nenek sudah terlewati..” suara imut Anjel terdengar memelas..
“Sabar tidak lama lagi sampai...” ucap Dealova sambil terus melangkah..
Beberapa menit kemudian mereka sudah berada di depan rumah bercat putih yang bersih. Rumah dinas Pak Dokter Anthony..
“Kita mau di rumah Pak Dokter atau hanya untuk mengobati kaki ku Ma?” suara imut Anjel sambil mendongak menatap Sang Mama yang kini berdiri di depan pintu pagar rumah dinas Pak Dokter Anthony yang telah tergembok.
“Ma, nanti Pak Dokter marah ke kita, malam malam kita ke sini.” Ucap lirih Kakak Antony..
“Kita lihat saja..” ucap lirih Dealova pula. Sesaat Dealova menatap pintu rumah Pak Dokter Anthony dan berteriak dengan sangat kencang..
“Pak Dokter tolong buka pintu buat kami!” teriak Dealova.
Mendengar Sang Mama berteriak minta tolong Anjel pun mulai pula menunjukkan keahliannya dalam berteriak
“Pak Dokter tolong aku.. kakiku berdarah!” teriak Anjel dengan sangat lantang hingga Jendro yang tidur terbangun..
Jendro pun menegakkan kepala nya dia tidak menangis apalagi saat melihat rumah putih bersih Pak Dokter bibir nya malah tersenyum lebar...
“Ma... ma... ma... wang... wang...” celoteh Jendro yang teringat di rumah itu Sang Mama mendapat banyak uang dan bisa makan enak.
“Baiklah aku tunggu kalian sampai mendapat tumpangan, kalau malam ini tidak mendapat tumpangan tidurlah di rumah ku.. Mamak ku tidak akan marah Gina...” ucap laki laki itu lagi yang dipanggil oleh anak anak dengan sebutan Om Patrik.
“Issshh siapa sih dia kok care banget sih.. tapi tetap takut aku, meskipun wajah dia tergolong tidak menyeramkan seperti laki laki tukang mabok.” Gumam Dealova di dalam hati sambil melirik ke arah Om Patrik yang kini wajahnya lebih bisa terlihat karena sorot lampu di depan pagar rumah Pak Dokter yang tergolong terang.
Sementara di dalam rumah dinas itu. Pak Dokter Anthony belum tidur, dia masih sibuk membuat laporan yang harus dikirim ke Pimpinan Pusat..
“Siapa? Ada yang sakit, kok seperti suara anak kecil tadi.” Gumam Dokter Anthony yang sering didodok malam malam untuk membantu warga yang sakit..
Dokter Anthony segera melangkah keluar dari kamar nya dan Dia mengintip dari balik jendela kamar yang dia tarik sedikit gorden nya..
“Ibu Regina dan anak anak nya terus siapa laki laki itu? apa suaminya? Kenapa mereka bawa banyak barang..” gumam Pak Dokter Anthony saat melihat orang orang membawa barang bawaan banyak.
Pak Dokter Anthony pun segera membuka pintu rumah nya..
“Pak Dokter tolong kami, kami mau numpang malam ini tidur di teras tidak apa apa Pak Dokter!” teriak Dealova lagi..
Dokter Anthony lalu melangkah keluar untuk membukakan pintu pagar yang sudah dia gembok..
“Ada apa kalian malam malam minta tumpangan?” tanya Pak Dokter sambil membuka kunci gembok.
“Kami diusir Papa Pak Dokter tolong kami..” ucap Kakak Antony dengan nada serius.
“Terus siapa kamu?” tanya Pak Dokter sambil menatap Om Patrik.
“Saya Patrik Pak Dokter, tetangga mereka saya tadi lihat mereka malam malam kok berjalan terus saya ikuti, saya tawarkan untuk menumpang di rumah saya Gina tidak mau.”
“Ooo.. Ayo masuklah..” ucap Pak Dokter yang tidak tega hati melihat perempuan kurus dan ketiga anak kecil malam malam mencari tumpangan.
“Om tinggalkan kami, maaf Mama tidak mau di rumah Om.” Ucap Kakak Antony sambil menoleh ke arah Om Patrik.
“Iya.” Ucap laki laki itu tampak kecewa lalu pergi dari situ.
“Bagaimana mungkin Gina bisa berani menumpang di rumah Pak Dokter.” Gumam nya lagi dan terus melangkah meskipun masih menoleh noleh melihat Regina Jelita dan ketiga anaknya yang telah masuk ke rumah Pak Dokter Anthony.
Di saat mereka sudah masuk ke dalam rumah.. terlihat ibu asisten rumah tangga Pak Dokter Antony sudah berada di ruang tamu dengan ekspresi wajah tampak bingung..
“Ada apa dengan mereka Dok?” tanya perempuan setengah baya itu.
“Tolong buatkan mereka minuman Bu lalu siapkan kamar tamu buat mereka..”
“Dok, bagaimana kalau suami nya menyusul ke sini dan marah marah sambil mabok, menakutkan Dok. Apalagi kalau mengajak teman teman nya yang tukang mabok mabok itu.” Ucap Bu Asisten Rumah tangga dengan nada dan ekspresi wajah sangat ketakutan.
hadehhh di kira mau pindahan kali apa ya bawa2 kasur ma tv sekalian kiaps wis g ada tata krama blas
ayooook kira2 terungkap g ya klo yg di tubuh regina adalah dealova
yahhhh miga aja agak jera lah si yudas nya
dannn kenapa sih rajin sekali mendalak me delik kiiii hadehhh opo g wedi lak motone glinding opo yoooo🤔
Wkwkwk makanan dipesta habis ya stef kasian😁
ayoo kk thor lakukan sesuatu gitu
suruh si guguk gigit kek atau kasih gandol di celana akhirnya celananya ketarik dan buahahaaaaaaa.... 🤔🤔🤔🤔
tp ngaruh g tuhhhh nnti
liat aja apa yg di lakuiin sm otornya kira2 🤔
yaaa mgkin ada jalan rahisa khusus badan m3lebar kali
hahahaaaa